gojek
Rabu, 15 Juni 2022 13:13 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co - Badan riset, Tenggara Strategics yang merupakan bagian dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya, menyampaikan di tengah pandemi, GoFood memimpin layanan pesan antar makanan (OFD) di Indonesia.
Direktur Eksekutif Tenggara Strategics, Riyadi Suparno mengungkapkan tahun 2021, Tenggara mengestimasi nilai transaksi pesan-antar makanan (GMV) yang terjadi di sektor OFD sebesar Rp 78.4 triliun.
"Nilai transaksi di platform GoFood - bagian dari ekosistem GoTo, menurut hitungan Tenggara mencapai Rp 30,65 triliun atau lebih tinggi dari penyedia layanan OFD," ungkap dia dalam siaran pers hasil riset dengan tema "Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery (OFD) di Indonesia" secara virtual, Selasa (15/6/2022).
Baca Juga:
Ia menjelaskan layanan pesan-antar makanan secara OFD merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian di tengah masyarakat.
"Layanan OFD terbukti menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah dan penyelamat UMKM untuk bisa tetap berbisnis."
"Kami kemudian melakukan riset untuk mengetahui, apakah pascapandemi layanan OFD akan tetap diminati mengingat ada perubahan perilaku di mana masyarakat sudah mulai kembali bekerja di kantor, beraktivitas di luar rumah serta adanya relaksasi regulasi dalam bepergian," kata dia.
Hasil riset Tenggara Strategics tambah dia menjawab bahwa masyarakat tetap meminati layanan OFD karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan.
Baca Juga:
Dimana, estimasi dihitung berdasarkan hasil riset Google, Bain, dan Temasek (2021), tambah dia.
Economic Research Lead, Tenggara Strategics, Stella Kusumawardhani, M.IDEc memaparkan sejumlah temuan lainnya dari riset terkait online food delivery ini, diantaranya:
Pertama; layanan OFD telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Mayoritas konsumen menggunakan OFD untuk mendukung produktivitas, menjelajahi tren kuliner terbaru dan bersosialisasi. Lebih dari setengah konsumen menggunakan OFD minimal sekali setiap minggu.
Kedua; layanan online food delivery digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat berpenghasilan tetap. Dimana, mayoritas pengguna adalah Generasi Z (43%) dan millenial (39%).
Sementara terkait industri OFD, Tenggara Strategics juga menemukan beberapa temuan utama terkait para pemain industri ini, seperti:
GoFood menjadi preferensi utama konsumen dengan nilai transaksi tertinggi, mencapai Rp 30,65 triliun.
○ Menurut riset, GoFood lebih banyak dimiliki dan digunakan oleh konsumen Indonesia meski para konsumen memiliki aplikasi OFD lainnya.
○ Tidak hanya itu, GoFood merupakan platform yang menjadi top of mind (50%) dan paling banyak di download (76%) oleh konsumen, serta menawarkan kenyamanan dan menu paling beragam.
ShopeeFood berada di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 26,49 trilliun.
○ Sebanyak 28% responden menjadikan ShopeeFood sebagai top of mind platform OFD
dan dianggap konsumen sebagai platform yang paling banyak menawarkan promo.
GrabFood berada di posisi ketiga mencapai Rp 20,93 triliun.
○ Sebanyak 22% responden menjadikan GrabFood sebagai top of mind platform OFD.
Baca Juga:
Stella melanjutkan, Tenggara memperkirakan industri OFD juga akan terus bertumbuh.
"Hasil survei kami menemukan mayoritas konsumen (99%) berniat terus menggunakan dan meningkatkan penggunaan (96%) layanan OFD di masa-masa mendatang," kata dia.
Menanggapi hasil penelitian tersebut Research Fellow, Tenggara Strategics, Dr. Handyanto Widjojo mengatakan sekalipun penelitian dilakukan di masa pandemi, saya kira beberapa hal yang tadi disebutkan, seperti kenyamanan dan kemudahan, akan tetap menjadi pertimbangan konsumen diperiode berikutnya karena kebiasaan tersebut sudah terbentuk, apalagi untuk hal yang ada hubungannya dengan makanan.
Riset mengenai layanan OFD ini menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih, dengan jumlah responden mencapai 1200 yang tersebar di enam kota yang dilakukan pada 10 hingga 14 Januari 2022.
Riset juga memiliki tingkat kepercayaan 95%, dengan batas kesalahan atau MoE +/- 2.8%, demikian tutupnya.(ril)
2 tahun yang lalu