Jumat, 28 April 2023 18:58 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA- Dengan tubuh berpola indah, serangan yang berakselerasi lebih cepat daripada jet tempur, dan bahkan kemampuan untuk "terbang", ular adalah kelompok reptil yang menarik. Beberapa pantas mendapat perhatian karena satu fitur khususnya yakni ukurannya yang sangat besar.
Kita berbagi planet ini dengan ular-ular kelas berat yang luar biasa. Predator ini ditemukan di seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat. Tapi ular apa yang terbesar di dunia? Dan ular punah apa yang terbesar dalam sejarah?
Ukuran bisa jadi sulit untuk diukur secara akurat. Terutama jika menyangkut spesies yang sudah lama mati. Catatan sejarah bisa sulit untuk diverifikasi, dan kulit ular dapat direntangkan tanpa banyak distorsi yang terlihat. Menurut Patrick Campbell, kurator senior koleksi reptil di Natural History Museum di London kondisi ini mengarah ke perkiraan yang terlalu tinggi.
Namun kepada Live Science dia mengatakan bahwa ada beberapa catatan otentik tentang ular raksasa dari seluruh dunia. Dan inilah contoh ular super besar ini.
Sanca batu Afrika Tengah (Python sebae) adalah ular terbesar di Afrika. Ular ini sangat mudah beradaptasi dan ditemukan di seluruh Afrika sub-Sahara, di mana ia betah di sabana, hutan, dan habitat gurun. Menurut Animal Diversity Web (ADW)Piton ini rata-rata panjangnya sekitar 9,8 hingga 16,5 kaki (3 hingga 5 m).
Baca juga :
Seperti ular sanca Burma, ular sanca batu Afrika Tengah dapat menelan mangsa yang cukup besar termasuk antelop dan buaya. Kadang-kadang, bahkan manusia ada di daftar menu. Ada beberapa laporan ular piton Afrika menyerang dan bahkan memakan sebagian orang.
Ular ini dapat menelan mangsa yang begitu besar berkat satu set rahang yang sangat fleksibel, sifat yang sama dengan beberapa spesies ular lainnya. “Karena mereka mampu memisahkan rahang atas dan bawah saat hendak melahap mangsa, mereka seringkali dapat memakan benda-benda yang jauh lebih besar dari ukuran kepala mereka,” kata Campbell.
Membesar untuk memperlihatkan tudungnya yang melebar dan taringnya yang berbisa, King Cobra (Ophiophagus hannah) menjadi sosok yang mengancam. Dan bukan hanya karena gigitannya cukup kuat untuk membunuh seekor gajah.
Berasal dari Asia, King Cobra menurut Smithsonian's National Zoo and Conservation Biology Institute dapat tumbuh lebih dari 16 kaki (5 meter). King Cobra terpanjang yang pernah tercatat Guinness World Records adalah ular penangkaran yang mencapai 18,7 kaki (5,71 m). Dia menjadi koleksi Kebun Binatang London pada akhir tahun 1930-an. Ular itu dibunuh saat pecahnya Perang Dunia II untuk mencegahnya melarikan diri ke kota jika kebun binatang dibom.
Menurut Campbell ular berbisa biasanya tidak tumbuh menjadi raksasa. Kemampuan mereka untuk melumpuhkan mangsanya dengan satu gigitan berarti mereka biasanya tidak perlu bergantung pada ukuran atau kekuatan untuk memberi makan. Namun King Cobra adalah pengecualian dari aturan tersebut. Ini menjadikan mereka ular berbisa terpanjang di Bumi.
Piton Burma (Python bivittatus) adalah salah satu dari 41 spesies ular piton di seluruh dunia. Piton Burma berasal dari Asia Tenggara dan mulai hidup di pepohonan, tetapi saat dewasa ukurannya memaksa mereka turun ke tanah.
Menurut catatan Guinness World Record Piton Burma terbesar yang tercatat adalah ular penangkaran bernama Baby, yang berukuran panjang 18,8 kaki (5,74 m). Di alam liar, ular ini secara teratur dapat mencapai panjang lebih dari 4,9 m. Cukup besar untuk berburu aligator.
Seolah-olah itu belum cukup mengesankan, para peneliti yang mempelajari ular sanca Burma di Florida Everglades menemukan bahwa ular ini juga memiliki insting yang luar biasa. Ular sanca yang direlokasi dapat mengikuti penciuman mereka kembali ke rumah dari jarak 20 mil.
Boa bersisik warna-warni ini merupakan endemik di Kuba dan merupakan ular terbesar di Karibia. Beratnya lebih dari 30 kilogram dan mencapai panjang hingga 5,65 m. Beberapa laporan mengklaim mereka dapat tumbuh hingga lebih dari 6 m.
Boa Kuba (Chilabothrus angulifer) menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melingkari dahan pohon atau mencari kadal dan hewan pengerat di tanah.
Boa Kuba juga menonjol berkat metode perburuannya yang unik. Mereka adalah satu-satunya ular yang diketahui berburu dalam kelompok. Pada 2017, para peneliti menggambarkan hewan-hewan antisosial ini bekerja sama secara strategis untuk membentuk penghalang di mulut gua di taman nasional Kuba. Mereka menghalangi jalur terbang kelelawar yang bertengger. Ini memungkinkan ular untuk melompat dan menangkap kelelawar dari udara.
Piton India (Python molurus) dapat tumbuh hingga sepanjang 6,4 m dan beratnya hampir 100 kg. Itu kira-kira seberat anak gajah yang baru lahir.
