Anak Terlalu Banyak Tidur Siang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Kognitif

Senin, 21 Agustus 2023 07:27 WIB

Penulis:admin

Editor:admin

 Anak Terlalu Banyak Tidur Siang Berpengaruh Terhadap
Anak Terlalu Banyak Tidur Siang Berpengaruh Terhadap (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - Perlu diketahui oleh para orang, anak bayi yang terlalu banyak tidur siang ternyata berpengaruh terhadap perkembangan kognitifnya.

Anak akan memiliki kosakata yang sedikit diakibatkan terlalu tidur siang. Sebuah penelitian dari University of East Anglia menunjukan pengaruh tidur siang pada anak. Senin, 21 agustus 2023.

 Orang tua kerap mengkhawatirkan tentang jumlah tidur anak mereka yang terlalu sedikit atau terlalu banyak. Namun, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa beberapa anak lebih efisien dalam mengkonsolidasikan informasi selama tidur, sehingga mereka lebih jarang tidur siang.

Sementara yang lain, biasanya anak-anak yang memiliki lebih sedikit kata dan keterampilan kognitif yang lebih buruk, perlu lebih sering tidur siang.

Tim peneliti mengatakan bahwa mengurangi tidur siang untuk anak-anak tidak akan meningkatkan perkembangan otak, dan mereka harus dibiarkan tidur siang sesering dan selama yang mereka butuhkan.

Baca juga

Peneliti utama Dr Teodora Gliga mengatakan: "Ada banyak kecemasan orang tua seputar tidur. Orang tua khawatir anak-anak mereka tidak tidur siang sebanyak yang diharapkan untuk usia mereka - atau tidur siang terlalu sering dan terlalu lama,” terangnya.

"Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa seberapa sering seorang anak tidur siang mencerminkan kebutuhan kognitif masing-masing. Beberapa lebih efisien dalam mengkonsolidasikan informasi selama tidur, sehingga mereka lebih jarang tidur siang,” ungkapnya.

Selain itu penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan skor kosa kata rendah lebih sering tidur siang. 

"Anak-anak dengan kosakata yang lebih sedikit atau skor yang lebih rendah dalam ukuran fungsi eksekutif, lebih sering tidur siang. Anak-anak kecil secara alami akan tidur siang selama yang mereka butuhkan dan mereka harus diizinkan melakukan hal itu," tambahnya.

Tim peneliti mempelajari 463 bayi berusia antara delapan bulan dan tiga tahun selama lockdown pada tahun 2020.

Baca juga

Orang tua disurvei tentang pola tidur anak-anak mereka, kemampuan mereka untuk fokus pada suatu tugas, menyimpan informasi dalam ingatan mereka, dan jumlah kata yang mereka pahami dan dapat ucapkan.

Mereka juga bertanya kepada orang tua tentang status sosial ekonomi mereka, termasuk kode pos, pendapatan, dan pendidikan mereka. Juga tentang jumlah screentime dan aktivitas di luar ruangan yang dilakukan anak mereka.

Dr Gliga berkata: "Lockdown memberi kami kesempatan untuk mempelajari kebutuhan tidur intrinsik anak-anak karena ketika anak-anak berada di penitipan anak, mereka jarang tidur siang sebanyak yang mereka butuhkan,” terangnya. 

Penelitian juga mengungkap orang tua dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung melaporkan kualitas tidur yang buruk "Sementara mayoritas orang tua memberi tahu kami bahwa tidur anak mereka tidak terpengaruh oleh lockdown, orang tua dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah lebih cenderung melaporkan tidur yang memburuk,” terangnya. 

Temuan ini juga menunjukkan bahwa anak-anak memiliki kebutuhan tidur yang berbeda. Beberapa anak mungkin tidak tidur siang lebih awal karena mereka tidak membutuhkannya lagi. Yang lain mungkin masih perlu tidur siang setelah usia tiga tahun.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu