Selasa, 18 Januari 2022 15:03 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi hulu migas mencapai US$10,7 miliar atau setara Rp155 triliun sepanjang tahun 2021.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan jumlah itu meningkat dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2020 yang sebesar US$10,5 miliar.
"Investasi yang cukup besar ini dilakukan karena kami menyadari sepenuhnya bahwa ke depan kebutuhan terhadap migas akan semakin besar," ujarnya, dikutip dari Antara, Selasa, 18 Januari 2022.
Baca Juga :
Dwi menjelaskan kebutuhan investasi tersebut akan semakin meningkat ke depannya untuk mencapai target besar industri hulu migas yaitu pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan usaha bersama untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung pencapaian target tersebut. Selain itu, perbaikan fiskal juga diperlukan untuk meningkatkan investasi migas di masa depan.
Dampak positif dari peningkatan produksi migas nasional akan mengurangi Current Account Deficit (CAD), menjaga ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja dan penguatan kapasitas perusahaan nasional penunjang industri hulu migas.
"Permintaan minyak meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dan akan diimbangi dengan pasokan. Pada jangka pendek harga minyak meningkat karena peningkatan permintaan," ujar Dwi.
Lebih lanjut dia mengungkapkan kebutuhan minyak dan gas bumi juga akan tetap signifikan, meskipun saat ini dunia sedang bergerak menuju netralitas karbon.
Meskipun porsi bauran energi migas dan kebutuhan menurun setiap tahun seiring dengan meningkatnya persentase bauran energi baru terbarukan, namun secara volume kebutuhan migas akan semakin membesar.
Dwi menuturkan gas bumi juga akan memainkan peran strategis sebagai agen transisi energi.
"Dalam rangka memaksimalkan dukungan industri hulu migas selama masa transisi energi ini, investasi kembali menjadi kunci," ucapnya.
SKK Migas juga mencatat total pendapatan negara dari migas mencapai US$14 miliar atau sekitar US$203 miliar. Jumlah itu meningkat sekitar 61% dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya sebesar US$8,7 miliar.
Dwi mengatakan, meskipun tahun 2021 masih dibayangi pandemi COVID-19, sektor ini tetap bisa memberikan kontribusi signifikan bagi negara.
"Ini menegaskan betapa pentingnya industri hulu migas bagi perekonomian nasional dan sumber penerimaan negara untuk mendukung pemulihan perekonomian nasional dan penanggulangan pandemi COVID-19," ujar Dwi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Laila Ramdhini pada 18 Jan 2022