Selasa, 04 November 2025 05:58 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Nila Ertina

PALEMBANG, WongKito.co – Penggiat lingkungan, Ivonne Setiawati dari Kebun Buddhi mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah organik melalui inovasi yang ia gagas bernama “Biowas Promic”. Pesan tersebut ia sampaikan dalam kegiatan Pelatihan Mitigasi Perubahan Iklim yang digelar di Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan, Provinsi Sumatera Selatan, Senin (3/11/2025).
Dalam sesi penyampaian materi bertema pengelolaan sampah organik dan pemanfaatan lahan pekarangan untuk lingkungan, Ivonne menjelaskan bahwa sampah rumah tangga tidak seharusnya dianggap sebagai beban, tetapi bisa diubah menjadi sumber pangan dan ekonomi baru.
“Kita sering anggap limbah itu pemborosan, padahal kalau dikelola dengan baik bisa jadi daya guna,” ujarnya di hadapan peserta pelatihan.
Baca Juga:
Ia menyoroti bahwa Indonesia menempati posisi kelima penghasil sampah terbesar di dunia dan peringkat keempat dalam jumlah sisa makanan rumah tangga. Menurutnya, rendahnya kesadaran dalam mengelola sampah berdampak besar terhadap lingkungan dan ekonomi nasional.
“Kalau kita bisa mengelola sisa makanan dengan baik, negara bisa hemat hingga Rp330 triliun,” tambahnya.
Melalui inovasi Biowas Promic, Ivonne memperkenalkan cara cepat mengolah sampah organik tanpa bau, tanpa lalat, dan tanpa waktu lama, hanya dalam hitungan detik. Hasil pengolahan tersebut bisa langsung digunakan untuk menanam sayuran di pekarangan rumah.
Melalui gerakan Kebun Buddhi, Ivonne telah membina berbagai komunitas dan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin dalam mengembangkan pertanian organik berbasis pengelolaan sampah rumah tangga.
“Kita ingin anak cucu kita hidup di Indonesia yang bersih, di mana mereka bisa main di sungai dan pantai tanpa sampah plastik,” ujarnya penuh semangat.
Baca Juga:
Ivonne menutup materinya dengan ajakan sederhana namun bermakna agar masyarakat memulai dari hal kecil, seperti membawa tas belanja sendiri, mengurangi plastik sekali pakai, dan menghabiskan makanan.
“Kalau kita semua mau bergerak, bumi ini bisa pulih. Rumah kita cuma satu, jadi jangan tunggu 2045 untuk buang sampah pada tempatnya,” tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan, Provinsi Sumatera Selatan Dr. Aries Syafrizal, ketika membuka pelatihan menegaskan pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga bumi yang kini terus mengalami perubahan iklim.
"Di sini hadir para penggiat lingkungan yang telah berpengalaman sampai tingkat nasional dalam pengelolaan sampah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, karena itu ayo belajar Bersama," kata dia.(KGS M Haikal Muharam)