Investor
Sabtu, 09 April 2022 19:46 WIB
Penulis:Hafidz Trijatnika
Editor:Hafidz Trijatnika
PALEMBANG - Berinvestasi menjadi kata-kata yang populer di masyarakat, khususnya kaum milenials. Dulu, istilah investasi terkesan mewah, dan hanya dibicarakan oleh orang-orang dewasa dengan harta yang banyak.
Namun saat ini investasi menjadi sangat lazim dibicarakan semua orang. Anak muda di warung kopi saat ini bukan saja berbincang tentang percintaan, namun juga instrumen investasi yang tersedia.
Namun kesalahan investasi mengincar semua orang. Bahkan mereka yang relatif lebih paham, tidak akan terhindari dari bahaya-bahaya kesalahan investasi. Bukan hanya pemula saja yang terancam dengan bahaya-bahaya ini.
Prinsip-prinsip berikut ini akan bisa meminimalisir kesalahan yang bisa dilakukan pemula maupun investor kawakan. Gunakan cara-cara ini agar bisa mendapatkan keuntungan namun tidak membuang-buang uang yang sudah susah payah kamu kumpulkan.
Saat kamu hendak berinvestasi, pastikan sudah mempelajari instrumen investasi yang sudah kamu pilih sebelumnya. Instrumen investasi saat ini sangat beragam, mulai dari saham, reksadana, emas digital, uang kripto, dan lainnya.
Pastikan kamu mengetahui fundamental dari setiap instrumen yang bakal kamu investasikan. Jangan berinvestasi hanya karena instrumen tersebut sedang ramai. Termakan janji manis sehingga kamu merasa fear of missing out (FOMO).
Memang untung bila investasi tersebut ternyata bagus. Namun kamu hanya akan menyesal apabila instrumen tersebut tidak menghasilkan dan malah uang kamu menguap.
Jangan berinvestasi menggunakan uang panas. Uang panas di sini misalnya; uang untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan pendidikan anak, tabungan kesehatan, atau uang untuk modal usaha. Gunakanlah uang dingin dengan jumlah yang disesuaikan.
Jangan berinvestasi lebih daripada kemampuan kamu. Serta jangan berutang untuk investasi. Bergantung pada resikonya, investasi ada yang high risk high return dan low risk low return. Sesuaikan dengan profil kamu.
Kalau kamu belum paham dalam berinvestasi dan masih belajar, disarankan yang low risk low return saja. Jangan berharap ada investasi yang low risk high return karena bisa jad itu adalah penipuan.
Saat ini, keberadaan teknologi memunculkan jenis-jenis bisnis baru. Kamu harus bisa menyesuaikan diri dengan informasi-informasi baru agar bisa berinvestasi di bisnis yang tepat.
Tidak semua bisnis teknologi dan digital dapat menghasilkan uang dengan cepat, karena penerapan teknologi baru masih perlu adaptasi dan penyesuaian dengan masyarakat.
Pastikan kamu paham terlebih dahulu terhadap bisnis yang kamu investasikan. Misal, membeli saham Bank BCA akan jauh lebih menjanjikan dibandingkan membeli saham bank digital. Meskipun sama-sama bank, apabila kamu tidak sepenuhnya paham mengenai bisnis bank digital, kamu tidak akan bisa memprediksi bagaimana bisnis bank digitalnya ke depan.
Daripada FOMO, lebih baik kamu cari tahu dulu mengenai bank digital dan berinvestasi belakangan. Terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali.
Diversifikasi adalah salah satu strategi yang paling lazim dilakukan oleh investor. Kamu bisa memiliki cadangan investasi seandainya salah satu instrumen yang kamu beli tidak menghasilkan return yang diharapkan.
Diversifikasi terhadap investasi pun dapat menyelamatkan harta yang kamu tanamkan. Jangan serakah dan menganggap investasi kamu ini jagoan dan bakal selalu menguntungkan.
Risiko buruk investasi anjlok akan menyelamatkan kamu bila kamu tidak menanam investasi di satu instrumen saja. Portofolio kamu sebisa mungkin beragam dengan berbagai jenis instrumen.
Sabar menjadi salah satu prinsip paling kuat harus dimiliki investor. Tidak sabar akan membuat kamu menyesal. Bisnis yang kamu investasikan bisa beroperasi jauh lebih lambat dan menghasilkan keuntungan dalam waktu yang lama.
Lihat polanya dan kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya supaya kamu tahu kapan waktu yang tepat untuk menjual dan membeli.
Dari semua kesalahan yang mungkin Anda lakukan dalam proses perjalanan investasi Anda, kesalahan terbesar yang mungkin Anda lakukan adalah tidak berinvestasi sama sekali. Pensiun membutuhkan dana yang tidak sedikit dan sayangnya kebanyakan dari kita tidak mampu menabung cukup banyak tanpa mendapatkan bantuan dari investasi baik dari saham, reksa dana, dan sebagainya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 09 Apr 2022