Kemenkeu Gelontorkan Rp50,8 Triliun Untuk Realisasi Subsidi Energi Hingga Juli 2024

Rabu, 14 Agustus 2024 13:56 WIB

Penulis:Susilawati

1000273544.jpg
Sri Mulyani dalam Konpers APBN KiTa Edisi Agustus pada Selasa, 13 Agustus 2024. (Debrinata )

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelontorkan Rp50,8 triliun untuk realisasi subsidi energi hingga Juli 2024. Subsidi meliputi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG 3kg bersubsidi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati  merinci, realisasi subsidi energi terdiri untuk bahan bakar minyak (BBM) mencapai 8,66 juta kilo liter telah digelontorkan sebesar atau Rp10,4 triliun.Kemudian, untuk belanja subsidi LPG 3 kg realisasinya mencapai Rp40,4 triliun meliputi 4,02 juta metrik ton.

"Dari belanja negara baik pemerintah pusat maupun Bendahara Umum Negara (BUN),  sebesar 74,5 persen sudah langsung dirasakan oleh masyarakat,” ujar Sri Mulyani dalam Konpers APBN KiTa Edisi Agustus pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Baca juga:

Sri Mulyani mengatakan, dari total belanja negara Rp1.170 triliun ini sudah digentorkan sebesar Rp872,8 triliun atau 74,5% langsung dirasakan masyarakat manfaatnya termasuk subsidi energi.

Sedangkan untuk subsidi non energi ini terdiri dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp18,1 triliun untuk 2,8 juta debitur.

Sri Mulyani menambahkan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk program perlindungan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), mencapai Rp 17,7 triliun. Kartu sembako sebesar Rp28 triliun untuk 18,7 juta KPM. manfaat lainnya yang di anggarkan untuk mendukung pendidikan anak-anak di Indonesia melalui program bantuan operasional sekolah (BOS) Rp8,9 triliun, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Rp7 triliun, dan bantuan operasional untuk perguruan tinggi.

Realiasi Belanja

Menkeu merinci belanja APBN sampai Juli 2024 sebesar Rp1,170,8 triliun atau 47,5% dari pagu dan tumbuh 14,7%. Menkeu merinci belanja K/L Rp588,7 triliun dipengaruhi oleh pelaksanaan pemilu, penyaluran berbagai program bansos, sarpras hankam dan pembangunan infrastruktur.

Sedangkan belanja non K/L sebesar Rp582,1 triliun atau 42,3% dari pagu, hal ini dipengaruhi oleh realisasi subsidi/kompensasi energi dan pembayaran manfaat pensiun.

Subsidi Energi

2024 - 2023
Melansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), subsidi BBM sendiri masuk dalam subsidi energi yang juga meliputi listrik hingga LPG 3 Kg. Untuk tahun 2024, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut kementeriannya menargetkan alokasi subsidi energi seniilai Rp186,9 triliun.

Anggaran subsidi tersebut dialokasikan untuk subsidi BBM dan LPG senilai Rp113,3 triliun dan subsidi listrik senilai Rp73,6 triliun. Anggaran ini diketahui meningkat dari tahun 2023.

Di mana subsidi energi 2023 telah direalisasikan senilai Rp159,6 triliun. Realisasi tersebut mencakup subsidi BBM dan LPG senilai Rp96,9 triliun dan subsidi listrik Rp64 triliun.

2022
Lalu pada 2022, berdasarkan data Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mencatat realisasi subsidi energi pada 2022 mencapai Rp157,6 triliun. Realisasi ini lebih rendah dari yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp211,1 triliun.

Jika dirinci, Rp157,6 triliun, terdiri dari subsidi BBM & LPG sebesar Rp97,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp59,8 triliun.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 14 Aug 2024