UMKM
Jumat, 04 Maret 2022 11:31 WIB
Penulis:Nila Ertina
PALEMBANG, WongKito.co - Sejak September 2021, angka kemiskinan di Indonesia masih belum berubah. Sumatera Selatan masih bertengger di posisi ke-9 dengan jumlah penduduk miskin mencapai 12,79 persen dari 8,5 juta jiwa lebih.
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua DPW Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), Jaimarta SIP mengatakan Pemprov Sumatera Selatan jangan menunda lagi untuk membuat program-program yang inovatif untuk mengurangi angka kemiskinan di daerah tersebut.
"Kami menilai selama ini Pemprov cenderung meninggalkan program-program untuk membangun ekonomi kreatif dengan menyasar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," kata dia, Jumat (4/3/2022).
Baca Juga:
Padahal menurut dia preseden baik jelas telah terbukti saat beberapa kali krisis ekonomi, pelaku UMKM-lah yang berperan besar terhadap perkembangan perekonomian daerah maupun nasional.
Dimana, usaha mikro dan kecil menjadi garda terdepan dalam menyerap tenaga kerja saat krisis ekonomi. Sayang sekali, saat ini Pemprov justru meninggalkan pembangunan berbasis ekonomi kreatif, tambah dia.
Jaimarta mengungkapkan kekinian, pihaknya menilai belum terlambat bagi Pemprov maupun Pemkot dan Pemkab untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berimplikasi positif pada masyarakat kelas menengah ke bawah.
"Program pembinaan dan bantuan modal yang gampang diakses menjadi penting untuk mendorong bangkitnya perekonomian di tengah pandemi," kata dia.
Baca Juga:
Apalagi, selama ini Pemprov Sumsel menyebutkan jumlah UMKM mencapai 644.000 usaha.
"Jika memang diperhatikan secara optimal dengan intervensi program pembinaan dan pembiayaan, niscaya angka kemiskinan dapat diturunkan bahkan Sumsel bebas dari penduduk yang kekurangan pangan maupun sandang," jelas Jaimarta.
Sebelumnya, dalam siaran pers virtual medio Januari 2022, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengungkapkan jumlah penduduk miskin September 2021 sebanyak 26,50 juta jiwa atau turun 1,04 juta orang dari data Maret 2021 yang sebanyak 27,54 juta jiwa.
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan September 2020 sebanyak 27,55 juta jiwa, jumlah penduduk miskin pada September 2021 berkurang 1,05 juta orang.
"Dengan jumlah ini pun, rasio penduduk miskin pada bulan September 2021 kembali ke single digit, yaitu ke 9,71%, setelah pada September 2020 naik menjadi 10,19% dan masih bertahan di 10,14% pada Maret 2021, kata dia.
Namun, Margo juga mengakui, jumlah penduduk miskin di bulan September 2021 tersebut belum membaik bila dibandingkan dengan periode sebelum COVID-19.
Data BPS menunjukan 10 daerah dengan presentasi jumlah penduduk kemiskinan tertinggi adalah:
Papua: 27,38 persen
Papua Barat: 21,82 persen
NTT: 20,44 persen
Maluku: 16,30 persen
Aceh: 15,53 persen
Gorontalo: 15,41 persen
Bengkulu 14,43 persen
NTB: 13,83 persen
Sumatera Selatan: 12,79 persen
Sulawesi Tengah: 12,18 persen.(ert)