Sabtu, 21 Oktober 2023 15:00 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
Jakarta, Wongkito.co - Target produksi beras pada tahun 2024 mencapai 35 juta ton. Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas (PLT) Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi.
Untuk merealisasikan target tersebut, Mentan telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya adalah bekerjasa sama dengan penyuluh pertanian. Sabtu, 21 Oktober 2023.
“Saya tegaskan untuk tingkatkan produksi beras dari 31 menjadi 35 juta ton. Caranya bisa berkoordinasi dengan dirjen teknis lain seperti PSP (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian) untuk pupuk dan BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) untuk penyuluh,” ujar Plt Mentan Arief Prasetyo Adi dikutip dari Antara,
Menurutnya, perlu adanya kebersamaan dari semua pihak untuk dapat mencapai peningkatan target beras menjadi 35 juta ton. Arief mengajak para kepala dinas pertanian melakukan gerakan nasional (percepatan tanam) El Nino yang menargetkan 500 ribu hektare lahan. “Saya minta tolong sebulan ini kita mempersiapkan semuanya,” ujarnya.
Baca juga
Pihaknya mewanti-wanti jangan sampai ada lagi keluhan petani mengenai benih dan pupuk dalam seminggu kedepan. Pasalnya hal itu sudah menjadi tugas dari kementerian dan pihak dibawahnya untuk menyiapkan keperluan tersebut.
Menyikapi arahan tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menuturkan pihaknya tengah melakukan konsolidasi dengan berbagai para pemangku kepentingan. “Pemetaan lahan tidur di daerah-daerah yang selama ini belum tergarap maksimal, serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang pertanian lainnya,” ujar Suwandi.
Terkait pupuk, alsin, air, asuransi, dan KUR pihaknya tengah melakukan pengintensifkan program bersama Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Adapun penyuluhan menggandeng Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).
Ditjen Tanaman Pangan dalam mempersiapkan percepatan tanam di tengah El Nino telah menyiapkan Sembilan strategi. Strategi itu meliputi gerakan kejar tanam, meningkatkan IP (indeks pertanaman) dan produktivitas berdasarkan pemetaan wilayah kekeringan.
Baca juga
Selanjutnya perluasan areal tanam padi bagi kabupaten potensial ditanam saat musim kering dengan saprodi, pompa dan sumur. Suwandi juga menyebut memperluas benih sebagai kompensasi terkena dan puso iklim ekstrim, wilayah pasang surut, rawa lebak, lahan kosong, dan kabupaten/kota agar segera CPCL (Calon Petani Calon Lokasi).
Ia juga menyebut Ditjen Tanaman Pangan mengusung pertanian presisi skala ekonomi, polygon dashboard TIK, saprodi tepat, alsin hulu-hilir, drone, ramah lingkungan, efisiensi biaya input melalui pemanfaatan pupuk organik, hayati, pestisida nabati, elisitor biosaka, plant growth promoting rhizobacter (PGPR) dan lainnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Khafidz Abdulah Budianto pada 21 Oct 2023