Berasal dari hutan India, Pakistan, Sri Lanka dan Nepal, mereka adalah kerabat dekat ular sanca Burma. Dan seperti ular sanca Burma — wajah mereka mengandung struktur yang disebut "lubang panas". Bagian ini dilengkapi dengan membran sensitif yang dapat mendeteksi radiasi infra merah yang memancar dari panas tubuh hewan hingga sejauh 1 m. Adaptasi ini membantu memandu reptil pemburu malam dengan diam-diam menuju mangsanya.
Asli Asia Selatan lainnya, adalah Python Reticulated atau Sanca Kembang atau Sanca Batik (Malayopython reticulatus), Ular ini dihiasi dengan pola bentuk berlian berulang. Dia dikenal luas sebagai ular terpanjang di Bumi saat ini. Satu laporan dari tahun 1912 mengklaim bahwa ular sanca yang ditangkap berukuran panjang 10 m. Meskipun angka ini sulit untuk diverifikasi.
Menurut Natural History Museum Inggris, ular sanca kembang secara teratur mencapai lebih dari 6,25 m. Menurut Guinness World Record Python reticulated terpanjang di penangkaran mencapai 7,7 m.
Ukurannya, ditambah dengan sifatnya yang temperamental, sering terbukti fatal bagi manusia. Dalam satu insiden di tahun 2018, seorang wanita di Indonesia ditemukan, berpakaian lengkap, di dalam perut ular piton yang membengkak.
Namun makhluk ini juga bisa lembut. Seperti spesies ular sanca lainnya, betina dengan hati-hati melingkari telurnya dan secara ritmis mengontraksi ototnya untuk menghasilkan panas yang ditransfer ke keturunannya. Ini meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup melawan hawa dingin.
Green anacondas atau Anaconda hijau (Eunectes murinus) diam-diam merayap melalui rawa-rawa dan sungai di Amazon. Tempat mereka dapat hidup cukup lama hingga mencapai panjang 9 m.
Mempertimbangkan catatan sejarah, mereka kemungkinan tidak sepanjang ular sanca kembang. Namun, anaconda hijau adalah spesies ular terberat di Bumi saat ini. Beberapa ular ini memiliki berat hingga 250 kg. Ular yang besar dan kuat menggunakan tubuh yang sangat besar itu untuk menyempitkan mangsa capybaras, caiman, dan rusa.
Tidak ada catatan resmi untuk anaconda hijau terbesar, tetapi pada tahun 2016 pekerja konstruksi di Brasil menemukan seekor ular yang diperkirakan memiliki panjang 10 m dan berat 399 kg.
Jika ular zaman modern dapat mencapai ukuran yang luar biasa, ular prasejarah mengalahkan sebagian besar rekor masa kini. Gigantophis garstini, misalnya, adalah binatang besar dan kuat yang merayap sekitar 40 juta tahun yang lalu. Panjangnya antara 7 - 10 m.
Sebuah fosil di Mesir pada tahun 1901 menunjukkan ular mampu melilitkan anatominya yang luas di sekitar mangsa seperti nenek moyang gajah purba yang seukuran tapir dan memakannya utuh. Para peneliti menemukan Gigantophis terkait dengan spesies raksasa punah lainnya yang disebut Madtsoia yang fosilnya ditemukan di India. Ini menunjukkan teror ular raksasa juga pernah menyebar ke seluruh bagian Asia. Selama hampir 100 tahun setelah penemuannya, Gigantophis garstini memegang gelar ular terbesar di dunia sampai spesimen yang lebih besar ditemukan.
Ular raksasa tidak terbatas di darat. Lautan prasejarah Bumi juga mengandung leviathans, seperti Palaeophis colossaeus. Ular laut ini melintasi samudra purba yang pernah terbentang di sebagian Afrika Utara 100 juta tahun lalu.
Ketika kerangka fosilnya ditemukan di lautan yang sekarang menjadi gurun Sahara. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Acta Palaeontologica Polonica, para peneliti menghitung sampel yang kemudian dikumpulkan selama perjalanan lapangan pada tahun 1999 dan 2003. Dan diperkirakan spesies ini akan mencapai panjang lebih 12 m. Itu menjadikannya ular laut terpanjang yang pernah ditemukan. Dan salah satu ular terpanjang yang diketahui.
Kepala ular itu tidak pernah ditemukan, tetapi dari kerangkanya, para peneliti menentukan bahwa mulut makhluk raksasa ini cukup besar untuk memakan paus kecil secara utuh.
Keturunannya mereka jauh lebih kecil. Ular laut saat ini jarang mencapai panjang lebih 2 m.
Seekor ular seukuran T. rex yang beratnya 1,25 ton Titanoboa cerrejonensis bukanlah monster fiksi yang dibuat untuk film horror. Melainkan makhluk nyata yang dulunya melata melalui hutan lembab dan sungai-sungai Amerika Selatan. Titanoboa adalah ular terbesar yang pernah ada.
Berasal dari 60 juta tahun yang lalu, ular ini adalah kakek prasejarah dari anaconda dan boa modern di wilayah ini. Tulang belakangnya yang kira-kira 250 membentuk kerangka besar sepanjang 13 m. Diperkirakan beratnya mencapai 1.130 kg. Sisa-sisa fosilnya ditemukan pada awal tahun 2000-an, tertanam di bebatuan Formasi Cerrejón. Sebuah lanskap geologis di Kolombia. Sejak itu, bobot dan panjangnya yang memecahkan rekor tetap tak tertandingi . Meski mungkin masih ada raksasa lain yang mengintai di luar sana.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 28 Apr 2023