Sabtu, 26 April 2025 19:49 WIB
Penulis:Nila Ertina
Reporters Without Borders (RSF) bersama lebih dari 190 Media di dunia, diantaranya ada sembilan di Indonesia yaitu WongKito.co, Borneotribun.com, Aceh Satu Media, Kalesang.id, Zona Utara, Tempo, Kalamathana.id dan Solopos mendesak raksasa teknologi untuk merangkul Jornalism Trust Initiative, dalam upaya melawan disinformasi.
Dalam siaran pers RSF, yang diterima redaksi WongKito.co, Kamis (24/4/2025) mengungkapkan saat ini kekacauan lanskap berita saat ini semakin meluas.
"Disinformasi merajalela, tidak seorang pun tahu sumber mana yang dapat dipercaya dan jurnalisme yang didasarkan pada pelaporan yang ketat sedang tercekik oleh kurangnya dana yang luar biasa," demikian dalam siaran pers.
Badai yang sempurna ini telah menghantam ruang informasi, mengancam kualitas wacana publik, dan membahayakan demokrasi di seluruh dunia. Krisis ini bukanlah hal baru, tetapi dapat dipecahkan.
"JTI terdiri lebih dari 190 media berita yang menulis sebagai satu kesatuan karena kami telah terlibat dalam inisiatif konkret yang inovatif untuk memperbaiki masalah ini dan memastikan masyarakat global memiliki akses ke pelaporan yang berkualitas, dengan standar internasional yang disebut Journalism Trust Initiative (JTI), demikian pernyataan bersama ini."
Baca Juga:
Sertifikasi yang kuat ini diberikan kepada media yang memenuhi standar transparansi, etika, dan profesionalisme tertinggi.
"Kami menyerukan kepada platform daring yang membentuk cara miliaran orang mengakses informasi untuk mengintegrasikan JTI ke dalam algoritme mereka sebagai hal yang mendesak."
Alasannya, masalah yang kita hadapi, tantangan yang dihadapi jurnalisme bermacam-macam, tetapi semuanya bertemu secara daring. Masalah pertama yang paling mencolok adalah bahwa model ekonomi untuk jurnalisme berkualitas sedang hancur.
Internet kini menyediakan informasi gratis — sebagian besar tidak dapat diandalkan dan pendapatan iklan sebagian besar telah bermigrasi ke platform teknologi, membuat ruang redaksi berjuang untuk bertahan hidup.
Kerentanan ekonomi ini memaksa banyak media untuk
memprioritaskan kuantitas daripada kualitas, mengorbankan kemampuan mereka untuk menghasilkan investigasi profesional yang menyeluruh.
Selain itu, algoritma yang mendukung media sosial, mesin pencari, dan platform online lainnya dirancang untuk memaksimalkan keterlibatan audiens dengan cara yang sering kali memperbesar konten sensasional, menyesatkan, atau bahkan sepenuhnya salah. Ekonomi perhatian ini cenderung merugikan jurnalisme profesional, menciptakan lahan subur bagi penyebaran disinformasi dan menenggelamkan pelaporan yang dapat dipercaya.
Meningkatnya berita palsu, yang disertai dengan polarisasi politik yang semakin tajam, telah menyebabkan kepercayaan publik terhadap media merosot tajam. Bahkan media dengan reputasi terbaik pun tidak luput dari skeptisisme, dan banyak yang melihat nama serta logo mereka muncul pada konten yang menyebarkan informasi palsu yang sebenarnya tidak mereka buat. Krisis kepercayaan ini tidak hanya merugikan organisasi media tetapi juga membuat warga tersesat dalam lautan informasi yang tidak dapat diandalkan.
Solusi
JTI membuka jalan keluar dari kebuntuan dampak dari penyebaran disinformasi. Dikembangkan RSF bersama lebih dari 130 pakar internasional — termasuk jurnalis, penerbit, akademisi, lembaga, regulator, spesialis teknologi, dan lainnya — JTI berfokus pada mempromosikan informasi yang dapat dipercaya, berbeda dengan pendekatan lain yang hanya fokus pada membantah disinformasi.
JTI menetapkan tolok ukur yang jelas untuk kualitas dan akuntabilitas, memungkinkan audiens, pengiklan, dan platform teknologi untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sumber yang terpercaya. Media bersertifikasi JTI menjalani audit independen yang ketat untuk memverifikasi komitmen mereka terhadap praktik jurnalistik yang etis. JTI bukan sekadar label — ini adalah tanda bahwa sebuah media kredibel, didukung oleh bukti konkret dari pihak ketiga terpercaya.
Prioritaskan
Meski solusi yang ampuh ini tersedia, potensinya masih belum banyak dimanfaatkan. Di sinilah platform online Anda harus mengambil peran. Dengan memprioritaskan media bersertifikasi JTI dalam hasil pencarian, berita di feed, dan sistem rekomendasi, Anda dapat membendung disinformasi dan memungkinkan informasi yang dapat dipercaya menjangkau audiens yang lebih luas. Anda juga dapat menstabilkan ekonomi berita jika mengembangkan model kompensasi yang adil untuk media bersertifikasi JTI yang kontennya mendorong keterlibatan audiens.
Baca Juga:
Bekerjasamalah dengan kami untuk memperkuat jurnalisme yang dapat dipercaya: integrasikan sertifikasi JTI ke dalam algoritma dan sistem moderasi Anda. Tunjukkan bahwa Anda menghargai laporan berkualitas sebagai kebutuhan publik yang esensial dan pilar utama masyarakat demokratis. Alat untuk memperbaiki kebingungan dan kekacauan dalam ruang informasi sudah ada di tangan kita, dan yang kurang hanyalah kemauan untuk menerapkannya secara luas.
Ketidakaktifan ini adalah kesalahan strategis karena platform yang gagal merespons berisiko kehilangan pengguna, pengiklan, dan regulator. Sebaliknya, mereka yang memimpin dalam mempromosikan informasi yang dapat dipercaya akan mendapatkan kepercayaan dan loyalitas audiens mereka.
Sebagai penjaga lalu lintas online, Anda dapat memastikan publik mendapatkan informasi yang baik jika Anda menginginkannya. Tidak perlu repot mengembangkan solusi internal — Journalism Trust Initiative adalah jawaban terbukti yang dibuat dan didukung oleh para profesional media terpercaya. Bersama-sama, kita dapat menciptakan lanskap online di mana kualitas dan keandalan diakui serta dihargai. Masa depan masyarakat yang terinformasi dan demokratis bergantung pada hal ini. (Reporters Without Borders)