Kamis, 28 April 2022 20:42 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Selama tiga tahun terakhir ini, sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya kembali menjadi yang paling diburu investor. Hal itu tercermin dari realisasi investasi kuartal I-2022 pada sektor tersebut yang mencapai Rp39,7 triliun.
Sejak tahun 2020, sektor industri logam berturut-turut menjadi sektor dengan realisasi investasi terbesar, menandakan proses hilirisasi industri sedang berjalan.
Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Industri Logam Dasar, Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya menjadi sasaran utama investor selama tiga tahun terakhir.
Ini merupakan capaian tersendiri mengingat sebelumnya sektor tersebut hanya menempati posisi empat dengan realisasi investasi hanya Rp69 triliun sepanjang tahun 2019.
“Industri Logam sejak 2020 menjadi sektor nomor satu. Dulunya di 2019 masuk nomor empat hanya dan sekitar Rp69 triliun per tahun” ujar Bahlil dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 28 April 2022.
Baca Juga:
Ditambahkan Bahlil, industri logam sebagai tujuan utama investasi menandakan proses hilirisasi industri di Indonesia sedang berjalan. Selain logam, sektor transportasi, gudang dan komunikasi yang menjadi tujuan investasi kedua juga turut mendukung hilirisasi industri.
“Kedua industri ini saling berkaitan, hilirisasi di kita sedang terjadi, tidak akan terpengaruh negara manapun terkait hilirisasi” tambah Bahlil.
Seperti diketahui, pada kuartal I-2022 terdapat lima sektor terbesar yang menjadi tujuan utama investasi. Dimulai dari yang terbesar yakni Industri Logam Dasar, Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya sebesar Rp39,7 triliun, diikuti Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp39,5 triliun.
Baca Juga:
Lalu, Pertambangan sebesar Rp35, 2 triliun, kemudian Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp24,9 triliun dan terakhir Listrik, Gas dan Air sebesar Rp23,1 triliun.
Realisasi investasi tersebut datang dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). PMDN memberikan sumbangan sebesar 47,9 % dan PMA memberikan sumbangan sebesar 52,1%.
Rinciannya, untuk realisasi PMDN yang terbesar mengalir ke sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp27 triliun, diikuti Pertambangan Rp18,4 triliun, lalu Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp17, 5 triliun. Kemudian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan sebesar Rp10,1 triliun dan terakhir Industri Makanan sebesar Rp9,7 triliun.
Sementara untuk realisasi PMA terbesar mengalir ke sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya sebesar US$2,6 miliar atau setara Rp52,07 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar AS), diikuti Pertambangan sebesar US$1,2 miliar atau setara Rp17,35 triliun, lalu Listrik, Gas dan Air sebesar US$1 miliar atau setara Rp14,4 triliun.
Kemudian Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar US$0,9 miliar atau setara Rp13 triliun dan terakhir Industri Kimia dan Farmasi sebesar US$0,8 miliar atau setara Rp11,5 triliun.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Heriyanto pada 28 Apr 2022