Selasa, 11 Juni 2024 13:38 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA – Pengusaha yang memiliki gurita bisnis di berbagai bidang industri. Peter Sondakh masuk dalam jajaran orang terkaya ke-25 di Indonesia versi Forbes Real-Time Billionaires. Pada Senin (10/6/2024), Peter diketahui memiliki kekayaan bersih senilai US$2 miliar atau sekitar Rp32,43triliun (kurs Rp16.218 per dolar AS).
Pria kelahiran Manado ini lahir pada 23 Juni 1953. Ayahnya memulai bisnis memproduksi minyak kelapa dan mengekspor kayu sejak tahun 1954. Setelah ayahnya meninggal, ia mewarisi bisnis kecilnya. Peter Sondakh, yang baru 20 tahun harus mengambil alih bisnis mencari nafkah untuk keluarga. Dia harus membiayai ibu serta empat orang adiknya.
Ketika berumur 22 tahun, ia telah mengambil alih bisnis minyak kelapa dan ekspor kayu. Selanjutnya ia mendirikan PT Rajawali Corpora. Melalui Rajawali Corpora, ia memulai bisnis properti sebagai perluasan usaha yang ditekuni ayahnya. Peter mencoba memasuki korporasi besar, berkat keahlian komunikasinya yang dekat dengan banyak pihak.
Crazy RIch Singapura
Peter memiliki satu orang anak yaitu Claudia Sondakh, seorang pebisnis yang dikenal sebagai crazy rich Singapura. Claudia diketahui sudah menetap di Singapura sejak berusia 3 tahun.
Baca Juga:
Claudia merupakan pemilik dan pendiri Plentyfull Bakery & Deli di Singapura yang beroperasi sejak awal 2020, dirinya ternyata sempat memiliki bisnis fesyen Robe Raiders. Ini merupakan butik online untuk barang-barang mewah bekas yang dia dirikan pada tahun 2011, yang kemudian bergabung dengan platform belanja The Fifth Collection pada 2015.
Claudia menikah dengan anak dari konglomerat Singapura, Evan Kwee yang merupakan generasi ketiga pemilik Pontiac Land Group, di mana keluarga Kwee memiliki beberapa hotel mewah di Singapura, seperti Ritz-Carlton Millenia, Conrad Centennial Singapore, dan The Capella Singapore, serta superblok perkantoran, Millenia Tower dan Centennial Tower.
Gurita Bisnis
Peter merupakan pemilik Rajawali Corpora, sebuah perusahaan investasi dengan portofolio perusahaan tambang, properti hingga media yang berdiri pada 1984. Berdasarkan situs Rajawali Group, Peter mengawali bisnisnya dengan membangun perusahaan stasiun TV Rajawali Citra Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan RCTI.
Kemudian Peter usaha wisata lewat Lombok Tourism Development Corp (LTDC) dan Express Group. Dalam keberjalanan bisnisnya, ia juga tercatat melepas perusahaan rokok Bentoel Group pada 2005 dan PT Excelcomindo Pratama atau PT XL Axiata Tbk.
Pada 2007, ia memimpin spin off atau pemisahan RCTI menjadi RTV atau Rajawali TV. Pada 2010, Rajawali Group memfokuskan diri pada sektor infrastruktur dan pertambangan dengan mengakuisisi perusahaan seperti Bukitasam Transpacific Railway Infrastructure, Nusantara Infrastructure, dan PR Triaryani. Mereka juga membangun Green Eagle Group, sebuah perusahaan kebun minyak kelapa sawit.
Baca Juga:
Pada 2011, Peter Sondakh mengakusisi Hotel Four Season Jakarta. Lalu pada 2012 dan 2013, Ia mengubah PT Entertainment International Tbk menjadi PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) dan melaksanakan groud breaking Hotel St. Regis.
Lalu, pada 2014 Peter kembali mengakuisisi perusahaan minyak PT BW Plantation Tbk (BWPT) dan perusahaan public relation media PT Fortune Indonesia (FORU). Lalu pada 2015, setelah ada merger, BWPT berubah nama menjadi PT Eagle High Plantation Tbk.
Peter Sondakh pun diketahui memiliki perusahaan tambang emas PT Archi Indonesia Tbk (ARCI). Ia tercatat menjadi pemegang saham mayoritas ARCI sebesar 85% atau 21.109.650.000 lembar saham melalui PT Rajawali Corpora.
Emiten emas ini melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 2021 lalu. melaksanakan pencatatan umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2021 lalu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 10 Jun 2024