Jumat, 31 Desember 2021 15:22 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA, WongKito.co, - Minat generasi milenial untuk berinvestasi di pasar modal semakin meningkat. Pertumbuhan daya tarik milenial untuk memperluas portofolio investasi masa depan di pasar modal diharapkan menstimulasi roda perekonomian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa sepanjang tahun ini investor milenial mendominasi aktivitas investasi di pasar modal.
Dia menilai kelompok demografi ini memiliki literasi keuangan dan digital yang relatif tinggi sehingga lebih cepat menyerap informasi baru di bursa.
Baca Juga :
"Perbaikan kinerja sektor keuangan juga didukung oleh strategi pendalaman pasar modal yang berjalan baik. Jumlah investor pasar modal telah meningkat signifikan menjadi 7,38 juta atau naik 90,32 persen dibandingkan 2020," katanya dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2021, di Jakarta, Kamis, 30 Desember 2021.
Dia menjelaskan dengan menjamurnya investor muda untuk berinvestasi, saat ini porsi kepemilikan aset pasar modal Indonesia lebih di dominasi oleh investor domestik.
Kondisi ini, kata dia, telah memperkuat fundamental pasar modal Indonesia terhadap risiko eksternal yang muncul sepanjang 2021.
Salah satunya adalah taper tantrum, yaitu gejolak ekonomi ketika investor panik dan memilih untuk mengalokasikan dananya ke instrumen investasi yang lebih aman. Taper tantrum biasanya muncul karena kebijakan tapering off yang dilakukan oleh The Federal Reserve (The Fes) atau Bank Sentral AS.
"Porsi yang besar di sisi investor domestik ini turut berkontribusi dalam meredam taper tantrum yang telah terjadi di Semester II-2021," papar Airlangga.
Dia menambahkan, perbaikan di sektor riil ini juga didukung dengan perbaikan di sektor keuangan di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat hingga mencapai level 6.500 menjelang akhir tahun ini.
Sebelumnya pada 22 November 2021, pertumbuhan IHSG sempat menembus rekor baru yakni di level 6.723,39.
Untuk return di pasar modal Indonesia juga bisa mencapai 10% (ytd). Seiring naiknya IHSG, nilai tukar rupiah juga terapresiasi kembali mendekati level pra pandemi COVID-19.
"Kinerja positif juga terlihat dari sisi peningkatan jumlah Initial Public Offering (IPO) yakni sebanyak 54 perusahaan baru melakukan IPO di 2021," imbuhnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 31 Dec 2021