Laba Bank Mandiri Tumbuh 4,5 Persen pada Januari 2025

Selasa, 25 Februari 2025 18:35 WIB

Penulis:Susilawati

IMG_6914.jpg
Ilustrasi Bank Mandiri. (dok. Perseroan)

JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih (bank only) sebesar Rp4 triliun pada Januari 2025. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 4,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 1,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom). Capaian tersebut relatif sejalan dengan estimasi konsensus FY25F yang memperkirakan pertumbuhan laba di kisaran 5% yoy.

Menurut laporan Stockbit Sekuritas pada Selasa, 25 Februari 2025, performa BMRI masih terbilang positif. Faktor utama pendorong kinerja ini adalah terkendalinya credit cost serta perbaikan likuiditas. 

Namun, di sisi lain, tekanan pada net interest margin (NIM) serta meningkatnya beban operasional menjadi tantangan tersendiri bagi bank.

Baca juga:

Credit Cost Stabil, Likuiditas Membaik 

Stockbit Sekuritas mengungkapkan bahwa credit cost bank only BMRI masih berada di level yang relatif rendah pada Januari 2025, yakni sebesar 0,52%. 

Angka ini menurun dibandingkan Januari 2024 yang mencapai 0,65% dan Desember 2024 yang sempat mengalami pembalikan sebesar -0,03%. 

Tren penurunan ini tercermin dalam beban provisi yang turun menjadi Rp568 miliar, lebih rendah dibandingkan Januari 2024 (Rp594 miliar) dan Desember 2024 (Rp32 miliar setelah pembalikan provisi).

Dari sisi likuiditas, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menunjukkan pemulihan signifikan dengan kenaikan sebesar 15,1% yoy pada Januari 2025. 

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Januari 2024 yang hanya 1,5% dan Desember 2024 sebesar 6,8%. Peningkatan ini membantu menurunkan loan-to-deposit ratio (LDR) ke level 93,7%, mendekati target manajemen di kisaran 90–95% sepanjang tahun 2025.

 

Pertumbuhan Kredit Melambat, NIM Tertekan 

Pertumbuhan kredit BMRI sedikit melandai ke 19,3% yoy pada Januari 2025, lebih rendah dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 20,7% yoy. Meski demikian, pencapaian ini masih lebih tinggi dari panduan manajemen yang menargetkan pertumbuhan kredit dalam rentang 10–12% yoy.

Di sisi lain, NIM mengalami penurunan signifikan ke level 4,42%, turun 8 basis poin secara tahunan dan 59 basis poin secara bulanan.

 Meski likuiditas membaik, pertumbuhan DPK lebih banyak berasal dari deposito yang memiliki cost of fund (CoF) lebih tinggi. Selain itu, pertumbuhan aset produktif lebih banyak didorong oleh efek, termasuk obligasi pemerintah, yang memiliki imbal hasil lebih rendah dibandingkan kredit.

Beban Operasional Meningkat, Namun PPOP Tetap Positif

BMRI menghadapi tantangan lain berupa kenaikan beban operasional yang meningkat sebesar 23% yoy pada Januari 2025. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan beban tenaga kerja sebesar 26% yoy serta peningkatan beban lainnya sebesar 18% yoy.

Meski demikian, pre-provision operating profit (PPOP) tetap mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,3% yoy dan 13% mom. Hal ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan operasional (top-line) yang masih kuat.

 Secara keseluruhan, Bank Mandiri menunjukkan kinerja yang stabil di awal tahun 2025. Kendati NIM mengalami tekanan dan beban operasional meningkat, laba bersih tetap tumbuh berkat terkendalinya credit cost dan perbaikan likuiditas. 

Dengan strategi pengelolaan keuangan yang solid, BMRI masih berada dalam jalur yang positif untuk mencapai target keuangan sepanjang tahun 2025.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 25 Feb 2025