IMF ingatkan Resesi Global akibat Gangguan Pasokan Gas

Kamis, 14 Juli 2022 13:54 WIB

Penulis:Nila Ertina

Krisis global yang diakibatkan oleh perang dipercaya akan menyebabkan resesi yang tak bisa terelakkan pada tahun depan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Krisis global yang diakibatkan oleh perang dipercaya akan menyebabkan resesi yang tak bisa terelakkan pada tahun depan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

WASHINGTON DC - Direktur IMF, Kristalina Georgieva melalui blog milik IMF dari pertemuan menteri-menteri ekonomi G20 mengingatkan jika gangguan pasokan gas terus berlanjut akan menyebabkan resesi global. 

Menurutnya, perang di Ukraina telah secara signifikan berdampak terhadap prospek ekonomi global. 

Ia menyatakan bahwa perang yang terjadi telah berdampak signifikan terhadap berbagai lini kehidupan di dunia. Selain menjadi tragedi bagi manusia, pertumbuhan pasokan komoditas semakin terlambat dan berakibat pada lonjakan harga.

Perang di Ukraina juga dipercaya menghadirkan ancaman kemiskinan ekstrem terhadap 71 juta orang di dunia. 

Baca juga:

Akibatnya, IMF kemungkinan akan menurunkan prospek ekonomi untuk tahun 2022 dan 2023.  

Sebelumnya, Georgieva telah menyatakan adanya penurunan prediksi pertumbuhan 3,6% pada tahun ini untuk yang ketiga kalinya. Ia juga meyakini bahwa resesi tidak akan terelakkan tahun depan. 

Pihak IMF akan melaporkan perubahan prospek angka pertumbuhan lagi pada bulan ini. 

“Negara-negara harus berusaha sekeras mungkin untuk menurunkan inflasi yang tinggi, karena inflasi yang terus melonjak dapat menenggelamkan pemulihan dan semakin merusak standar hidup, terutama bagi mereka yang rentan," katanya.  

Ia menambahkan bahwa meningkatnya kekhawatiran atas pasokan makanan dan energi juga meningkatkan risiko ketidakstabilan sosial.

Sebagai solusi, ia berharap negara-negara maju dapat menyediakan bantuan mendesak untuk mencegah kelaparan, malnutrisi, dan migrasi lebih lanjut. 

Selain itu, negara-negara dengan tingkat utang tinggi diminta mengurangi ketergantungan pada pinjaman mata uang asing. Dengan begitu, diharapkan beban pinjaman bisa dikurangi untuk menyelamatkan ekonomi mereka. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Fadel Surur pada 14 Jul 2022