Selasa, 26 Desember 2023 15:11 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
Jakarta, Wongkito.co – platform fintech lending alias pinjaman online (pinjol), memberikan kemudahan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tidak memerlukan agunan dalam proses pengajuannya, hal ini tentu sangat membantu UMKM. Selasa, 26 desember 2023.
Komentar beberapa pelaku usaha mengindikasikan bahwa penyelenggara pinjol dapat membantu UMKM dalam mengakses pendanaan yang sulit diperoleh sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, UMKM di Indonesia seringkali masuk dalam kategori unbanked atau underserved, yang berarti mereka belum bisa mengakses layanan keuangan formal seperti kredit perbankan dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, rupanya pinjol dapat menjadi solusi alternatif bagi UMKM untuk mendapatkan pendanaan sebagai modal pengembangan usaha, yang mana para pelaku UMKM bisa mendapatkan pinjaman maksimum Rp2 miliar.
Salah satu contoh UMKM yang mendapatkan pendanaan dan mengakui adanya kemudahan dari pinjol adalah PT The Lorry Online Indonesia atau Thelorry.com.
Thelorry.com adalah unit usaha di bidang ekspedisi yang mendapatkan pendanaan awal sebesar Rp500 juta melalui skema invoice financing dari platform pinjol GandengTangan.
Dengan skor kredit yang cukup baik, Thelorry.com dipercaya untuk mendapatkan limit pendanaan hingga Rp 2 miliar.
Baca juga
Resti Yani Fauzi, Direktur Thelorry.com, mengungkapkan bahwa prosedur pengajuan pinjaman di GandengTangan tergolong mudah dan fleksibel, dengan pelayanan yang baik dan bunga yang kompetitif.
Pendanaan yang diberikan oleh GandengTangan telah membantu Thelorry.com meningkatkan penjualan hingga Rp2 miliar perbulan dari yang awalnya hanya Rp200 juta per bulan.
Resti juga menyebutkan bahwa setelah pandemi, minat masyarakat untuk belanja online semakin bertambah, sehingga modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha semakin besar.
““Kalau misalkan ajukan pendanaan ke bank kita butuh agunan dan itu dibatasi sesuai nilai asset yang dimiliki. Misalkan agunan kita hanya Rp 1 miliar berarti hanya mendapatkan dana dengan nilai tersebut. Adapun di P2P Lending kita bisa dapat limit sampai Rp 2 miliar. Jadi dengan tidak adanya agunan lebih memudahkan kita mengajukan pinjaman untuk modal usaha,” saat kunjungan media di kantor Thelorry.com di Jakarta.
Chief Product and Operation GandengTangan Darul Syahdanul mengungkapkan bahwa perusahaan telah berhasil menyalurkan total pinjaman sebesar Rp286 miliar sejak tahun 2015.
Seluruh dana ini difokuskan pada sektor produktif, mendukung lebih dari 25 ribu usaha mikro dan sekitar 100 badan usaha di berbagai wilayah di Indonesia.
Saat ini, GandengTangan memiliki dua produk pendanaan utama, yaitu Micro Channeling yang ditujukan untuk usaha kecil seperti warung klontong dengan pinjaman di bawah Rp 10 juta, serta Invoice Financing yang menyediakan pinjaman rata-rata Rp100-200 juta dengan batas maksimal Rp2 miliar kepada badan usaha.
“Misi kita diawal ingin membantu para pemilik warung. Tetapi karena adanya pandemi banyak warung-warung yang terpaksa tutup. Dari situ kita melihat ada 2 sektor yang survive yaitu logistik dan kesehatan. Maka kita fokuskan invoice financing dengan masuk ke ekosistem-ekosistem yang ada,” papar Darul dalam kesempatan yang sama.
Selain GandengTangan, terdapat juga platform Pinjol P2P lainnya seperti EasyCash dan DanaRupiah yang menyuntik pendanaan bagi UMKM. EasyCash, misalnya, telah memberikan modal usaha kepada Bengkel Motor Kamson.
Pemilik Bengkel Motor Kamson, Artha Cynthia, menceritakan bahwa sebelumnya ia bekerja sebagai karyawan di instansi pemerintah dan juga sebagai tenaga pemasar untuk salah satu bank BUMN. Namun, akhirnya, ia memilih untuk fokus menjalankan usaha bersama suaminya sambil mengurus anak di rumah.
Pinjaman dari EasyCash menjadi modal utamanya untuk membuka usaha dan mendukung operasional bengkel. Pertama kali, Cynthia mendapatkan modal sebesar Rp 8 juta, diikuti oleh tahap kedua sebesar Rp10 juta, dan terakhir mengambil Rp11 juta.
“Sebenarnya banyak aplikasi yang kita pertimbangkan hingga akhirnya kita pilih EasyCash karena bunganya terbilang cukup rendah. Kita juga pernah mengajukan pinjaman ke Kredit Usaha Rakyat (KUR), semua berkas lengkap tetapi ternyata butuh jaminan,” ujar Cynthia.
Dengan modal usaha dari EasyCash, kini Cynthia berhasil membuka empat cabang bengkel di wilayah Tangerang, dengan satu karyawan di setiap cabangnya.
Omset dari ketiga cabang bengkel yang sudah berjalan lebih dulu mencapai sekitar Rp30 juta per bulan. Saat bengkel sudah berkembang, Cynthia mencoba membuka cabang di daerah lain.
Wildan Kesuma, sebagai Head Corporate Affairs EasyCash, menjelaskan bahwa meskipun produk EasyCash saat ini masih berupa pendanaan multiguna, banyak borrower yang memanfaatkannya untuk kegiatan produktif.
Secara umum, jumlah borrower EasyCash saat ini mencapai sekitar 5 juta penerima dana sejak pertama kali didirikan pada tahun 2017. Total pendanaan yang telah disalurkan oleh EasyCash hingga November 2023 mencapai Rp37,85 triliun.
Dalam proses pengajuan pendanaan, borrower diwajibkan untuk melengkapi data diri dan informasi-informasi tertentu. Dari informasi tersebut, akan dihasilkan limit pendanaan yang sesuai dengan risk assessment.
Apabila seorang borrower memiliki track record dan performa pembayaran yang baik, tepat waktu, mereka berhak mengajukan pinjaman dengan limit yang lebih tinggi, seperti yang dilakukan oleh Bengkel Motor Kamson.
“Kita pastinya mendukung pengguna-pengguna kami yang mau menggunakan pendanaan untuk hal yang produktif. Kita akan terus bekerja sama dengan lembaga finansial yang ada di Indonesia untuk memastikan kapasitas pendanaan yang cukup bagi para borrower EasyCash,” jelas Wildan.
Baca juga
Platform DanaRupiah juga memberikan pendanaan kepada UMKM, seperti yang dialami oleh Es Kelapa Abi. Bachruddin, pemilik Es Kelapa Abi, mengungkapkan bahwa pinjaman online dari DanaRupiah menjadi modal untuk kebutuhan modal.
Bachruddin, pemilik Es Kelapa Abi, membagikan pengalamannya dalam mendapatkan pendanaan dari DanaRupiah yang telah memberikan dukungan vital bagi kelangsungan usahanya.
Terutama setelah mengalami penurunan signifikan selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak awal pandemi.
Sebelum pandemi, omset harian usahanya mencapai Rp500 ribu. Namun, setelah dampak pandemi mulai terasa, omset harian maksimal hanya mencapai Rp200 ribu.
Situasi sulit ini membuatnya mencari solusi untuk menjaga keberlangsungan usahanya, dan inilah saat dia menemukan bantuan dari DanaRupiah.
Bachruddin mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap pinjaman online, yang menurutnya memberikan kemudahan dengan syarat yang tidak memberatkan.
“Saya pertama kali mengajukan pinjaman ke DanaRupiah itu di tahun 2020, pertama itu hanya mengajukan Rp 2,5 juta, tapi saat ini sudah naik menjadi sekitar Rp3 juta untuk jangka waktu 30 hari. Karena memang hanya digunakan untuk menambah modal usaha, dan menjaga keberlangsungan usaha agar terus berjalan,” tutur Bacharuddin.
Business Development Specialist DanaRupiah Envey Yulita mengungkapkan bahwa saat ini platform DanaRupiah fokus pada produk pinjaman tunai atau cash loan, khususnya dalam konteks penggunaan multiguna.
Terlebih lagi, sejak pandemi, pendanaan yang disalurkan oleh DanaRupiah cenderung lebih banyak dimanfaatkan sebagai cash loan untuk memenuhi berbagai kebutuhan finansial pengguna.
Envey menyebutkan, meskipun sebagian besar pendanaan DanaRupiah ditujukan untuk cash loan, pihaknya juga menyalurkan sebagian dana untuk usaha produktif, seperti contohnya usaha es kelapa yang dimiliki oleh Bapak Bachruddin.
“Walaupun presentasenya tidak besar hanya sekitar 15-20% saja dan pinjamannya pun tidak dalam jumlah yang besar, karena limit cash loan di DanaRupiah sendiri yaitu mulai Rp 400 ribu sampai Rp 25 juta,” tutur Envey.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 26 Dec 2023