Harga Bahan Baku Pakan Tinggi Pengaruhi Perdagangan Saham Sektor Unggas

Selasa, 18 Januari 2022 06:30 WIB

Penulis:Nila Ertina

Ilustrasi peternakan ayam
Ilustrasi peternakan ayam (ist)

JAKARTA – Dampak dari tinggnya harga bahan baku pakan, sektor unggas alias poultry tengah mengalami kegamangan. Di tengah membaiknya harga ayam broiler dan day old chicken (DOC), bahan baku pakan berada pada level yang tinggi sejak triwulan III-2021.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Emma A. Fauni mengatakan bahwa meskipun harga broiler dan DOC menguntungkan, bahan baku pakan yang tinggi menjadi perhatian utama bagi kinerja pendapatan perusahaan integrator.

Dengan gambaran itu, ia memperkirakan pendapatan segmen broiler dan DOC pada kuartal IV-2021 akan pulih. Sebaliknya, segmen pakan kemungkinan bakal sedikit tertekan, setidaknya hingga triwulan pertama tahun ini.

“Kami memperkirakan musim panen jagung yang kira-kira dimulai pada Februari - Maret 2022 akan secara bertahap melunakkan harga jagung domestik,” ujarnya melalui riset yang dirilis Senin, 17 Januari 2022.

Baca Juga:

Sementara itu, Emma mengungkapkan harga rata-rata bulanan ayam broiler pada Desember 2021 di wilayah Jawa menguat menjadi Rp20.400 per kilogram. Angka tersebut naik 5,9% secara tahunan dan 10,8% secara bulanan.

Menurutnya, peningkatan ini sejalan dengan dua instruksi pemusnahan telur tetas secara berturut-turut yang dilakukan pemerintah, yakni pada November dan Desember 2021 dengan masing-masing pemusnahan mencapai 94 juta dan 150 juta. 

Memasuki awal tahun, lanjut Emma, harga broiler tetap kuat dan berada di level harga Rp21.500 per kilogram atau menguat 5,4% sepanjang bulan berjalan. Hal ini dikaitkan dengan mobilitas masyarakat yang terus meningkat karena adanya pelonggaran PPKM.

Masih pada Januari 2022, pemerintah kembali menginstruksikan pemusnahan lebih lanjut pada tingkat stok akhir (final stock/FS) telur tetas berusia 19 hari sebanyak 142 juta. Instruksi pertama tahun 2022 ini berlaku efektif pada periode 8 Januari – 19 Februari 2022. 

Emma menilai, tingginya harga broiler positif bagi integrator unggas karena meningkatkan average selling price (ASP) untuk penjualan unggas hidup. Di sisi lain pemusnahan juga mendorong harga DOC yang lebih tinggi.

“Hal ini harus ditanggung oleh peternak kecil mandiri, apalagi harga jagung yang tinggi yang memberikan tekanan kenaikan tambahan dari harga bahan baku,” imbuhnya.

Selain itu, kenaikan harga broiler juga mendorong harga ayam di tingkat konsumen. Oleh karena itu, Emma memperkirakan jumlah pemusnahan akan menjadi normal dalam beberapa bulan mendatang untuk mencegah harga ayam naik lebih tinggi.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 18 Jan 2022