Mengintip Pesona Batik di Yogyakarta

Senin, 29 September 2025 12:12 WIB

Penulis:Susilawati

Batik
Pemandu Museum Batik Yogyakarta, Didi ketika menjelaskan tentang batik di Yogyakarta (Susila/WongKito.co)

YOGYAKARTA, WongKito.co - Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai salah satu tempat tujuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Dengan perpaduan antara keindahan alam yang mempesona, kekayaan warisan budaya dan keramahan masyarakat menjadikan kota tersebut menarik wisatawan berkunjung ke kota yang dikenal dengan kota pelajar tersebut.

Memiliki kekayaan warisan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah batik Jogja. Batik khas Jogja bukan hanya kain yang indah dan penuh makna, tetapi juga merupakan identitas budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca juga:

Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi  Sumatera Selatan kembali mengadakan Capacity Bulding dan Gathering Wartawan Ekonomi dan Bisnis ke Yogyakarta, 25 -27 September 2025.

Ketika tiba di Yogyakarta, wartawan diajak mengunjungi Museum Batik Yogyakarta yang memamerkan berbagai jenis batik, seperti batik keraton (atau batik klasik) tumbuh di lingkungan keraton dan memiliki motif simbolis yang kental dengan nilai filosofis dan spiritual Jawa dan batik pesisir.

Koleksi tertua di Museum Batik Yogyakarta berasal dari abad ke-18 dan koleksi tertua spesifiknya adalah batik yang dibuat pada tahun 1840. 

Pemandu Museum Batik Yogyakarta, Didi mengatakan, sejak didirikan pada 12 Mei 1979, Museum Batik Yogyakarta memiliki tujuan utama sebagai sarana pelestarian koleksi batik. Namun, sekarang fungsinya diperluas untuk mendukung promosi dan penjualan batik, yang membantu kelangsungan UMKM batik di Yogyakarta.

Perubahan ini mencerminkan upaya adaptasi museum untuk tetap relevan dan berkontribusi pada pelestarian serta perkembangan ekonomi lokal di era digital, jelasnya.

Memanfaatkan perkembangan digital, seperti penggunaan kode QRIS dan pemasaran melalui media sosial, ujarnya.

Filosofi batik sangatlah dalam dan mencerminkan nilai-nilai kehidupan, spiritualitas, serta pandangan alam semesta masyarakat Jawa kuno, khususnya yang berasal dari lingkungan keraton. Setiap goresan, motif, dan bahkan warna pada batik memiliki makna simbolis yang berbeda-beda.

Sementara pemandu Museum Batik Yogyakarta lainnya, Ester menuturkan, bahwa pengunjung museum batik ini cukup ramai baik dari Yogyakarta sendiri seperti anak-anak sekolah dengan adanya program wajib kunjung museum.

Kemudian juga dari luar daerah termasuk dari Bali juga ada. Sementara lanjutnya wisatawan dari luar negeri juga ramai seperti dari Belanda, Jerman, Jepang dan negara lainnya.

Para pengunjung tersebut ada yang mencoba membuat batik dan ada juga yang mengadakan workshop cara membuat batik, tuturnya.

Sedangkan pembatik Museum Batik Yogyakarta, Wagiem mengatakan , kalau dirinya mulai membatik di museum tersebut mulai tahun 2004 lalu.

Berdasarkan pantauan di Museum Batik Yogyakarta berbagai motif batik yang dipajang antara lain batik kapal kandas, batik ceplok dan batik bunga seruni.