Minggu, 30 Oktober 2022 18:33 WIB
Penulis:Susilawati
PALEMBANG,WongKito.co, - PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju terus tunjukkan komitmen terhadap upaya keberlanjutan lingkungan. Tak terbatas pada lingkungan di dalam area operasional, Kilang Pertamina Plaju juga terus menunjukkan perhatian pada lingkungan masyarakat, termasuk salah satunya upaya adaptasi iklim.
Sejak 2018, dengan semangat Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), Kilang Pertamina Plaju terus mendukung implementasi Program Kampung Iklim (ProKlim) yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dengan telah membina sebanyak 15 kampung iklim terkategori madya dan utama di Kecamatan Plaju, Kota Palembang.
Di Kelurahan Talangbubuk, Kilang Pertamina Plaju telah mengajak masyarakat mengkreasikan limbah non B3 menjadi produk perabotan dan pengolahan limbah organik menjadi eco enzim. Saat ini juga sedang dikembangkan pembuatan pupuk cair dengan bahan limbah cair produksi tempe.
Baca Juga :
Di RW 02 Kelurahan Plaju Ulu, masyarakat diajak memanfaatkan lahan sempit menjadi vertical garden, mengolah produk tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi teh herbal dan MPASI. Produk teh herbal dari TOGA ini juga telah resmi menjadi salah satu souvenir perusahaan serta event-event besar lainnya. Ada juga kegiatan optimalisasi pengolahan limbah tempe dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mandiri energi.
Masih di kelurahan Plaju Ulu, tepatnya di RW 16, Kilang Pertamina Plaju mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah dengan urban farming dan menerapkan Water Barrel Irrigation System (TERALIS) sebagai sumber pengairan. Sementara di RW 12 Kelurahan Plaju Ilir, telah dikembangkan UMKM rengginang dan budidaya ikan lele.
Penataan kawasan kampung di Kelurahan Talangbubuk dan Plaju Ulu yang terus dilakukan secara berkelanjutan juga telah mengubah dua kelurahan ini menjadi semakin cantik dengan sentuhan kreativitasnya, sehingga mendatangkan potensi daya tarik wisata.
Terdapat lima lokasi Proklim yang berhasil mendapat kategori utama di tahun 2022 ini, yakni Kelurahan Plaju Darat, Kelurahan Talangbubuk, RW 02 Kelurahan Plaju Ulu, RW 16 Kelurahan Plaju Ulu dan RW 03 Kelurahan Bagus Kuning. Dengan bergabungnya Kelurahan Bagus Kuning dan Plaju Darat menjadi Proklim Utama tahun ini, kecamatan Plaju akhirnya punya 5 lokasi Proklim utama.
Adapun sepuluh kampung iklim lainnya mendapat kategori Proklim Madya, antara lain Kelurahan Komperta, RW 08 Kelurahan Plaju Ulu, RW 12 Kelurahan Plaju Ulu, RW 12 Kelurahan Plaju Ilir, RW 04 Kelurahan Talangputri, RW 07 Kelurahan Talangputri, RW 08 Kelurahan Talangputri, RW 03 Kelurahan Plaju Ulu, dan RW 11 Kelurahan Plaju Ulu.
Atas tiga tahun komitmen itu, Kilang Pertamina Plaju kembali raih penghargaan Perusahaan Pendukung Proklim dari KLHK. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Menteri LHK RI Siti Nurbaya Bakar kepada Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Siti Rachmi Indahsari kemarin (28/10/2022) di Jakarta.
Nurbaya dalam sambutannya mengungkapkan, penerimaan penghargaan proklim ini diselenggarakan sejak tahun 2016. Menurutnya, semangat harus senantiasa didengungkan dengan melakukan aksi nyata untuk melindungi bangsa dan negara dari dampak perubahan iklim.
“Kita harus melakukan setiap usaha untuk menangani dampak perubahan iklim dari tingkat tapak” ujar Nurbaya. Kontribusi dari setiap unsur masyarakat termasuk dukungan perusahaan, telah berdampak nyata terhadap replikasi kampung-kampung iklim lainnya di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK RI Ir. Laksmi Dhewanthi dalam laporannya, melalui Proklim, pemerintah dapat meningkatkan upaya ketahanan dari dampak perubahan iklim serta dapat dilakukan dari tingkat paling bawah.
“Banyaknya pihak yang terlibat dalam program proklim, merupakan hal yang sangat menggembirakan, hal ini menunjukkan bahwa komitmen untuk membentuk ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan efek rumah kaca sudah sangat besar,” kata Laksmi.
Kegiatan utama ProKlim terbagi dalam dua dimensi: Adaptasi dan Mitigasi. Pada dimensi adaptasi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan yakni pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, Penanganan atau Antisipasi Kenaikan Muka Laut, Rob, Intrusi Air Laut, Abrasi, Ablasi atau Erosi Akibat Angin, Gelombang Tinggi dan Pengendalian Penyakit terkait Iklim.
Sementara dalam dimensi mitigasi, kegiatan Proklim meliputi pengelolaan sampah, limbah padat dan cair, penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi, budidaya pertanian rendah emisi GRK, peningkatan tutupan vegetasi, serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Mewakili Kilang Pertamina Plaju, Rachmi mengatakan pihaknya amat mengedepankan pentingnya kolaborasi berbagai elemen dalam implementasi Proklim. “Kehadiran kami sebagai sebuah entitas bisnis mengoptimalkan kerjasama dengan strategi pentahelix, dengan keterlibatan aktif pemerintah setempat, perusahaan, akademisi, media dan tentunya masyarakat,” ujarnya.
Kilang Pertamina Plaju konsisten mengajak masyarakat dalam aksi dan mitigasi proklim untuk lingkungan yang lebih baik. “Mudah-mudahan peran kami akan terus berlanjut sampai kapanpun, sehingga akan muncul terus local hero yang selalu mengingat bahwa ketika kita mencintai lingkungan, lingkungan akan mencintai kita,” katanya.
Usaha yang terus berkelanjutan dari Kilang Pertamina Plaju dalam mendukung implementasi Proklim selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) ketiga belas yakni mengambil tindakan cepat untuk untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
Sebagai anggota dari United Nations Global Compact (UNGC), PT Kilang Pertamina Internasional melalui Kilang Pertamina Plaju juga mendukung 10 prinsip dari UNGC, khususnya aspek lingkungan pada prinsip 8, yaitu melaksanakan inisiatif untuk mempromosikan tanggung jawab terhadap lingkungan yang lebih besar.
Dengan Proklim ini juga Kilang Pertamina Plaju telah turut mendukung implementasi ESG (Environmental, Social & Governance) dengan dengan mengajak masyarakat mengelola perubahan iklim secara berkesinambungan.