Rabu, 20 Agustus 2025 12:57 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA - Lawrence Wong Shyun Tsai resmi dilantik sebagai Perdana Menteri (PM) ke-4 Singapura pada tanggal15 Mei 2024, menggantikan Lee Hsien Loong yang telah memimpin negeri itu selama dua dekade.
Wong, yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan dan anggota parlemen untuk Marsiling-Yew Tee GRC, kini menjadi sosok sentral dalam melanjutkan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi Singapura.
Lahir pada 18 Desember 1972, Wong berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai eksekutif penjualan, sementara ibunya adalah seorang guru sekolah dasar. Masa kecilnya dihabiskan di rumah susun publik (HDB) di kawasan Marine Parade, pengalaman yang membentuk pandangan hidupnya tentang kesederhanaan dan kerja keras.
Secara akademis, Wong menempuh jalur pendidikan yang cemerlang. Ia meraih gelar Sarjana Ekonomi dari University of Wisconsin-Madison, dilanjutkan dengan Magister Ekonomi Terapan dari University of Michigan. Tak berhenti di situ, ia juga meraih Magister Administrasi Publik dari Harvard Kennedy School, Amerika Serikat.
Baca juga:
Karier Wong di pemerintahan dimulai pada 1997 sebagai pegawai negeri di Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Pengalaman penting diraihnya saat menjadi Sekretaris Pribadi Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada periode 2005–2008.
Sejak itu, Wong menempati berbagai jabatan strategis. Ia menjabat Menteri Pembangunan Nasional (2015–2020), kemudian Menteri Pendidikan (2020–2021). Pada 2021, ia dipercaya sebagai Menteri Keuangan, posisi yang masih dipegangnya hingga kini. Selama pandemi, Wong menjadi salah satu figur kunci sebagai Ketua Satgas COVID-19, yang dinilai berhasil menekan angka kematian dan menjaga ketahanan ekonomi.
Perjalanan politiknya mencapai puncak ketika pada April 2022 ia terpilih memimpin Partai Aksi Rakyat (PAP), partai dominan di Singapura. Pada Juni 2022, ia diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri, sebuah langkah yang mengukuhkan posisinya sebagai penerus Lee Hsien Loong.
Lawrence Wong dikenal dengan gaya kepemimpinan yang sederhana, terbuka, dan komunikatif. Ia kerap tampil tanpa atribut berlebihan, dengan gaya bicara runtut dan jelas. Ruang kerjanya yang minimalis sempat menjadi sorotan publik karena mencerminkan sosok yang tidak berjarak dengan rakyat.
Di luar dunia politik, Wong memiliki sisi personal yang hangat. Ia sudah bermain gitar sejak kecil dan bahkan pernah mengamen saat menempuh studi di Amerika Serikat. Ia juga dikenal sebagai pecinta musik dan penyayang hewan, khususnya anjing.
Soal kekayaan, Wong diperkirakan memiliki aset sekitar US$1–5 juta atau setara Rp15,9–79,6 miliar. Sebagian besar berasal dari gaji dan investasi. Sebagai PM, gajinya mencapai S$2,2 juta per tahun atau sekitar Rp26 miliar, menjadikannya salah satu pemimpin dengan bayaran tertinggi di dunia.
Dalam kiprahnya, Wong telah mencatat sejumlah prestasi penting. Keberhasilan menangani pandemi COVID-19 membuatnya mendapat pengakuan luas sebagai pemimpin krisis yang tangguh. Di bidang ekonomi, ia memimpin kebijakan kenaikan Pajak Barang dan Jasa (GST) dari 7% menjadi 9% yang diberlakukan bertahap pada 2023–2024. Selain itu, ia juga memimpin Otoritas Moneter Singapura (MAS) serta Dewan Pembangunan Ekonomi (EDB).
Namun, tantangan besar menantinya. Wong harus menjaga agar ekonomi Singapura tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global, sekaligus menyiapkan strategi menghadapi Pemilu 2025 yang akan menjadi ujian penting bagi kepemimpinannya dan keberlanjutan dominasi PAP.
Ada beberapa fakta unik tentang Wong. Ia adalah perdana menteri pertama Singapura yang lahir setelah kemerdekaan pada 1965. Selain itu, ia masih merangkap jabatan sebagai Menteri Keuangan, menunjukkan kepercayaan besar yang diberikan kepadanya.
Banyak pengamat politik menggambarkan Wong sebagai pemimpin yang “kompeten, ramah, dan masuk akal,” kualitas yang diharapkan mampu menjaga Singapura tetap stabil sekaligus adaptif terhadap perubahan zaman.
Lawrence Wong menggambarkan dirinya bukan sebagai sosok perubahan radikal, melainkan kelanjutan dari tradisi pelayanan publik Singapura. Pelantikannya menandai babak baru dalam sejarah negeri itu, dengan fokus pada stabilitas, inovasi, dan keberlanjutan.
Bagi Singapura, kepemimpinan Wong menjadi harapan untuk tetap tangguh menghadapi tantangan global sekaligus mempertahankan reputasi sebagai pusat keuangan dan inovasi di Asia.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 20 Aug 2025