Senin, 03 Oktober 2022 10:55 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Kekinian, pendiri blockchain dan aset kripto Terra (LUNA) asal Korea Selatan, Do Kwon, diburu oleh 195 negara karena telah merugikan banyak investor.
Kejaksaan Korea Selatan pun telah mengumumkan bawah organisasi polisi internasional Interpol sudah merilis red notice atas pemburuan Do Kwon.
Interpol meminta kepada para penegak hukum di seluruh dunia dalam pencarian Do Kwon selaku pendiri Terraform Labs yang menghadirkan aset kripto LUNA.
"Red notice dikeluarkan untuk buronan yang dicari untuk menjalani hukuman. Red notice adalah permintaan pada penegak hukum di seluruh dunia untuk melacak dan menangkap seseorang sebelum ada ekstradisi," mengutip dari keterangan resmi, Minggu, 2 Oktober 2022.
Baca Juga:
Do Kwon sendiri dikatakan sudah tidak diketahui lagi keberadaannya sejak September 2022. Sebelumnya, Do Kwon diketahui pindah dari Korea Selatan ke Singapura pada awal tahun 2022.
Namun, melalui akun Twitter-nya, Do Kwon menyatakan bahwa dirinya melarikan diri. Akan tetapi, ia juga mengungkapkan titik koordinasi GPS dirinya tidak berhak diketahui oleh lembaga pemerintah manapun.
Sebagai informasi, pada Mei 2022, pasar kripto digemparkan oleh ambruknya aset kripto LUNA yang sebelumnya masuk ke daftar 10 aset dengan kapitalisasi pasar terbesar (big cap).
Baca Juga:
Hanya dalam sepekan, nilai LUNA anjlok hingga 99,71% dan menyentuh level harga terendah dalam setahun terakhir pada 12 Mei 2022.
Semenjak kejatuhan itu, Terraform Labs mencoba untuk membuat LUNA versi baru, namun versi baru dari aset kripto jaringan Terra itu tidak mampu mengulangi kesuksesan LUNA yang sebelumnya masuk daftar 10 aset big cap.
Setelah tragedi tersebut, beredar sebuah dokumen pengadilan yang menyatakan bahwa Terraform Labs sudah bangkrut dan tidak beroperasi lagi.
Namun, Do Kwon membantah isu tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya tengah mengerahkan segala upaya untuk memperbaiki keadaan.
Anjloknya harga LUNA pun mengakibatkan kerugian yang ditaksir mencapai US$60 miliar atau setara dengan Rp900 triliun dalam asumsi kurs Rp15.000 perdolar Amerika Serikat (AS).
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 03 Oct 2022