Ekonomi dan UMKM
Inilah 10 Bank Terbesar Indonesia yang Catat Pertumbuhan Laba Paling Dominan, Salah Satunya BSI
JAKARTA – Inlah 10 emiten bank terbesar di Indonesia yang mencatatkan kinerja solid dengan dibuktikan dari pertumbuhan laba bersih pada kuartal I-2023.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan, rata-rata pertumbuhan bottom line 10 bank terbesar di dalam negeri mencapai 27,4% year-on-year (yoy) pada tiga bulan pertama tahun ini. Hanya PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) yang mengalami koreksi laba bersih.
Dari 10 entitas tersebut PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) membukukan pertumbuhan laba bersih tertinggi, masing-masing sebesar Rp1 triliun atau sekitar 65,8% yoy dan Rp1,5 triliun, setara 47,6% yoy.
Handiman melihat tiga kesamaan dari kinerja 10 bank tersebut, di antaranya peningkatan pendapatan bunga rata-rata 19,1% yoy; kenaikan tajam beban bunga, rata-rata 45,5% yoy; dan pencadangan yang lebih rendah, rata-rata -28,6% yoy.
“Di luar empat bank besar, kami menilai kualitas laba NISP, BRIS dan PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) pada kuartal pertama tahun ini adalah yang terbaik. Sedangkan PNBN dan PT Bank BTPN Tbk yang terlemah,” kata dia melalui riset yang diterima Kamis (25/5/2023).
Baca Juga:
- Layanan BFI Finance (BFIN) Sempat Alami Eror akibat Serangan Siber
- Ratu Sinuhun Perempuan Hebat Palembang dari Abad ke-16, Pencipta Kitab Undang-Undang Kesetaraan
- Buka Sriwijaya Expo 2023, Gubernur Herman Deru Ajak Pemkot dan Pemkab Dorong UMKM Naik Kelas
Proyeksi Kinerja
Handiman juga memperkirakan pertumbuhan kredit yang lebih lambat pada sektor perbankan pada tengah musim liburan yang telah terasa pada April 2023 dibandingkan dengan bulan sebelumnya, meskipun PMI manufaktur lebih tinggi di level 52,7.
“Tapi likuiditas akan tetap cukup dalam sistem perbankan meskipun ada beberapa likuiditas yang ketat di beberapa bank yang mendorong kenaikan suku bunga,” paparnya.
Menurut dia, ekonomi makro domestik yang mendukung dan stabil seharusnya akan meningkatkan kualitas aset. Dengan begitu, biaya provisi yang telah dibebankan di muka dalam tiga tahun terakhir dan LAR/NPL coverage yang tinggi seharusnya cukup untuk mengatasi peningkatan NPL di tengah isu kredit macet kontraktor BUMN.
- 6 Cara Mendinginkan HP yang Panas, Bantu Cegah Kerusakan Ponsel!
- Kejagung Periksa 6 Saksi Terkait Kasus Korupsi Proyek Fiktif Waskita Karya (WSKT)
- BSI Disebut Tidak Bisa Bayar Tebusan Serangan Ransomware, Begini Penjelasan Manajemen
Dengan analisis tersebut, Handiman menegaskan bahwa sektor perbankan masih menarik dicermati bagi para investor sehingga dirinya mempertahankan rating overweight pada sektor ini dengan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebagai pilihan utama.
“Di luar empat bank besar, kami mengamati bahwa BNGA dan NISP masih tertinggal dalam hal valuasi meskipun mengalami peningkatan fundamental yang luar biasa. Kami pikir kenaikan valuasi baru-baru ini cukup layak.”
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 25 May 2023