Jumat, 30 Agustus 2024 14:39 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA - Emiten BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp401,95 miliar sepanjang Januari hingga Juni 2024, berbalik dari kerugian sebesar Rp1,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini langsung disambut positif oleh pasar, dengan saham WIKA melonjak 2,98% ke level Rp346 per saham. Dalam laporan keuangan per akhir Juni 2024, WIKA mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp7,53 triliun, turun 18,58% year-on-year (YoY) dari Rp9,25 triliun.
Pendapatan WIKA sepanjang semester I-2024 oleh didominasi oleh beberapa segmen, yaitu infrastruktur dan gedung sebesar Rp3,46 triliun, segmen industri Rp2,29 triliun, energi dan industrial plant Rp1,2 triliun, serta hotel sebesar Rp421,01 miliar.
Baca juga:
Selain itu, WIKA juga mencatat beban pokok pendapatan sebesar Rp6,88 triliun, turun 18,71% dibandingkan tahun lalu. Laba kotor yang dihasilkan mencapai Rp645,52 miliar, menurun dari Rp779,03 miliar pada semester I-2023.
Oleh karena itu, beban keuangan WIKA pada paruh pertama tahun ini mengalami peningkatan sebesar 50,40% secara tahunan, dari Rp1,23 triliun pada semesterI-2023 menjadi Rp1,85 triliun.
Meski begitu, emiten bersandikan WIKA ini, sukses meraih penghasilan lain sebesar Rp4,38 triliun, yang sebagian besar berasal dari keuntungan restrukturisasi pinjaman sebesar Rp3,94 triliun dan pemulihan penurunan nilai sebesar Rp361,19 miliar.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menyampaikan bahwa transformasi perusahaan mulai menunjukkan hasil yang sesuai dengan rencana. Hal ini tercermin dari peningkatan gross profit margin (GPM).
Agung bilang bahwa segmen infrastruktur dan gedung serta EPCC yang mencapai 8,4% dan 9,9% pada kuartal II-2024, dibandingkan dengan 8,2% dan 7,9% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Perkuatan kinerja operasi WIKA berhasil dicapai melalui penerapan lean construction dan digitalisasi serta efisiensi di seluruh proyek yang berjalan," ujar Agung dalam keterangan tertulis pada Jumat, 30 Agustus 2024.
WIKA juga mencatat penurunan piutang sebesar 15,3%, dari Rp8,40 triliun menjadi Rp7,11 triliun pada semester I-2024, seiring dengan percepatan penagihan piutang sebagai bagian dari 8 stream penyehatan perusahaan.
Perbaikan kinerja juga terlihat dari penurunan rasio utang berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio) dan debt to equity ratio (DER), yang masing-masing turun menjadi 2,31 kali dan 3,23 kali, dibandingkan 3,86 kali dan 5,89 kali pada tahun sebelumnya.
Dari sisi neraca keuangan, WIKA membukukan total aset sebesar Rp67,06 triliun hingga akhir Juni 2024, meningkat 1,64% secara tahunan. Sementara itu, liabilitas turun 9,23% menjadi Rp51,20 triliun, dan ekuitas melonjak 65,71% menjadi Rp15,86 triliun.
Dengen demikian, kas dan setara kas perusahaan juga meningkat signifikan sebesar 284,73% secara tahunan, mencapai Rp7,04 triliun pada akhir Juni 2024, dibandingkan dengan Rp1,83 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 30 Aug 2024