Selasa, 13 Oktober 2020 18:59 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co – Data Dana Moneter International (IMF), ke-10 negara terkaya di dunia diukur berdasarkan perbandingan antara produk domestik bruto (PDB) dengan kemampuan data beli, lalu dihitung bersama dengan tingkat inflasi, harga barang dan jasa di negara tersebut.
Rumitnya mengukur negara terkaya dikarenakan besar kecilnya PDB suatu negara tidak merefleksikan kesejahteraan penduduknya. Menurut besarannya, negara dengan nilai PDB terjumbo adalah Amerika Serikar, China, Jepang, dan Jerman.
Akan tetapi, kemampuan beli dan kesejahteraan negara dengan PDB tak seberapa justru menunjukkan sebaliknya. Alhasil, PDB jelas tidak bisa dijadikan parameter kekayaan suatu negara.
Dikutip dari Global Finance, Selasa, 13 Oktober 2020, berikut adalah 10 negara mungil yang dinobatkan menjadi negara terkaya se-antero dunia.
1. Qatar
Negara dengan penduduk 2,8 juta ini telah bertengger sebagai negara terkaya di dunia selama 20 tahun berturut-turut. Padahal, tiap penduduk Qatar tercatat merugi hingga US$15 ribu per tahunnya akibat jebloknya harga hidrokarbon pada 2014, namun tetap saja kaya raya.
Menariknya, dari total penduduk, hanya 12% yang merupakan penduduk asli, selebihnya adalah tenaga kerja asing yang berdomisili di sana. Kekayaan negara ini berasa dari sumber daya alam (SDA) yang melimpah seperti minyak, gas, dan petrokimia.
2. Makau
Pusat perjudian di Asia ini sukses meraup keuntungan dari setidaknya 40 kasino yang tersebar di wilayah seluas 30 kilometer persegi. Dengan penduduk hanya sekitar 600.000, Makau seperti mesin uang, bahkan di tengah pandemi.
Satu hal yang bikin geleng-geleng kepala, aktivitas perjudian Makau sukses berjalan dengan jumlah penularan yang rendah dan kasus yang ringan. Sejak Juli lalu, pemerintah Makau resi membuka diri untuk wisatawan asing dengan syarat harus mengisolasi diri selama 14 hari terlebih dahulu.
3. Luksemburg
Negara berpenduduk sekitar 600.000 ini memiliki banyak hal untuk ditawarkan, baik kepada turis maupun warganya. Luksemburg menggunakan sebagian besar kekayaannya untuk menghadirkan perumahan, perawatan kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik bagi rakyatnya, yang sejauh ini menikmati standar hidup tertinggi di Zona Euro.
Namun, meski krisis keuangan global dan tekanan dari UE dan OECD untuk mengurangi kerahasiaan perbankan hanya berdampak kecil pada ekonomi, wabah virus korona memaksa banyak bisnis tutup dan pekerja kehilangan pekerjaan.
Statec, layanan statistik pemerintah nasional, telah menyatakan bahwa mereka memperkirakan resesi akan berlangsung sesingkat mungkin, dan bahwa pada tahun 2021 PDB kadipaten agung akan pulih sebesar 7% dari -6% tahun ini.
Negara ini mencapai angka US$100.000 dalam PDB per kapita pada 2015.
4. Singapura
Dengan perkiraan kekayaan bersih US$16 miliar, pemilik restoran Zhang Yong adalah orang terkaya yang tinggal di Singapura. Posisi kedua dengan aset sekitar US$ 14 miliar adalah Eduardo Saverin, salah satu pendiri Facebook, yang pada 2011 meninggalkan AS dengan 53 juta saham perusahaan dan menjadi penduduk tetap negara pulau itu.
Singapura adalah surga fiskal yang makmur di mana keuntungan modal dan dividen bebas pajak.
Tapi bagaimana Singapura bisa begitu makmur?
