Jumat, 12 September 2025 13:02 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA – Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) benar-benar menjadi bintang di lantai bursa. Pada perdagangan intraday hari Kamis, 11 September 2025, harga sahamnya melesat 8,24% dan menyentuh level tertinggi barunya tahun ini di Rp1.380.
Kenaikan fantastis ini jauh mengungguli para raksasa perbankan BUMN lainnya, menjadikan BBTN sebagai jawara tak terbantahkan. Sejak awal tahun, saham ini telah terbang lebih dari 21%, sebuah reli yang ditopang oleh kinerja solid dan sentimen super positif dari pemerintah.
Pemicu utama pesta pora ini adalah dana baru dari Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang siap menyuntikkan dana jumbo ke perbankan. Lantas, seperti apa detailnya dan seberapa besar lagi potensi cuan di saham BBTN? Mari kita bedah tuntas.
Baca juga:
Katalis paling kuat yang membakar semangat investor adalah pernyataan dari Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Pemerintah berencana mengucurkan dana sebesar Rp200 triliun yang berasal dari kas negara menganggur ke dalam sistem perbankan.
Ini bukan pinjaman, melainkan simpanan yang bertujuan untuk memperkuat likuiditas bank dan mendorong penyaluran kredit. “Tujuannya supaya bank punya duit banyak cash tiba-tiba dan dia tidak bisa taruh di tempat lain selain dikreditkan. Jadi kita memaksa market mekanisme berjalan,” jelas Purbaya.
Langkah ini dipastikan tidak akan memicu hiperinflasi. Menurut Purbaya, dengan pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih di bawah potensi, suntikan stimulus ini justru akan mengakselerasi roda perekonomian. “Jadi kalau saya injek stimulus ke perekonomian, harusnya kalau ekonominya masih di 5%, masih jauh dari inflasi,” ungkapnya.
Sentimen super positif ini membuat para analis ramai-ramai balik arah. Samuel Sekuritas, misalnya, secara dramatis merevisi rekomendasinya untuk saham BBTN dari sebelumnya sell menjadi buy dengan target harga baru yang jauh lebih tinggi, yaitu di Rp1.600.
Target baru ini menyiratkan adanya potensi keuntungan atau upside hingga 25% dari harga penutupan kemarin di Rp1.280. Revisi ini menunjukkan betapa besarnya dampak dari kombinasi antara stimulus pemerintah dan perbaikan fundamental internal perusahaan.
Selain dana dari pemerintah, BBTN juga memiliki amunisi internal. Analis Samuel Sekuritas, Brandon Boedhiman dan Prasetya Gunadi, menyoroti kenaikan target pertumbuhan kredit perusahaan untuk tahun ini menjadi 7–9%, didukung oleh program FLPP dan KUR Perumahan.
Program KUR Perumahan menjadi game changer baru yang akan melengkapi skema FLPP. Dengan program ini, BBTN diproyeksikan bisa membiayai 50 ribu hingga 100 ribu unit rumah baru pada tahun 2026, memperkuat posisinya sebagai raja KPR di Indonesia.
Katalis utama saham BBTN datang dari pemangkasan suku bunga acuan BI yang akan menurunkan biaya dana. "NIM diperkirakan tetap meningkat hingga akhir tahun," tulis riset Samuel Sekuritas.
Optimisme analis ini juga didasari oleh fondasi kinerja keuangan yang sangat solid. Pada semester I-2025, BBTN berhasil membukukan laba bersih Rp1,7 triliun, tumbuh 13,6% secara tahunan, menunjukkan mesin bisnisnya berjalan sangat efisien.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh lonjakan Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang meroket 55,1%. "Kenaikan NIM ditopang yield aset yang naik 104 bps YoY, serta pertumbuhan kredit 6,8% YoY," tulis riset Samuel Sekuritas.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Alvin Bagaskara pada 12 Sep 2025