Banyuasin Sentra Ayam Petelur Terbesar di Sumsel, Produksi 400 butir Telur Tiap Bulan

Banyuasin Sentra Ayam Petelur Terbesar di Sumsel, Produksi 400 butir Telur Tiap Bulan (ist)

 

BANYUASIN - Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu produsen  telur ayam nasional, dengan produksi 400 butir telur per bulan dan dipastikan 80 persen telur bermutu baik. Kabupaten Banyuasin menjadi sentra peternakan ayam petelur.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Ruzuan Effendi, mengatakan  Sumsel menempati posisi kedelapan produsen telur nasional dengan surplus 250 ton per bulan.

“Dari 70 peternak, 17 sudah memiliki NKV. Targetnya, dalam satu bulan semua akan tersertifikasi,” jelas Ruzuan, Kamis (11/9/2025).

Ia menegaskan sertifikasi ini bukan hanya memenuhi standar nasional, tapi juga membuka jalan produk Banyuasin menembus pasar global.  

Gubernur Sumsel H. Herman Deru secara langsung menyerahkan Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV), Sertifikat Good Farming Practices (GFP), serta Sertifikat Bebas Residu Antibiotik dan Salmonella kepada peternak ayam petelur di Kabupaten Banyuasin.

Baca Juga:

Acara berlangsung di CV. Agro Jovin Farm dengan dihadiri pejabat daerah, perwakilan asosiasi peternak, dan puluhan pelaku usaha peternakan. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Pemprov Sumsel dalam melindungi masyarakat dari produk pangan yang tidak memenuhi standar kesehatan.

Dalam sambutannya, gubernur menekankan bahwa sertifikasi bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari pengawasan kualitas pangan. Ia menyebut, NKV merupakan alat kontrol penting untuk memastikan daging, unggas, dan telur benar-benar aman dikonsumsi.

“NKV sangat penting agar pembeli yakin produk peternak kita bermutu. Pemerintah juga siap membantu administrasi, bahkan bila perlu jemput bola,” ujar Herman Deru.

Lebih jauh, ia menyoroti pentingnya produksi telur sebagai pangan tambahan untuk mencegah stunting. Menurutnya, ketersediaan telur yang melimpah di Banyuasin seharusnya mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Sumsel.

“Dengan produksi sebanyak ini, mestinya tak ada lagi kasus stunting. Tapi semua butuh kerja sama. Asosiasi peternak harus punya target jelas,” tambahnya.

Selain jaminan mutu, Herman Deru mengingatkan peternak untuk terus menjaga kebersihan kandang dan mencegah masuknya penyakit. Edukasi dan pendampingan akan terus dilakukan Pemprov Sumsel agar kualitas produksi tetap konsisten.

Baca Juga:

Ia juga mendorong peternak agar percaya diri memasarkan produknya, baik di dalam maupun luar daerah. “Saya ucapkan selamat kepada penerima sertifikat. Dengan ini, kalian lebih percaya diri menjual telur ke pasar lebih luas,” tegasnya.

Sementara Wakil Bupati Banyuasin, Neta Indian, mengapresiasi program ini. Ia menyebut produksi telur di Banyuasin mencapai 400 ton per bulan dan 80 persen sudah bermutu baik.

"Banyuasin jadi penyangga pangan di Sumsel. Produk kami bahkan sudah dikirim ke Jawa Barat. Dengan sertifikat NKV, kualitasnya lebih terjamin," kata dia.(*)


Related Stories