Setara
Kelompok Perempuan Perkuat Proteksi Ekosistem Mangrove
BINTAN, WongKito.co – Guna mendukung konservasi mangrove, Traveloka dan Yayasan CARE Peduli (YCP/CARE Indonesia) menginisiasi pembentukan Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP) untuk mengelola potensi dari komoditas unggulan di kawasan penyangga konservasi laut.
CEO Yayasan CARE Peduli, Abdul Wahib Situmorang menjelaskan, pelibatan dan pemberdayaan kelompok perempuan yang mereka sebut Women Mangrove Warrior ini, merupakan bagian dari program kolaborasi dengan Traveloka. Kolaborasi ini mengagendakan penanaman 50.000 bibit mangrove yang diluncurkan di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Senin 9 Desember 2024.
Menurut Abdul, pemanfaatan dan perlindungan hutan mangrove sudah menjadi kearifan lokal yang dilakukan masyarakat Bintan. Suku laut Kampung Panglong di Desa Berakit, Pulau Bintan, telah memanfaatkan hasil laut berupa ikan dan kerang untuk dibuat menjadi berbagai produk olahan makanan.
“Di program ini, kelompok perempuan tidak hanya dilibatkan aktif dalam upaya konservasi mangrove melalui pembibitan dan penanaman, tetapi juga dalam penguatan ekonomi seperti literasi digital dan keuangan, serta pembuatan produk olahan dari mangrove yang memiliki nilai tambah,” jelas Abdul dalam siaran pers yang diterima, Selasa (10/12/2024).
Baca Juga:
- Transportasi, Jalan, dan Pupuk Subsidi Jadi Sorotan di Reses DPRD Sumsel Dapil IV OKU Timur
- Pelindo Regional 2 Palembang Gelar Media Gathering Tahun 2024 Jalin Silaturahmi dan Kolaborasi
- Peningkatan Trafik sekitar 10% hingga 20%, Jaringan XL Axiata Siap Sambut Nataru 2025
Abdul menjelaskan, pembentukan KUEP bertujuan untuk meningkatkan kemandirian finansial perempuan dan pembentukan komunitas. KUEP akan menjadi wadah bagi kelompok perempuan untuk mengumpulkan tabungan, mengakses pinjaman kecil, dan terlibat dalam pengambilan keputusan kolektif.
“Melalui pelatihan kewirausahaan, kami berharap kelompok perempuan dapat meraih peluang ekonomi lebih luas di luar konservasi mangrove dan meningkatkan kemandirian finansial, serta dapat mendukung peningkatan ekonomi berbasis lingkungan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Adapun kegiatan penanaman bibit mangrove di kawasan hutan mangrove seluas 14.000 hektar tersebut bertujuan untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission Indonesia 2060. Hal ini diklaim sesuai dengan visi pemerintah dalam menghijaukan kembali lebih dari 12 juta hektar hutan yang terdegradasi secara bertahap demi terciptanya ekonomi hijau dan biru, ketahanan pangan, iklim dan ketangguhan masyarakat.
Peluncuran program ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, La Ode M. Faisal; CEO Yayasan CARE Peduli, Dr. Abdul Wahib Situmorang; perwakilan dari Traveloka; aparatur desa; dan perwakilan masyarakat desa.
Presiden Traveloka Caesar Indra menyampaikan, kolaborasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Traveloka di pariwisata berkelanjutan melalui inisiatif Pahlawan Pohon yang berfokus pada pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Sebanyak 150.000 pohon mangrove telah dan akan ditanam di berbagai wilayah, termasuk Kepulauan Seribu, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Pulau Bali, dan Kepulauan Riau. “Kami harap dapat memberikan dampak positif untuk keberlanjutan lingkungan dan perekonomian lokal.”
Baca Juga:
- Inovasi Digital Perbankan BRI, Jadi Kunci Hadapi Perubahan Cepat di Dunia Perbankan
- Antisipasi Bullying: Bangun Lingkungan Aman dengan Hubungan Sosial Positif dan Penghargaan Diri
- Komitmen Tingkatkan Literasi Keuangan Generasi Muda, Sequis Dukung Kompetisi Kreatif di Pinasthika Creativestival 2024
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, La Ode M. Faisal menyambut baik kolaborasi Traveloka dan CARE Indoesia.
Dia menekankan pentingnya perlindungan 14.000 hektar hutan mangrove yang tersebar di Pulau Bintan. Penanaman mangrove yang melibatkan masyarakat seperti ini tentu diharapkan keberhasilannya lebih terjamin. Sebab, jika tidak didukung masyarakat menurutnya bisa saja ada potensi pihak yang merusak.
“Harapannya kelompok perempuan dan masyarakat yang terlibat bisa menjalankannya dengan senang hati dan mendapat hasil yang baik,” ujarnya. (yuliasavitri/ril)