UMKM
Selasa, 13 Desember 2022 12:05 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Kabar gembira bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2023, Industri fintech lending, tertarik untuk mendanai sektor perdagangan terutama penjualan online.
Co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Grup Modalku Reynold Wijaya mengatakan masih terbuka untuk mendanai berbagai sektor usaha.
"Sektor yang kami lihat potensial dan masih bisa berkembang di tahun depan adalah perdagangan, termasuk pengusaha online," ujar Reynold kepada TrenAsia beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan bahwa ke depannya Modalku akan terus fokus melakukan penyesuaian dalam menyeleksi kelayakan calon peminjam serta meningkatkan upaya mitigasi risiko dalam penyaluran pembiayaan.
"Saat ini, Modalku telah menerapkan prinsip responsible lending, di mana kami melakukan penilaian terhadap UMKM penerima dana serta kemampuan finansial mereka untuk melunasi pendanaan karena kami juga memiliki tanggung jawab kepada pemberi dana yang meminjamkan melalui Modalku," lanjut dia.
Baca Juga:
Sementara itu, Co-founder dan CEO PT Investree Radhika Jaya Adrian Gunadi mengungkapkan hal yang nyaris senada dengan Reynold terkait sektor yang dinilai potensial bagi industri fintech lending tahun 2023.
Namun, Adrian menambahkan bahwa potensi tersebut khususnya berada di sektor perdagangan yang menyediakan barang dan jasa kepada pemerintah.
Pasalnya, Investree memproyeksikan peningkatan belanja pemerintah sehingga kebutuhan pembiayaan bagi para UMKM yang menjadi penyedia baik di level pemerintah pusat maupun daerah pasti akan meningkat.
"Apalagi kita sudah terintegrasi dengan e-catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP), kita bisa mendapatkan informasi yang lebih real-time dari para penyedia tersebut sehingga kualitas pembiayaan kita pun akan lebih baik," kata Adrian dalam konferensi pers Road to i-Con 2022 beberapa waktu lalu.
Adrian pun menambahkan bahwa pada tahun 2023, yang menjadi tantangan bagi industri fintech lending di antaranya adalah menyeimbangkan tingkat pendapatan dan pengeluaran, termasuk bagaimana memanajemen biaya operasional.
"Fokus kita adalah bagaimana melakukan strategi akuisisi nasabah, khususnya borrower yang tepat, menjadi salah satu kunci yang tentunya menjadi strategi untuk menghadapi tantangan pada 2023," pungkas Adrian.
Sebagai informasi, di pasar Indonesia, Modalku sejauh ini telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 6,32 triliun kepada 71.106 penerima dengan tingkat keberhasilan bayar dalam 90 hari (TKB90) 90,31%.
Sementara itu, Investree telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp19,99 triliun kepada 45.586 penerima dengan TKB90 95,45%.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 13 Dec 2022