Jumat, 02 September 2022 18:46 WIB
Penulis:Susilawati
PALEMBANG, WongKito.co, - Nilai ekspor Sumatera Selatan pada Juli 2022 mencapai US$866,10 juta atau mengalami kenaikan sebesar 46,84 persen dibanding ekspor Juni 2022.
Bila dibanding Juli 2021 nilai ekspor naik sebesar 78,22 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan, Zulkipli di Palembang, Jumat.
Menurut dia, peningkatan ekspor Juli 2022 dibanding Juni 2022 disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar US$298,03 juta, yaitu dari US$516,50 juta menjadi US$814,53 juta, sedangkan ekspor migas mengalami penurunan sebesar US$22,97 juta, yaitu dari US$74,54 juta menjadi US$51,57 juta.
Baca Juga :
Ia menyatakan, untuk ekspor nonmigas Juli 2022 mencapai US$814,53juta, naik 57,70 persen dibanding Juni 2022. Dibanding Juli 2021 ekspor nonmigas naik sebesar 71,58 persen.
Sedangkan secara kumulatif, nilai ekspor Sumatera Selatan Januari–Juli 2022 mencapai US$4.212,85 juta atau naik 50,47 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$3.956,18 juta atau naik 45,22 persen.
Ia mengatakan, peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juli 2022 terhadap Juni 2022 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral (batubara dan lignit) sebesar US$155,15 juta (60,54 persen), sedangkan penurunan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada komoditas bahan kimia anorganik sebesar US$2,83 juta (30,63 persen).
Sementara bila menurut sektor, ekspor nonmigas hasil pertanian Januari–Juli 2022 naik 49,05 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, ekspor hasil industri pengolahan naik 6,48 persen, dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 153,56 persen.
Ekspor Juli 2022 terbesar adalah ke Tiongkok sebesar US$245,60 juta, disusul ke India sebesar US$118,78 juta, dan ke Malaysia US$71,59 juta, dengan kontribusi
ketiganya mencapai 50,34 persen.
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$182,93 juta dan US$27,96 juta, tuturnya.
Secara kumulatif, nilai ekspor terbesar Sumatera Selatan Januari-Juli 2022
ditujukan ke Tiongkok, India, dan Malaysia, dengan nilai masing-masing sebesar
US$1.137,26 juta, US$618,71 juta dan US$341,86 juta, katanya. (Usi)