Aisyiyah Perkuat Upaya Pencegahan P2GP, Bukti Komitmen Melindungi Hak Perempuan

Senin, 06 Oktober 2025 14:59 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

ft1-845x321.jpg
Acara Sosialisasi dan Advokasi Program P2GP (Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan) secara hybrid, Kamis (2/10/2025). (ist/sumsel.aisyiyah.or.id)

PALEMBANG, WongKito.co - Organisasi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah, berkomitmen dalam meningkatkan kesadaran melindungi hak-hak perempuan, terutama dalam upaya memperkuat upaya Pencegahan Praktik Pemotongan dan Perlukaan Gentalia Perempuan (P2GP). 

Hal ini dibuktikan dengan menggelar sosialisasi dan advokasi Pencegahan Praktik Pemotongan dan Perlukaan Gentalia Perempuan secara hybrid, Kamis (02/10/2025).

Dilansir dari laman resmi Aisyiyah Sumsel, kegiatan yang berpusat di Gedung KH Faqih Usman, Universitas Muhammadiyah Palembang tersebut diikuti oleh kader kesehatan dan mubalighat Aisyiyah dari Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir, dan Banyuasin. 

Meninjau P2GP dari sisi agama, Siti Majidah dari Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP Aisyiyah menjelaskan, putusan Aisyiyah dalam pencegahan praktik P2GP karena tidak ada dasar syari yang sesuai dan sahih untuk sunat perempuan.

“Tidak ada dasar syari maka sunat pada perempuan tidak dapat menjadi perbuatan wajib maupun sunnah dalam agama Islam dan tidak ada bukti medis tentang manfaat surat bagi perempuan dan sunat perempuan dapat menjadi mukaddimah (pintu masuk) terjadinya mudarat yang lebih besar,” jelasnya dikutip, Senin (06/10/2025).

Dalam kesempatan tersebut, peserta diberikan penjelasan Program gerakan Aisyiyah Sehat (GRASS) dan peran kader dalam pencegahan praktik pemotongan dan pelukaan genetika perempuan (P2GP) oleh Chairunissa, selaku Wakil Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah. Disusul arahan Diah Lestari Budi dari Devisi Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat terkait Rencana Tindak Lanjut agar sosialisasi dan advokasi P2GP terlaksana.

Adapun rencana tindak lanjut peserta advokasi dan sosialisasi ini, Aisyiyah memastikan Dinas Kesehatan setempat akan membuat kebijakan berupa surat edaran yang ditujukan kepada tenaga medis, tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk tidak melakukan dan atau memberikan pelayanan praktik sunat perempuan.

Aisyiyah juga akan melaksanakan pertemuan lanjutan dengan mengundang tokoh agama dan tokoh masyarakat membahas tentang dampak kesehatan praktik sunat perempuan. Lembaga atau organisasi kemasyarakatan yang telah menandatangani komitmen akan melaksanakan upaya edukasi, sosialisasi, dan advokasi lebih luas terkait dampak kesehatan sunat perempuan.

Nopianti selaku Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumatera Selatan berharap, kesadaran masyarakat akan bahaya P2GP semakin meningkat, sehingga dapat melindungi anak perempuan dari risiko kesehatan fisik dan psikologis. (*)