Mau Beli iPhone Bekas, Pertimbangkan Risiko Ini!

Sabtu, 25 Oktober 2025 08:00 WIB

Penulis:Susilawati

i-phone-17-1.jpg
Ilustrasi Seriees iPhone 17. (Zain bin Awais/CNET)

JAKARTA – iPhone merupakan smartphone buatan Apple yang menggabungkan fungsi komputer, iPod, kamera digital, dan ponsel dalam satu perangkat dengan antarmuka layar sentuh.

Dilansir dari TechTarget, iPhone menggunakan sistem operasi iOS, dan pada tahun 2021 saat iPhone 13 diluncurkan, perangkat ini sudah menawarkan kapasitas penyimpanan hingga 1 TB serta kamera beresolusi 12 megapiksel.

Baru-baru ini iPhone meluncurkan iPhone 17 series. Seri iPhone terbaru ini kini resmi dijual di pasaran. Jika Anda berencana melakukan upgrade, penting untuk mengetahui model mana dari iPhone 17 yang paling sesuai dengan kebutuhanmu.

Baca juga:

iPhone sendiri dikenal dengan harga yang premium, misalnya iPhone 17 (256 GB) dijual dengan harga Rp17.249.000. Angka tersebut bukan nominal kecil, jadi banyak orang perlu mempertimbangkan dengan matang sebelum membelinya.

Mungkin bagi sebagian orang yang ingin menggunakan iPhone membeli bekas menjadi sebuah solusi. Membeli iPhone bekas bisa menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang ingin merasakan ekosistem premium Apple tanpa harus membayar harga penuh.

Namun, seperti halnya pembelian besar lainnya, keputusan ini memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk membeli.

Risiko Beli iPhone Bekas

Dilansir dari Grest, sebelum membeli iPhone bekar, pahami dulu risiko yang wajib kamu tahu:

1. Kekhawatiran Mengenai Kesehatan Baterai

Salah satu kelemahan utama saat membeli iPhone bekas adalah kemungkinan penurunan kualitas baterai. Umumnya, iPhone yang sudah digunakan memiliki kapasitas baterai yang lebih rendah dibandingkan perangkat baru.

Akibatnya, baterai mungkin tidak dapat menyimpan daya sebaik sebelumnya, sehingga waktu pemakaian menjadi lebih singkat dan mungkin memerlukan penggantian baterai yang biayanya cukup mahal. Penggantian baterai resmi di Apple dapat memakan biaya yang cukup mahal, sehingga hal ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan anggaran.

Idealnya, battery health iPhone masih berada di atas 85% agar tetap nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Namun, banyak iPhone bekas memiliki tingkat kesehatan baterai di bawah angka tersebut, sehingga perangkat cenderung lebih cepat kehabisan daya, menjadi panas, atau bahkan mati secara tiba-tiba saat digunakan.

2. Tanpa Garansi atau Garansi Terbatas

Berbeda dengan iPhone baru yang disertai garansi lengkap, iPhone bekas biasanya tidak memiliki garansi sama sekali atau hanya menawarkan perlindungan yang sangat terbatas. Akibatnya, jika terjadi masalah setelah pembelian, seluruh biaya perbaikan harus ditanggung sendiri, yang bisa menimbulkan pengeluaran tak terduga.

Biaya perbaikan iPhone tergolong cukup tinggi, untuk mengganti layar saja, kamu bisa mengeluarkan biaya mulai dari Rp1.500.000 hingga Rp4.000.000, tergantung pada seri perangkat yang dimiliki.

3. Riwayat Penggunaan yang Tidak Diketahui

Saat membeli iPhone bekas, kamu tidak bisa memastikan sepenuhnya bagaimana pemilik sebelumnya menggunakan dan merawat perangkat tersebut.

Kebiasaan penggunaan yang buruk, seperti sering melakukan pengisian daya berlebihan, terpapar suhu ekstrem, atau penanganan yang kasar, dapat memengaruhi kinerja serta umur perangkat dalam jangka panjang.

4. Potensi Kerusakan Tersembunyi

iPhone bekas mungkin memiliki masalah yang tidak langsung terlihat saat pemeriksaan singkat. Kerusakan tersebut bisa berupa kerusakan internal, gangguan pada perangkat lunak, atau kegagalan komponen yang baru muncul setelah beberapa waktu pemakaian.

Masalah seperti layar sentuh tidak responsif, kamera bermasalah, atau gangguan konektivitas sering kali tidak tampak saat pemeriksaan awal.

5. Risiko Penipuan dan Pemalsuan

Pasar ponsel bekas memiliki risiko penipuan yang cukup tinggi, seperti perangkat hasil curian, iPhone palsu, atau yang masih terkunci oleh activation lock.

Membeli dari penjual yang tidak terpercaya dapat menyebabkan kamu mendapatkan perangkat yang telah dilaporkan hilang atau masih terikat pada Apple ID milik pemilik sebelumnya.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 25 Oct 2025