Jadi Buruan Utama Investor, Saham Tambang dan Ritel Emas Melonjak Tajam

Selasa, 22 April 2025 19:55 WIB

Penulis:Susilawati

Batangan Emas Murni 99,99 Persen di Ruang Kerja di Pabrik Pemurnian dan Pembuatan Logam Mulia Novosibirsk
Batangan Emas Murni 99,99 Persen di Ruang Kerja di Pabrik Pemurnian dan Pembuatan Logam Mulia Novosibirsk (Reuters/Alexander Manzyuk) (Reuters/Alexander Manzyuk)

JAKARTA — Reli harga emas global yang menembus rekor tertinggi sepanjang masa mendorong aksi beli besar-besaran di pasar saham. 

Saham-saham emiten tambang dan ritel emas pun menjadi buruan utama investor ritel dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan harga emas yang tajam turut mengangkat ekspektasi pasar terhadap prospek keuntungan emiten, baik dari sisi pertumbuhan pendapatan maupun penguatan nilai aset.

Pada perdagangan Senin, 21 April 2025, harga emas berjangka tercatat melonjak 2,91% dan ditutup di level US$3.425,30 per ons. Kenaikan ini dipicu oleh pernyataan Presiden Donald Trump yang kembali mengguncang pasar. Trump mengancam independensi The Federal Reserve dan mengumumkan serangkaian tarif baru, yang memicu kekhawatiran investor terhadap stabilitas ekonomi AS.

Sebagai respons, dolar AS melemah tajam dan investor berbondong-bondong mencari perlindungan ke aset aman seperti emas. Sejak awal tahun, harga emas telah naik sekitar 30%, termasuk lonjakan 8% hanya dalam tiga minggu terakhir.

Baca juga:

Efek dari reli emas ini langsung tercermin pada pergerakan saham emiten terkait. Dalam sebulan terakhir, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mencatat kenaikan paling signifikan dengan lonjakan 32,09%. Di belakangnya, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 29%, dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menguat 23,47%.

Kinerja positif juga terlihat pada saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang naik 19,37%, diikuti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan kenaikan 6,83%. Sementara itu, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) naik 4,40%, dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) mencatat kenaikan 2,55%.

ANTM menjadi salah satu saham yang paling banyak mendapat sorotan dari analis. Sucor Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas kompak merevisi target harga ANTM menjadi Rp2.500 hingga Rp2.600, lengkap dengan rekomendasi beli. Adapun MDKA ditargetkan naik menuju Rp2.400 oleh BRI Danareksa, didukung oleh proyeksi laba bersih sekitar US$62 juta dan estimasi pendapatan mencapai US$2,1 miliar pada tahun ini.

Sementara itu, Amman Mineral mencetak kinerja keuangan yang luar biasa. Sepanjang 2024, laba bersih perusahaan melonjak 152,5% menjadi US$636,9 juta. Berdasarkan performa ini, Mandiri Sekuritas menargetkan harga saham AMMN menyentuh level Rp10.500, meski rekomendasinya masih netral.

Lonjakan harga emas memang membuka peluang menarik dalam jangka pendek, terutama bagi investor ritel yang memiliki eksposur ke sektor tambang dan logam mulia. Meski begitu, euforia ini tetap perlu disikapi dengan hati-hati.

Tidak semua emiten memiliki fundamental yang solid atau efisiensi operasional yang baik. Ditambah lagi, faktor geopolitik dan dinamika kebijakan global bisa sewaktu-waktu mengubah arah pasar secara drastis.

Bagi investor, penting untuk memahami struktur biaya perusahaan, prospek produksi, serta strategi ekspansi ke depan. Reli emas bisa menjadi pemicu awal, namun keputusan investasi tetap harus didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap performa dan arah jangka panjang perusahaan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Bagaskara pada 22 Apr 2025