GayaKito
Cari ini Bikin Kamu jadi Orang Tua Toxic
JAKARTA - Orang tua sangat berperan dalam kehidupan anak mereka bahkan ketika anak sudah memasuki usia dewasa.
Seringnya orang tua merasa apa yang mereka lakukan adalah yang terbaik untuk sang anak meskipun kenyataanya bisa jadi tidak begitu.
Hal ini pula yang diungkapkan oleh terapis keluarga bersertifikasi Sarah Epstein LMFT. Kepada Psychology Today ia menulis 3 mindset orang tua yang bisa berdampak buruk untuk anak mereka.
1. Tugas Saya Adalah Menyelesaikan Masalah Anak Saya yang Sudah Dewasa
Beberapa orang tua yang memiliki anak berusia dewasa percaya bahwa tugas mereka adalah menyelesaikan masalah anak yang sudah dewasa. Hal ini tercermin melalui nasihat yang tidak diminta, menawarkan fasilitas untuk mencegah anak mereka mengalami kesulitan, atau menengahi pertengkaran antara anak mereka yang sudah dewasa dan saudara kandung atau orang-orang terdekat lainnya.
Baca Juga:
- Kualitas Udara Palembang Berstatus Bahaya, Sekolah kembali Belajari Daring
- Kilang Pertamina Plaju Raih Penghargaan Subroto 2023
- Inilah Resep Mochi Stroberi, Hanya 6 Bahan Bikinnya Gampang Nian
Orang tua seperti ini cenderung menjadi frustasi ketika anak mereka gagal mengikuti nasihat mereka, tidak cukup menghargai fasilita yang diberikan (atau bahkan menyia-nyiakan), dan berulang kali meminta mereka untuk menengahi lebih banyak perselisihan.
Ketika orang tua memperbaiki masalah anak-anak mereka yang sudah dewasa, mereka merampas kemampuan anak tersebut untuk belajar mengatasi permasalahannya sendiri dan mengirimkan pesan bahwa orang tua tidak mempercayai anak mereka untuk memperbaikinya sendiri.
2. Pilihan Anak Saya Harus Mencerminkan Nilai-Nilai Saya
Sampai batas tertentu, orang tua secara alami akan melihat anak-anak mereka sebagai perpanjangan tangan dari diri mereka sendiri. Namun jika hal tersebut sudah berlebihan, orang tua dapat merespons tumbuhnya kemandirian anak mereka dengan menekan anak mereka untuk membuat keputusan yang selaras dengan harapan dan impian orang tua serta memberikan cerminan baik bagi orang tua tersebut.
Orang tua mungkin mencoba melakukan hal-hal seperti mengarahkan anak mereka ke karier yang mentereng , memaksa anak mereka untuk pergi beribadah, atau memeriksa tubuh anak mereka jika tidak memenuhi standar kecantikan konvensional.
Anak-anak yang sudah dewasa ini mungkin akan bekerja keras untuk memenuhi standar orang tua mereka sehingga mereka kehilangan diri sendiri atau menentang dan mungkin mengecewakan orang tua tercinta mereka.
3. Anak Saya Adalah Bayi Saya dan Saya Akan Selalu Memperlakukan Mereka Seperti Itu
Di beberapa keluarga, orang tua kesulitan memperlakukan anak yang sudah dewasa sebagai orang dewasa, sebaliknya mereka malah menawarkan pengasuhan dengan cara yang tidak sesuai usia.
Daripada membicarakan secara dewasa tentang pekerjaan atau minat anak yang sudah dewasa, orang tua mengingatkan mereka untuk menyiapkan bekal makan siang dan memakai jaket karena di luar dingin.
Orang tua mungkin melakukan ini karena sedih tidak lagi membesarkan anak kecil atau merasa tidak punya tujuan ketika tugas utama membesarkan anak berakhir.
Perubahan kecil dalam pola pikir bisa berdampak besar dalam hubungan antara orang tua dan anak-anak yang sudah dewasa. Ketika orang tua mengambil inisiatif untuk memandang anak-anak mereka sebagai orang dewasa dan menghormati otonomi serta pilihan hidup mereka, sejatinya mereka tengah membukakan pintu agar anak mengakses pengalaman berharga.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 01 Oct 2023