Cerita Puncak Semeru dari Soe Hok Gie dan Ragam Keindahannya

Gunung Semeru (PVMBG)

JAKARTA - Nama Soe Hok Gie abadi di puncak Gunung Mahameru alias Semeru karena aktivis mahasiswa era 60-an tersebut meninggal dalam kesendirian pada 16 Desember 1969. Makamnya pun berada di puncak tertinggi Pulau Jawa tersebut.

Gunung Semeru ini, meletus hebat pada Sabtu 4 Desember 2021 sore.  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat data sementara korban terdampak letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yakni 102 orang mengalami luka-luka dan satu orang meninggal dunia.

Pada  Sabtu di aliran Sungai Besuk Kobokan Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, terjadi banjir lahar dingin dan kepulan asap tebal  disertai abu pasir akibat material lava awan panas guguran Gunung Semeru yang terbawa guyuran air hujan,  dan mengakibatkan banjir lahar dingin melewati DAS (Daerah Aliran Sungai) Besuk Kobokan.

Menurutnya dampak materiil yakni jembatan Gladak Perak jalur utama arah Lumajang - Malang terputus total sehingga warga di dua kecamatan yakni Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari terisolasi atau tidak ada akses jalan lagi menuju Kota Lumajang.

Ribuan warga di Desa Supiturang - Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro mengungsi ke masjid dan di kantor desa, serta di sejumlah titik yang dianggap aman," katanya.

Wawan menjelaskan akses jalan menuju lokasi pengungsi masih tertutup hujan yang disertai abu vulkanik dan BPBD Lumajang terus bergerak untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak letusan Semeru.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PMVB) masih mempertahankan status gunung api ini di  Waspada level II. Status yang sudah ditetapkan sejak 2 Mei 2012.

Ketika Semeru sedang bergolak seperti sekarang ini, maka tidak ada pilihan bagi manusia untuk memahami sekaligus memberi ruang. Selama ini Semeru telah memberi begitu banyak manfaat kepada manusia, kini ketika dia sedang membutuhkan ruang untuk mengeluarkan energinya, maka gantian manusia yang harus menyingkir barang sejenak.

Mengenal Semeru

Semeru menjadi salah satu gunung paling terkenal di Indonesia dan menjadi salah satu pilihan bagi para pendaki. Seperti tradisi di Indonesia, gunung juga selalu dikaitkan dengan berbagai mitos dan legenda. Salah satunya  keyakinan Semeru sebagai paku bumi yang membuat Pulau Jawa tetap stabil. Keyakinan ini dikaitkan dengan mitos bahwa jika letusan Semeru pada suatu saat akan membelah Jawa menjadi dua. Tetapi sekali lagi itu mitos dan legenda.

Gunung ini terletak di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Dengan tinggi puncak Mahameru 3.676 m dpl  dan dan kubah lava Jonggring Seloko 3744,50m dpl, Semeru menjadi gunung tertinggi di Jawa. Dia juga dikenal dengan sejumlah nama lain seperti Semeroe, Smeru dan Smiru

Semeru merupakan gunung api aktif tipe strato dengan kubah lava.  Daerah di sekitar Gunung Semeru merupakan daerah pertanian yang subur. Di lereng timur dan tenggara yang merupakan daerah rawan bencana, terletak tanah pertanian dan permukiman dengan kepadatan penduduk lebih dari 850jiwa/km2.

Selain itu material pasir dan batu di sepanjang aliran sungainya merupakan kekayaan alam tersendiri. Derasnya kiriman material Semeru menyebabkan ketebalan pasir di sungai terus meninggi. Areal bahan tambang/galian pasir dan batu bangunan 82,50 ha dengan volume 5.976.625 m³. Areal pasir dan batu yang di eksploitasi baru 15 ha dengan volume 239.065 m³ atau hanya 4 % dari kapasitas yang tersedia. Lokasi penambangan pasir dan batu cukup banyak, diantaranya di sepanjang Kali Rejali, Kali Regoyo, dan Kali Glidig. Tepatnya berada di Kecamatan Candipuro, Pasirian, dan Tempursari.

Kawasan Gunung Semeru termasuk dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (KTN BTS) memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun, merupakan bagian dari satu kesatuan ekosistem unik yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat dan kehidupan di bawahnya.

Mahameru merupakan puncak tertinggi Semeru, dengan kawahnya yang menganga lebar yang disebut Jonggring Saloko. Karena merupakan gunung tertinggi, maka banyak menarik minat untuk pendakian.

Beberapa obyek di sepanjang rute menuju G. Semeru yang biasa dilalui pendaki adalah:

Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo (8 ha) terletak pada ketinggian 2390m dpl antara Ranu Pani dan Gunung Semeru. Secara historis geologis, Ranu Kumbolo terbentuk dari massive kawah Gunung Jambangan yang telah memadat sehingga air yang tertampung secara otomatis tidak mengalir ke bawah secara gravitasi. Ranu Kumbolo hingga saat ini merupakan potensi obyek wisata yang menarik. 

Daya tariknya antara lain bahwa pada lapangan yang relatif tinggi dari permukaan laut terdapat danau/telaga dengan airnya yang jernih sehingga banyak menarik wisatawan untuk mengunjungi tempat ini. Bagi para pendaki, Ranu Kumbolo, merupakan tempat pemberhentian/istirahat sambil mempersiapkan perjalanan berikutnya. Daya tariknya, di pinggir sebelah barat danau terdapat prasasti peninggalan purbakala. Diduga prasasti ini merupakan peninggalan jaman kejayaan Kerajaan Majapahit, namun hingga saat ini belum diperoleh kepastian.

