Sriwijaya Forum Care TB-HIV dan Nafza Berkolaborasi Advokasi Isu Anak

Senin, 05 Agustus 2024 21:39 WIB

Penulis:Nila Ertina

Ketua Presidium SFC TB-HIV dan Nafza, Syahri memaparkan program terkait dengan advokasi isu anak
Ketua Presidium SFC TB-HIV dan Nafza, Syahri memaparkan program terkait dengan advokasi isu anak (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Sriwijaya Forum Care (SFC) TB-HIV dan Nafza terus menyelenggarakan sejumlah program untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah, terutama mendukung menghilangkan stigma dan diskriminasi kepada kelompok marginal, khususnya penyintas Anak dengan HIV (ADHA) dan Orang dengan HIV (ODHIV).

Ketua Presidium Gugus Tugas SFC TB-HIV dan Nafza, Syahri mengatakan advokasi terhadap anak terkait dengan masalah kesehatan, berhadapan dengan hukum dan kondisi ekonomi yang tidak beruntung menjadi isu utama dari gugus tugas ini.

"Anak-anak merupakan generasi harapan bangsa, yang harus dipastikan mendapatkan perlindungan dan dukungan agar terus tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat," kata dia pada acara Penandatangan dan Deklarasi SFC TB-HIV dan Nafza, Senin (5/8/2024).

Baca Juga:

Menurut dia secara khusus membahas penyebaran HIV, saat ini anak-anak menjadi salah satu kelompok penyintas yang jumlah terus meningkat.

Karena itu, kolaborasi dari berbagai pihak terutama OMS, termasuk lembaga keagamaan menjadi sangat penting untuk memutus mata rantai  penyebaran HIV, tambah dia.

Meskipun tambah dia, kelompok marginal lainnya tentu juga menjadi  perhatian dan program  untuk mendukung terciptanya kesetaraan yang berkeadilan.

Sekretaris Jenderal SFC TB-HIV dan Nafza, Tamsil menambahkan sebanyak 11 OMS bergabung semakin menguatkan kolaborasi yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun ini.

"Anak menjadi isu utama karena memang berbagai permasalahan kini banyak melibatkan anak, padahal mereka generasi yang harus dipersiapkan untuk menyonsong masa depan yang cerah," kata dia.

Adapun sejumlah program telah disiapkan SFC TB-HIV dan Nafza yang termasuk dalam misi perkumpulan organisasi tersebut diantaranya,  
melakukan advokasi berbasis komunitas untuk pemenuhan layanan kesehatan yang berkualitas, keadilan di tempat kerja serta hak atas akses yang sama di tempat-tempat layanan publik khususnya bagi ODHIV dan Populasi Kunci.

Baca Juga:

Lalu, melakukan kajian advokasi kebijakan  yang diskriminatif tidak berpihak terhadap kelompok marginal dan rentan termasuk perempuan dan anak penyintas ADHA, ODHIV dan korban Napza.

Sementara sebanyak 11 presidium SFC TB-HIV dan Nafza adalah Yayasan Intan Maharani, Sriwijaya Plus, Jaringan Indonesia Positif, 
 Dompet Dhuafa, HWMKGR, IPPI, IPN, PKVHI, IKAI dan Yayasan Kharisma serta media WongKito.co.(ert)