Jumat, 20 Agustus 2021 08:35 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito co - Memanfaatkan akses keterbukaan pasar Internasional, sejumlah produk Indonesia berhasil menembus pasar global. Tak hanya itu beberapa di antaranya bahkan menjadi pesohor yang banyak dibicarakan masyarakat global.
Namun hal tersebut belum cukup. Sejumlah produk ternama tersebut bahkan sempat dikira oleh masyarakat Indonesia sebagai produk buatan luar, demikian melansir TrenAsia.com, jejaring WongKito.co.
Lantas, produk-produk apa sajakah itu? berikut ulasan TrenAsia.com mengutip dari berbagai sumber.
Siapa yang tak kenal Indomie? Produk mi instan andalan dari perusahaan makanan terkemuka PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ini bisa dibilang makanan favorit sebagian besar masyarakat Indonesia.
Harum dan rasa bumbunya yang khas membuat konsumen tak puas hanya mengkonsumsi satu bungkus saja. Tak heran jika Indomie pernah dinobatkan sebagai ramen instan terenak di dunia versi kolumnis makanan di L.A Times, Lucas Kwan Peterson pada 2019.
Tak hanya itu, sejumlah konsumen bahkan membagikan variasi memasak guna menikmati mi instan tersebut. Mulai dari Mi goreng di masak tektek, hingga mi goreng masak carbonarra.
Di luar negeri, rupanya Indomie merupakan produk yang tak kalah tersohornya dibanding produk makanan lainnya. Dari Asia hingga Amerika, bisa dibilang, tak ada benua yang tak dijelajahi oleh Indomie.
Sejak dikenalkan pertama kali pada 1982, Indomie saat ini telah melanglang buana di sekitar 80 negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Timur Tengah.
Di Afrika, Indomie dinobatkan sebagai produk mi instan berdasarkan pemeringkatan yang dibuat oleh Kantar Worldpanel bertajuk Brand Footprint tahun 2016.
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa huruf GT dari brand GT radial merupakan singkatan dari PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL). Ya, GT radial merupakan salah satu produk asli buatan anak bangsa.
Sejak berdiri pada 1951, GT Radial berhasil membangun brand dan menjadi pilihan konsumen karena produknya yang berkualitas. hal ini terus dilakukan dengan menerapkan pengawasan ketat guna memastikan bahwa kualitas dari material mentah memenuhi standar spesifikasi yang dibutuhkkan.
Tak sapai di situ, sebelum memasarkan produk, GT Radial melakukan inspeksi di setiap proses tahapan produksi yang memastikan setiap komponen memenuhi spesifikasi dan standar yang relevan.
Selain dari lini produksi, GT Radial juga memaksimalkan proses pendistribusian dengan membangun toko-toko ritel yang tersebar di seluruh Indonesia dengan nama Tirezone dan Tirexpress.
Kehadiran ritel ini memudahkan konsumen mencari ban GT Radial dengan fasilitas lengkap dan memiliki mekanik yang terlatih secara profesional.
GT Radial mampu meramaikan pasar ban mobil di dunia. Hingga saat ini, penetrasi GT Radial menyebar sampai ke 90 negara (Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Asia).
Mengutip dari data SWA pada 2011, GT Radial berhasil memperoleh 20% lebih market share di Srilanka dan Mesir. Di Filipina GT Radial mengambil bagian lebih dari 10%. Hanya saja, untuk pasar Eropa dan Amerika belum terlalu banyak. Contoh, pangsa pasar di Inggris sekitar 4% dan di Amerika baru 2-3%.
Permen rasa kopi produksi PT Mayora Indah Tbk (MYOR) ini menjadi salah satu makanan kecil yang digemari oleh masyarakat dunia. Tekstur rasa pahit kopi dan manisnya gula permen menjadi satu membuat Kopiko memiliki cita rasa unik dibanding permen kopi jenis lainnya.
Produk kopiko pernah muncul di serial Vicenzo yang diperankan oleh aktor korea kawakan, Song Joong Ki di Episode 14.
Rupanya ketenaran Kopiko tak hanya sebatas di film. Permen yang satu ini bahkan sudah melanglang buana hingga ke luar angkasa.
Pada 2017 lalu, tersebar foto perbekalan yang yang di bawa oleh para astronot Nasa dalam pesawat luar angkasa. Sekadar informasi, aneka perbekalan pangan yang dibawa oleh para astronot Nasa tak boleh sembarangan.
Sebab, gravitasi di luar angkasa bakal mengacaukan segalanya. Karena itulah perbekalan yang dibawa haruslah sederhana.
Oleh para astronot Nasa, Kopiko yang mereka bawa digunakan sebagai pengganti kopi yang mereka konsumsi jika mulai merasa kantuk.
Saat ini, Kopiko sudah di ekspor ke kurang lebih 85 negara.
Polygon menjadi merek yang tak asing bagi kalangan pesepeda. Selain karena kualitas yang bagus, harga yang bisa dibilang ramah di kantong menjadikan sepeda ini banyak diminati.
Rupanya, sepeda ini merupakan produksi asli anak bangsa. Berdiri sejak 1989. Polygon kini telah berhasil merambah ke 33 negara tujuan ekspor.
Dari total keseluruhan, 90% produk Polygon yang diproduksi di dalam negeri di ekspor ke padar Eropa dan Amerika Serikat. Sedangkan 10% lainnya diedarkan di pasar lokal.
Meski buatan lokal, kualitas Polygon bukanlah kaleng-kaleng. Pada 2017, Tim pesepeda yang disponsori oleh Polygon berhasil menjadi tim downhill nomor satu di dunia dalam rangkaian pertandingan UCI DH World Cup.
Tak hanya itu, profesional freeriders kelas dunia Kurt Sorge tercatat dua kali memenangkan juara kompetisi Freeride Terekstrem di dunia dengan menggunakan sepeda Polygon.
Salah satu produk Polygon, race proven juga sudah teruji dan memenangkan kompetisi kelas dunia seperti Enduro World Championship.
Pencapaian tersebut tak lantas membuat Polygon merasa puas. Polygon terus mempromosikan produknya dengan mengikuti berbagai macam pameran antara lain Pameran Eurobike Show di Jerman, Taipei Show, Sea Otter California USA, Cycling Mode di Jepang, dan China Bike Show.
Pencinta kopi pasti mengenal kopi instan bernama Kopi Kapal Api. Lahir pada tahun 1927, hingga kini merek kopi ini terus berkembang dan melebarkan sayap bisnisnya hingga luar negeri.
Kopi Kapal Api ini bisa menguasai market share sebesar 50% di tanah air. Produknya pun beragam dari Kapal Api Special, Good Day, Kopi ABC, hingga Ceremix.
Nama Kapal Api didapat karena awalnya pendiri berjualan di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur. Kapal Api dijadikan sebagai logo perusahaan PT Santos Jaya Abadi karena pada saat itu kapal api merupakan sebuah simbol yang megah dan sukses.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 20 Aug 2021