Khusus di perairan danau, kita dapat menyaksikan kehidupan satwa migran burung belibis. Bagi para pengamat lingkungan, Ranu Kumbolo sebetulnya merupakan laboratorium alam yang cocok bagi kegiatan penelitian dan observasi lapangan yang sarat dengan kandungan ilmu pengetahuan. Fasilitas yang ada di Ranu Kumbolo yaitu Pondok Pendaki (70M2) dan MCK yang dimanfaatkan para pendaki untuk beristirahat, disamping terdapatnya lapangan yang relatif datar untuk sarana berkemah. Kebutuhan air dapat terpenuhi dari air danau.

Padang Rumput Jambangan

Daerah padang rumput ini terletak di atas 3200m dpl, merupakan padang rumput yang diselang-selingi tumbuhan cemara, mentigi dan bunga Edelwis. Topografi relatif datar pada jalur pendakian ini, beberapa tempat yang teduh menampakkan sebagai tempat istirahat yang ideal untuk menikmati udara yang sejuk. 

Dari tempat ini terlihat Gununh Semeru secara jelas menjulang tinggi dengan kepulan asap menjulang ke angkasa serta guratan/alur lahar pada seluruh tebing puncak yang mengelilingi berwarna perak. Sebuah panorama alam yang menakjubkan.

Oro - Oro Ombo

Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya sekitar 100ha berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit-bukit gundul dengan type ekosistem asli tumbuhan rumput. Lokasinya berada di bagian atas tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip sebuah mangkok berisikan hamparan rumput yang berwarna kekuning-kuningan, kadang-kadang pada beberapa tempat terendam air hujan.

Cemoro Kandang

Kelompok hutan cemorokandang termasuk gugusan Gunung Kepolo (3.095m), terletak di sebelah selatan dari padang rumput Oro-Oro Ombo. Merupakan hutan yang didominasi pohon cemara (Casuarina junghuniana) dan paku-pakuan.

Pangonan Cilik

Pangonan cilik merupakan kawasan padang rumput yang terletak di lembah Gunung Ayek-Ayek yang letaknya tidak jauh dari Ranu Gumbolo. Asal usul nama tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip padang penggembalaan ternak (pangonan). Daya tarik dari kawasan ini adalah merupakan lapangan yang relatif datar di tengah-tengah kawasan yang di sekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli, sehingga memberikan daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.

Kalimati

Kalimati merupakan tempat berkemah terakhir bagi para pendaki sebelum melanjutkan perjalanannya menuju puncak Mahameru. Tempat ini biasa digunakan beristirahat dikarenakan terdapat sumber air (Sumber Mani) yang berjarak sekitar 500 m dari Kalimati. Disamping terdapat tanah lapang yang relatif datar juga sudah dibangun fasilitas Pondok Pendaki dan MCK. Suhu udara di Kalimati relatif dingin jika dibanding tempat lainnya, dikarenakan daerah kalimati merupakan lembah dari beberapa bukit/gunung-gunung di sekitarnya.

Arcopodo

Arcopodo/Recopodo terletak pada pertengahan Kalimati dan Gunung Semeru. Di tempat ini terdapat dua buah arca kembar yang dalam bahasa Jawa dinamakan arco podo/reco podo. Disamping itu juga terdapat beberapa monumen korban meninggal atau hilang pada saat pendakian G. Semeru. Tempat ini sering pula dimanfaatkan pendaki untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanannya ke puncak Mahameru.

 Agrowisata Pedesaan

Agrowisata ini dapat dilakukan di kebun/ladang hortikultura milik penduduk setempat. Lokasi terdekat adalah kebun yang berada di sekitar danau Ranu Pani/Ranu Regulo, di Desa Ngadas, Wonokitri dan di sekitar Cemorolawang. Di ladang hortikultura ini pengunjung dapat melihat proses budidaya tanaman hortikultura yang dikembangkan masyarakat setempat serta menikmati hasil pertanian langsung dari ladang. Kemampuan/ketrampilan mereka dalam bertani di lahan dengan kemiringan tinggi juga merupakan pemandangan yang menarik.

Wisata Danau

Wisata Danau merupakan kegiatan wisata utama yang dapat dikunjungi yaitu di sekitar Ranu Kumbolo, Ranu Pani dan Ranu Regulo. Ranu-ranu (danau) tersebut mempunyai pemandangan yang indah dan berhawa sejuk.

Berkemah

Selain dari kegiatan tersebut, adakalanya kunjungan dilaksanakan dengan cara berkemah di dalam kawasan TN-BTS selama beberapa malam secara rombongan. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh pengunjung yang berasal dari generasi muda (pecinta alam, pelajar, mahasiswa, karang taruna, dll).

Lokasi yang disediakan untuk kegiatan berkemah di dalam kawasan TN-BTS antara lain terdapat di Camping Ground Cemorolawang, Nongkojajar, Ranu Pani, Ranu Kumbolo, dan Ranu Darungan.

Sumber: PVMBG

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 05 Dec 2021 

Editor: Nila Ertina

Related Stories