sumsel
Selasa, 12 November 2024 07:12 WIB
Penulis:Nila Ertina
PALEMBANG, WongKito.co - Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) High Level Meeting (HLM) dan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sumsel, guna merumuskan strategi pengendalian inflasi.
Rakor diselenggarakan guna mengantisipasi lonjakan harga jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025, di Palembang, Senin (11/11/2024).
Pj Gubernur Elen Setiadi mengatakan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel Pada Oktober 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sumsel sebesar 1,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,87.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 1,44 persen dengan IHK sebesar 107,05 dan terendah terjadi di Kota Lubuklinggau sebesar 0,89 persen dengan IHK sebesar 104,61," katanya dalam siaran pers.
Baca Juga:
Adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi meliputi tomat, daging ayam ras, bawang merah, emas perhiasan yang juga menjadi komoditas penyumbang andil inflasi terbesar di kabupaten/kota inflasi di Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2024.
Sedangkan komoditas yang menjadi penyumbang deflasi terbesar di seluruh kabupaten/kota inflasi Sumatera Selatan adalah cabai merah.
"Mulai hari ini kita sudah mengambil strategi kebijakan, sebulan lagi akan menghadapi Nataru," ujarnya.
Sebelumnya, arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) terkait Pilkada 27 November 2024 agar daerah waspada dan antisipasi soal ketersediaan beras, minyak goreng dan gula pasir, dan sembako lainnya yang dalam peruntukannya digunakan masing-masing paslon untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Elen juga meminta TPID Kabupaten/Kota melakukan upaya melalui strategi Ketersediaan Pasokan, dengan memastikan keberlanjutan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), monitoring kondisi pasokan secara berkala, mendorong sentra baru Lebih komoditas bawang merah dan cabai, dan mendorong optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) khususnya dalam bidang penelitian pengembangan teknologi dan informasi.
“Keterjangkauan harga dengan cara terus melaksanakan pasar murah secara rutin melakukan pemantauan harga pasar sebagai early warning penetapan target penurunan harga komoditas di atas HET, melakukan optimalisasi dan replikasi toko Penyeimbang, serta membuat kajian mengenai pengelolaan distribusi gabah,” paparnya.
Baca Juga:
Dia mengingatkan ketua TPID kabupaten/kota agar upaya yang telah dilaksanakan ini dapat terdokumentasikan dan dapat dilaporkan dengan baik dan tepat waktu kepada Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP).
“Ini dilkukan agar berkesempatan untuk meraih penghargaan pada TPID Awards 2025 yang proses penilaiannya dilaksanakan sepanjang 2024,” terangnya
Dalam rakor berbagai stakeholders menyampaikan berbagai materi terkait langkah maupun strategi dalam mengendalikan inflasi, dimulai dari Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Ricky Perdana Gozali dalam paparannya membahas Rujukan Upaya/Strategi Pengendalian Inflasi Sumsel menjelang akhir Tahun 2024, dan Tahun 2025 mendatang, berdasarkan diagnosa Tingkat Inflasi Provinsi Sumatera Selatan hingga Triwulan III Tahun 2024 dan Capaian Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah di Provinsi Sumsel.
Kemudian dilanjutkan dengan Penyampaian Materi Pemanfaatan Data dan Informasi Berita Resmi Statistik BPS Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Sumsel, Laporan dan penjelasan dari Bulog terkait Kondisi stok, harga dan distribusi komoditi yang menjadi penugasan Bulog menjelang akhir tahun dan Nataru 2024. (ril)