Dewan Keamanan PBB Sepakat Proposal Perdamaian AS

Dewan Keamanan PBB Sepakat Proposal Perdamaian AS (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - Usulan genjatan senjata oleh Amerika Serikat, terhadap perang Israel dan Hamas Palestina di setujui oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam pemungutan suara Senin 10 Juni 2024 waktu New York, sebanyak 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan termasuk Amerika  mendukung resolusi tersebut. Sementara Rusia abstain. Resolusi tersebut menyatakan bahwa Israel telah menerima usulan gencatan senjata. Dan mendesak Hamas untuk menyetujuinya juga.

Rencana tersebut memiliki tiga tahap yang akan diakhiri dengan rencana rekonstruksi besar-besaran di Gaza, yang sebagian besar telah hancur akibat konflik tersebut. Tahap pertama dari rencana tersebut menyangkut pertukaran sandera-tahanan serta gencatan senjata jangka pendek.

Fase kedua mencakup penghentian permusuhan secara permanen serta penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza. Sedangkan tahap ketiga berfokus pada pandangan jangka panjang daerah kantong tersebut.

Baca juga

Resolusi  ini muncul beberapa minggu setelah Presiden Joe Biden mengatakan Israel telah menyetujui rencana tiga fase yang akan menghasilkan gencatan senjata permanen di Gaza. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka tidak setuju sebagian dari resolusi tersebut. Dan berulang kali mengatakan ia berencana untuk melanjutkan operasi militer sampai Hamas hancur.

Usulan gencatan senjata oleh Amerika merupakan pembalikan sikap yang jelas dari Amerika. Washington sebelumnya telah memblokir beberapa resolusi gencatan senjata. Termasuk dengan menggunakan hak vetonya sebanyak tiga kali. 

Agnes Callamard, ketua kelompok hak asasi manusia Amnesty International  menyebut Amerika kini harus menggunakan pengaruhnya untuk memastikan gencatan senjata ini menjadi kenyataan. “Washington harus menghentikan transfer senjata ke Israel memastikan  pemerintah Tel Aviv mengizinkan akses bantuan kemanusiaan tanpa batas di seluruh Gaza,” tulisnya di akun X.

Hamas Setuju

Sesaat setelah keputusan diambil Hamas segera menyambut baik resolusi PBB tersebut. Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut menyambut baik gencatan senjata permanen, penarikan Israel dari Jalur Gaza, pertukaran tawanan, dan rencana untuk membangun kembali. Selain itu kembalinya pengungsi Palestina ke rumah mereka dan penolakan terhadap perubahan atau penyusutan demografi  serta masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. 

“Kami siap untuk bekerja sama untuk bernegosiasi secara tidak langsung mengenai bagaimana menerapkan prinsip-prinsip ini,” kata kelompok tersebut dikutip dari Al Jazeera.

Amerika jelas memberikan tekanan keras ke Israel. Bagaimanapun Tel Aviv tidak akan senang dengan pemungutan suara PBB.

Alon Liel, mantan direktur kementerian luar negeri Israel mengatakan pemerintah Israel tidak akan senang mendengar hasil pemungutan suara Dewan Keamanan PBB.  Dan dia pikir pemerintah Israel terkejut. Liel mengatakan sebagian besar analis memperkirakan Rusia akan memveto resolusi yang diusulkan Amerika di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza. 

Tetapi menurut Liel  negara kunci yang menekan Israel agar menerapkan resolusi gencatan senjata PBB bukanlah Amerika Serikat. Melainkan Mesir. Negara ini menurutnya kini berada dalam posisi untuk memberikan tekanan besar pada Israel untuk mengakhiri perang. Perang setiap hari semakin dekat ke perbatasan Mesir. Semakin jauh ke Rafah, dan semakin banyak pengungsi yang masuk ke Mesir.

Sejumlah pihak menyambut baik resolusi tersebut dan mendesak semua pihak untuk menjalankannya. Duta Besar Amerika untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan  “hari ini kami memilih perdamaian.” Sementara Duta Besar Inggris Barbara Woodward menggambarkan situasi di Gaza sebagai bencana besar. “Penderitaan telah berlangsung terlalu lama,” katanya.

Kepemimpinan Palestina juga menyambut baik disahkannya resolusi yang disponsori Amerika. Riyad Mansour, duta besar Palestina untuk PBB menyebut upaya ini merupakan langkah ke arah yang benar. Dia juga berterima kasih kepada semua negara yang bekerja sama dalam upaya mempengaruhi rancangan resolusi agar lebih dekat dengan tujuan hak-hak nasional rakyat Palestina.

Baca juga

Di bagian lain Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken mengatakan semua pemerintah di Timur Tengah harus menekan Hamas untuk mengatakan “ya” terhadap gencatan senjata dengan Israel.

“Jika Anda ingin meringankan penderitaan yang mengerikan di Gaza, untuk memulangkan semua sandera, untuk menempatkan Israel dan Palestina di jalan menuju perdamaian abadi – maka tekan Hamas untuk mengatakan ya terhadap gencatan senjata,” katanya.

Meski demikian perundingan gencatan senjata masih akan terjal. Terlebih ada ketidakbulatan di pemerintahan Israel. Hal ini ditunjukkan dengan keluarnya Benny Gantz dari pemerintahan darurat.

Marwan Bishara, analis politik Al Jazeera mengatakan saat ini kita hanya bisa berspekulasi apakah pemerintah Israel pada akhirnya akan tampil ke publik dan menerima kebijakan tersebut. Dan apa yang akan terjadi jika pemerintah Israel melakukan hal tersebut. Apakah itu akan meledak? Apakah negara ini akan direkonstruksi menjadi pemerintahan baru? Benar-benar tidak jelas. Jelas ada kekuatan oposisi yang serius di dalam pemerintahan Israel. “Namun setelah Hamas menyambut resolusi tersebut, pemerintah Israel pasti harus meresponsnya,” katanya.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 11 Jun 2024 

Editor: Redaksi Wongkito
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories