Senin, 04 Agustus 2025 08:31 WIB
Penulis:Nila Ertina
SENTRA produksi kain khas Palembang, seperti kain jumputan dan blongket di Kawasan Tuan Kentang semakin dikenal. Karena, banyak pejabat dan istri yang dating ke pusat kain tradisional tak jauh dari Sungai Musi tersebut.
Selvi Gibran dan Tri Tito, diantaranya pekan lalu yang berkunjung di Sentara kain tersebut, dan disebutkan memborong beragam wastra karya perajin setempat.
Serly, pemilik outlet Bang Syaiful, mengaku bangga produknya mendapat perhatian dari tokoh nasional. Ia menyebutkan bahwa jumputan prada menjadi produk unggulan yang saat ini tengah naik daun.
"Kami membuat jumputan prada dengan tinta emas. Tidak hanya indah, tapi juga nyaman karena tidak lengket seperti kain biasa," kata dia.
Baca Juga:
Ia juga mengusulkan agar pemerintah dapat mendukung perajin melalui regulasi yang mendorong pemanfaatan kain lokal di lingkungan pemerintahan dan instansi formal.
Karena harus diakui, meskipun selama ini kerap dikunjungi petinggi negeri, tetapi pemasaran kain masih menjadi masalah yang dihadapi perajin.
"Kalau seragam pegawai menggunakan kain lokal, kami tentu lebih terbantu. Itu juga bentuk penghargaan terhadap budaya daerah,” ujarnya.
Sebelumnya, Sabtu (2/8/2025), Selvi Gibran bersama pengurus Dekranas, di antaranya Tri Tito Karnavian dan Feby Deru berkunjung ke sentra produksi kain tersebut.
Selama kunjungan yang berlangsung lebih dari dua jam, Selvi dan rombongan meninjau sejumlah outlet yang menampilkan kekayaan wastra khas Sumsel seperti blongsong, blongket, dan jumputan prada. Produk-produk tersebut diborong Selvi dan rombongan sebagai bentuk apresiasi.
Baca Juga:
Tri Tito menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Dekranas untuk mendorong eksistensi dan daya saing produk kerajinan daerah, khususnya di sektor tekstil tradisional.
“Kualitas produk di Galeri Tuan Kentang sangat baik. Kami ingin membawa wastra Sumsel ke pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya inovasi dan ketekunan para perajin untuk mempertahankan nilai budaya yang terkandung dalam kain tradisional. “Kita harus melestarikan teknik manual ini sebagai identitas budaya bangsa," kata Tri.(*)