Menyingkirkan Rokok Tradisional: Mencari Solusi Lewat Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Senin, 31 Juli 2023 12:39 WIB

Penulis:Redaksi

Penelitian Produk Tembakau Alternatif
Ilustrasi pria merokok vape (Pexels/Dima Valkov)

JAKARTA - Produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi untuk menurunkan prevalensi merokok. Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara didorong untuk memanfaatkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin dalam menjawab tantangan ini salah satunya melalui akses dan informasi yang akurat terkait produk tembakau alternatif.

Aktivis Pengurangan Bahaya Merokok dari Inggris yang merupakan panelis diskusi Global Forum Nicotine 2023 (GFN23) di Warsawa, Polandia, Clive Bates menyatakan penelitian yang masif mengenai produk tembakau alternatif sangat diperlukan untuk keterbukaan informasi yang akurat, terutama mengenai profil risiko dari produk tersebut. 

Dengan demikian, perokok dewasa yang ingin beralih ke produk yang lebih baik dapat mengambil keputusan yang tepat untuk untuk diri mereka.

“Sejumlah kajian ilmiah menunjukkan bahwa beralih ke produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih kecil daripada rokok. Penyebaran informasi yang salah dan menolak segala jenis produk tembakau alternatif dapat menghambat pengurangan bahaya merokok. Padahal, sebenarnya secara produk tembakau alternatif signifikan mengurangi risiko dari kebiasaan merokok,” terang Clive.

Hal yang sama juga diungkapkan dalam laporan Cochrane Review yang dipublikasikan Universitas Oxford, Inggris, pada November 2022 lalu. 

Laporan tersebut merangkum hasil riset di Amerika Serikat (34 studi), Inggris (16 studi), dan Italia (8 studi). Hasil dari laporan tersebut menunjukkan bahwa perokok berpotensi besar untuk beralih dari kebiasaannya setelah menggunakan rokok elektrik selama enam bulan, dibandingkan menggunakan terapi pengganti nikotin.

“Hasil laporan Cochrane Review menunjukkan bukti kuat bahwa rokok elektrik dapat membantu perokok dewasa untuk beralih dari merokok, terdapat penurunan yang signifikan pada biomarker paparan dan bahaya,” jelas Jasjit Ahluwalia, Ilmuwan Kesehatan Masyarakat di Brown University, Amerika Serikat, yang juga menjadi panelis diskusi GFN23.

Menurut Jasjit, setiap perokok dewasa punya pilihan untuk beralih dari kebiasaan merokok, salah satunya ke produk yang lebih rendah risiko. Adanya produk tembakau alternatif yang menerapkan konsep pengurangan bahaya sudah didasarka pada ilmu pengetahuan atau sains modern.

Sejalan dengan hal tersebut, Peneliti dan Dosen Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Neily Zakiyah juga mengatakan penyebarluasan informasi tentang profil risiko dan manfaat dari produk tembakau alternatif sebaiknya berbasis fakta dan kajian ilmiah. Hal ini penting agar masyarakat mendapat informasi yang komprehensif dan akurat. 

“Kajian ilmiah yang komprehensif dapat memberikan informasi dan bukti mengenai profil risiko dan juga potensi produk tembakau alternatif. Penelitian-penelitian yang dilakukan juga diharapkan dapat mencegah individu yang bukan merupakan perokok, agar tidak mencoba produk tembakau alternatif,” jelas Neily.

Agar penelitian produk tembakau alternatif di dalam negeri dapat diperbanyak dan segera diimplementasikan, Neily menekankan pentingnya kerja sama atau kolaborasi antar seluruh pemangku kepentingan, mulai dari  pemerintah, akademisi, pelaku industri, hingga masyarakat. Kolaborasi multidisiplin dengan konsep pentahelix yang melibatkan semua sektor, termasuk media massa dan komunitas, juga perlu diupayakan.