sumsel
Selasa, 21 November 2023 20:21 WIB
Penulis:Nila Ertina
PALEMBANG, WongKito.co - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumatera Selatan berkolaborasi mengajak jurnalis untuk bersama-sama menangkal atau melawan penyebaran informasi hoaks pada tahapan Pemilu 2024.
Sosialisasi pengawasan penyelenggaraan pemilu partisipatif dengan tema "Peran Jurnalis Media dalam Menangkal Berita Hoaks pada Tahapan Pemilu Tahun 2024", Selasa (21/11/2023).
Komisioner Bawaslu Sumsel Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi, Ahmad Naafi ketika membuka acara yang diikuti puluhan jurnalis dari media anggota AMSI Sumsel dan media lainnya mengatakan melibatkan media dalam pengawasan pemilu menjadi bagian penting dalam mendukung pelaksanaan pesta rakyat yang bersih dan transparan.
“Penyebaran informasi yang akurat dan kredibel mendukung upaya mewujudkan pemilu bersih dan transparan," kata dia.
Baca Juga:
Ia berharap kerja sama Bawaslu dan media akan semakin membuka pemahaman masyarakat dalam pengawasan pemilu di Sumatera Selatan.
Sehingga, sosialisasi dan pelatihan serupa tidak hanya difasilitasi Bawaslu Sumatera Selatan tetapi akan ditindalanjuti Bawaslu pada 17 kabupaten dan kota di daerah tersebut, ujar dia.
Sementara program kerja sama AMSI dan Bawaslu Sumatera Selatan tersebut, menghadirkan dua narasumber yaitu, Ketua Bidang Advokasi dan Regulasi Media AMSI, Agus Perdana dan trainer Cek Fakta berlisensi Google yang juga Pemred WongKito.co, Nila Ertina FM.
Agus yang juga trainer Cek Fakta berlisensi Google menjelaskan, jurnalis harus memprioritaskan pemberitaan untuk kepentingan publik, menjunjung tinggi nilai kebenaran, mematuhi standar etika, serta mendukung kepentingan masyarakat.
“Pentingnya verifikasi terhadap klaim dari narasumber, serta memastikan keberadaan bukti yang mendukung informasi yang disampaikan,” kata dia.
Dia menjelaskan penting sekali bagi jurnalis untuk bersikap skeptis dalam menjalankan profesinya.
“Jurnalisme hendaknya menyajikan produk jurnalistik yang dibutuhkan publik bukan bertujuan untuk menciptakan berita yang selalu memuaskan semua orang," ujar dia saat menyampaikan materi pada sesi pertama kegiatan tersebut.
Selanjutnya, pada sesi kedua, Nila menegaskan bahwa jurnalis bertanggung jawab dalam menyampaikan kebenaran dan melawan informasi hoaks.
Menurut dia, kekinian mayoritas masyarakat Indonesia, termasuk di Sumatera Selatan telah mengakses internet dengan media sosial dan aplikasi percakapan yang paling banyak digunakan.
Baca Juga:
Di Sumatera Selatan saja, dari 8,6 juta jiwa penduduk 70 persen lebih kini telah mengakses internet. Data menunjukan, mayoritas mengakses facebook dan whatsapp.
Sedangkan peredaran konten hoaks atau misinformasi dan disinformasi tertinggi berada di dua platform tersebut.
Karena itu, ia menyampaikan penting sekali untuk membentengi publik dari paparan hoaks, dan media tentunya harus mengambil peran melawan penyebaran informasi bohong, kata dia lagi.(*)