Sejak merdeka pada 1965, setengah dari populasinya buta huruf. Dengan hampir tidak ada sumber daya alam, Singapura berhasil bangkit melalui kerja keras dan kebijakan cerdas, menjadi salah satu tempat paling ramah bisnis di dunia.
Saat ini, Singapura adalah pusat perdagangan, manufaktur, dan keuangan yang berkembang pesat (bahkan yang terpenting 97% dari populasi orang dewasa sekarang melek huruf). Meski begitu, pandemi membuat kontraksi ekonomi Singapura pada kuartal kedua tahun ini anjlok 41%, menjatuhkan Singapura ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
5. Brunei Darrusalam
Kekayaan Brunei Darrusalam berasal dari cadangan minyak dan gas alam yang sangat besar di negara itu yakni sekitar US$28 miliar, lebih dari 50 kali lipat kekayaan Ratu Elizabeth dari Inggris. Daya beli per kapita mencapai lebih dari US$80.000.
Meskipun datanya langka, diperkirakan dari 450.000 populasinya hingga 40% berpenghasilan kurang dari US$1.000 setahun. Pada Juli 2020, Kementerian Keuangan dan Ekonomi Brunei menyatakan bahwa pada kuartal pertama tahun ini negaranya sudah masuk ke dalam resesi.
6. Irlandia
Sampai saat ini, Irlandia sepertinya tak terbendung. Sementara seluruh Eropa menghadapi semua jenis ketidakpastian terkait Brexit, ketegangan perdagangan dengan AS, krisis pengungsi dan migran, ekonomi Irlandia terus berkembang. Pada 2019, Irlandia mampu tumbuh 5,5%, padahal negara di Eropa lainnya hanya sekitar 1,2%.
Ini membuat Norwegia didapuk sebagai negara dengan pertumbuhan tercepat di benua Eropa. Sebagai info, Norwegia adalah negara dengan penduduk kurang dari 5 juta jiwa.
7. Norwegia
Sejak penemuan cadangan lepas pantai yang besar pada akhir 1960-an, mesin ekonomi Norwegia telah bergantung pada minyak. Sebagai penghasil minyak bumi terbesar di Eropa Barat, negara ini telah diuntungkan selama beberapa dekade dari kenaikan harga.
Berbeda dengan banyak negara kaya lainnya, angka PDB per kapita yang tinggi benar-benar cerminan dari kesejahteraan finansial masyarakat. Norwegia memiliki salah satu kesenjangan ketimpangan pendapatan terendah di dunia.
8. Uni Emirat Arab (UEA)
Meski meraup kekayaan berkat minyaknya, UEA juga sangat mengandalkan pariwisata negara. Tahun ini, UEA harus menunda gelaran Dubai World Expo tahun ini menjadi tahun depan. Dalam acara tersebut, diperkirakan akan mengundang turis hingga 25 juta orang.
9. Kuwait
Sejak ditemukan pada 1938, minyak di bawah padang pasir di Kuwai bahkan menjadi pemasok lebih dari 6% dari total cadangan dunia. Industri minyak saat ini menyumbang sekitar 40% dari PDB negara dan lebih dari 90% ekspornya.
Dengan populasi sekitar 4,1 juta (3 juta di antaranya adalah ekspatriat) yang hampir seluruhnya terkonsentrasi di daerah perkotaan, negara kecil di tepi utara Teluk Persia ini adalah salah satu negara Timur Tengah yang paling maju dan demokratis.
10. Swiss
Negara berpenduduk 8,6 memiliki kepadatan jutawan tertinggi di dunia. Untuk setiap 100.000 penduduk, ada 9.428 dari mereka (termasuk miliarder) adalah jutawan atau sekitar 11,8% dari total penduduk. Namun, semua uang di dunia tidak dapat melindungi ekonomi Swiss dari efek COVID-19, pada 2020 produksi diperkirakan turun 7%, mendorong Swiss ke dalam resesi terburuknya sejak Perang Dunia.