BPS: 50 Persen Lansia Indonesia Masih Harus Bekerja

Senin, 18 Agustus 2025 15:54 WIB

Penulis:Nila Ertina

Ilustrasi aktivitas lansia.
Ilustrasi aktivitas lansia. (NHS)

JAKARTA - Di tengah meriahnya peraya Hari Kemerdekaan, 17 Agustus, biasanya, kita mengenang perjuangan pahlawan yang membawa Indonesia merdeka dari penjajahan. Tapi di era modern ini, ada satu bentuk “kemerdekaan” lain yang tak kalah penting yaitu kemerdekaan finansial.

Hingga kini, banyak orang Indonesia masih berjuang melawan beban utang, kebutuhan hidup yang terus meningkat, sampai rasa was-was soal masa depan. Pertanyaannya, apakah mungkin untuk meraih kemerdekaan finansial sebelum usia pensiun?

Badan Pusat Statistik (BPS) 2023,  melaporkan sekitar 53,9% lansia Indonesia masih bekerja karena keterbatasan finansial. Bahkan, hanya 5% lansia yang bisa hidup dari uang pensiun. Artinya, mayoritas belum punya perlindungan finansial yang cukup.

Baca Juga:

Situasi ini bikin banyak orang sadar kalau kemerdekaan finansial bukan sekadar mimpi, tapi kebutuhan. Nah, di sinilah perencanaan keuangan, investasi, dan proteksi lewat asuransi berperan penting.

Allianz: Mindset Jadi Kunci Merdeka Finansial

Wahyuni Murtiani, Head of Corporate Communications Allianz Life Indonesia, menegaskan bahwa mindset dan perencanaan adalah faktor utama.

“Di tengah kondisi ekonomi yang pelik, merdeka secara finansial terlihat hanya sebatas angan-angan. Tapi masalah utama justru terletak pada mindset dan persiapan pengelolaan finansial yang tepat,” jelas Wahyuni melalui pernyataan tertulis yang diterima TrenAsia, dikutip Senin, 18 Agustus 2025.

Allianz Indonesia pun rutin menggelar literasi finansial lewat acara Ngobrol Bareng Allianz Citizens (NgobrAZ). Tahun ini, topiknya: “Financial Independence at 50: Real Life or Fantasy” bersama perencana keuangan bersertifikat, Annisa Steviani.

Apa Itu Kemerdekaan Finansial?

Menurut Annisa, kemerdekaan finansial artinya punya kebebasan memilih gaya hidup tanpa bergantung pada orang lain. Tandanya antara lain:

  • Bebas dari utang
  • Punya rumah tetap
  • Memiliki dana darurat
  • Punya asuransi kesehatan & jiwa
  • Bisa hidup tanpa harus bekerja aktif
  • Sehat fisik, mental, dan finansial

Tapi untuk sampai ke titik itu, ada tiga komponen penting yang harus dipenuhi:

  • Aset produktif yang dikumpulkan sejak usia muda.
  • Pendapatan pasif dari investasi.
  • Perlindungan asuransi agar aset tetap aman.

Baca Juga: 10 Ciri Pasangan Red Flag Soal Keuangan yang Perlu Diwaspadai

Tahapan Menuju Kemerdekaan Finansial

Setiap orang punya siklus hidup finansial berbeda. Tapi secara umum, Annisa membaginya dalam tiga fase:

1. Usia Produktif (20–50 Tahun)

Inilah masa paling krusial. Cash flow harus sehat, utang terkendali, dan mulai bangun aset. Beberapa tipsnya:

  • Alokasikan penghasilan untuk dana darurat, pendidikan anak, pensiun, dan asuransi.
  • Mulai belajar investasi: deposito (return ±4%/tahun), SBN (±6%/tahun), atau reksa dana.

Sesuaikan tujuan investasi:

  • Jangka pendek (1–3 tahun): tabungan, reksa dana pasar uang.
  • Jangka menengah (3–5 tahun): reksa dana pendapatan tetap.
  • Jangka panjang (>5 tahun): saham, ETF, bisnis, atau reksa dana saham.

2. Usia Jelang Pensiun (50–58 Tahun)

Di fase ini, hasil investasi mulai terasa, tapi jangan berhenti menabung. Prioritasnya:

  • Pastikan dana pensiun cukup.
  • Tambahkan proteksi lewat asuransi kesehatan & jiwa.
  • Rencanakan warisan sejak dini.

3. Usia Pensiun (>60 Tahun)

Saatnya panen hasil dari kerja keras. Passive income bisa datang dari:

  • Usaha properti (kontrakan, kos-kosan, ruko)
  • Investasi seperti deposito, SBN, DPLK
  • Bisnis yang sudah berjalan

Di tahap ini, pembagian warisan juga bisa mulai direncanakan.

Kenapa Asuransi Jadi Pilar Utama?

Banyak orang menganggap investasi sudah cukup. Padahal, tanpa asuransi, aset bisa tergerus biaya tak terduga, terutama kesehatan. Itulah kenapa Allianz menekankan pentingnya proteksi sejak usia produktif.

Asuransi bukan cuma soal perlindungan, tapi juga strategi menjaga aset agar tujuan keuangan tetap on track.

Baca Juga:

Merdeka Finansial: Realistis atau Hanya Fantasi?

Kalau dilihat dari data BPS, memang tantangan finansial masyarakat Indonesia masih besar. Tapi dengan disiplin perencanaan, membangun aset, dan proteksi lewat asuransi, kemerdekaan finansial di usia 50 bukan hal mustahil.

Seperti pesan Annisa, kuncinya ada di perencanaan yang tepat, disiplin, dan konsistensi.

Kesimpulan: Mulai Sekarang, Bukan Nanti

Bicara soal kemerdekaan finansial, semakin cepat mulai, semakin besar peluang untuk meraihnya. Gen Z dan Milenial masih punya waktu panjang untuk menyiapkan diri. Dari belajar investasi kecil-kecilan, menabung rutin, sampai melindungi diri dengan asuransi, semua bisa jadi bekal menuju masa depan bebas finansial.

Karena pada akhirnya, siapa sih yang nggak mau merdeka finansial sebelum 50? Yuk, mulai langkah kecilmu dari sekarang.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Idham Nur Indrajaya pada 18 Aug 2025