KabarKito
P2WPKP Sumsel Gencarkan Edukasi SADARI, Tekan Angka Kematian Kanker Payudara
PALEMBANG, WongKito.co- Persatuan Pendukung Wanita Penyandang Kanker Payudara (P2WPKP) Sumatera Selatan terus menggencarkan edukasi SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
Hal itu penting dilakukan mengingat kanker payudara merupakan penyakit dengan tingkat kematian tertinggi pada perempuan. Dengan deteksi dini membuat penanganannya menjadi lebih cepat teratasi dan meningkatkan harapan hidup.
Menurut dr. Benny Kusuma, Sp.B Subsp. Onk (K), MARS pentingnya kesadaran para perempuan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan tersebut juga berlaku untuk setiap perempuan baik yang masih usia subur maupun sudah menopause. Ia mengatakan kanker payudara termasuk penyakit yang ganas dan sifatnya heterogen.
Artinya satu pasien bisa memiliki dua tipe tumor pada payudaranya, dan kondisi tersebut sangat berbeda dengan jenis kanker lainnya yang biasanya hanya ada satu tipe.
Baca Juga :
- Begini Cara Bagi Lirik Lagu YouTube Music ke Medsos
- Cek Spot untuk Melihat Milky Way di Indonesia
- BRI Bagikan Hadiah Spektakuler untuk Merchant Setia di 2025
“Jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan yakni kanker payudara, jumlah kasusnya tinggi begitu juga dengan tingkat kematiannya juga tertinggi,” ungkap dr Benny.
Sehingga pemerintah mengeluarkan strategi untuk mengatasi penyakit kanker melalui tiga pilar penanganan. Pilar pertama yakni Promosi Kesehatan, dengan maksud menargetkan pemeriksaan sekitar 80 persen perempuan, terutama yang sudah masuk menopause.
Pilar kedua yakni Deteksi Dini, dengan melakukan pemeriksaan sehingga stadium awal pada kanker bisa segera diketahui dengan minimal 40 persen.
Lalu pilar yang ketiga yaitu Penanganan Cepat dengan harapan penderita kanker yang sudah terdiagnosa maka bisa segera mendapatkan penanganan dalam waktu 90 hari.
Ketiga pilar tersebut sangat penting mengingat data penelitian dari India mengungkap jumlah penderita kanker payudara akan terus meningkat hingga 50 persen pada 2030 mendatang.
Baca Juga :
- Menlu RI: Evakuasi Tahap Pertama WNI di Iran Berjalan Lancar
- Bagaimana K-Pop Menjadi Pusat Kekuatan Budaya di Kancah Internasional
- Cek Berikut Cara Nonton Drama I Am A Running Mate
Untuk itu dr Benny mengingatkan kepada para perempuan untuk tidak takut terhadap nyeri justru lebih takut dengan benjolan. “Terkadang para perempuan justru menganggap lebih takut terhadap nyeri karena menganggap tanda kanker payudara, padahal benjolan merupakan gejala yang sering ditemukan,” terangnya.
Dari data mengungkap, jika benjolan lebih banyak ditemukan dengan jumlah 72 persen kasus sementara nyeri hanya 12 persen. Ia juga menghimbau kepada para perempuan untuk rutin melakukan SADARI agar bisa cepat terdeteksi adanya kelainan, dengan begitu penanganan bisa segera dilakukan.
Penyebab kanker payudara juga beragam, menurut dr Benny mulai dari faktor hormonal. Umumnya kelompok wanita yang sudah masa menopause menjadi penyumbang terbesar dengan angka 75 persen.
Lalu penyebab kedua yakni karena faktor genetik sebesar 5-10 persen.
Hal ini bisa diketahui dari riwayat keluarga yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang juga memiliki kanker payudara. Dan penyebab ketiga karena faktor obesitas yang juga menjadi pemicu kanker payudara.
Hal ini terjadi karena pola makan yang menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan.
Baca Juga :
- Yuk Buat Pandan Coconut Puding
- 2.944 Jemaah Haji Telah Kembali, Debarkasi Palembang Sisakan 14 Kloter
- Belanja di PIM Shopping Festival 2025, Dapatkan Hadiah Langsung dan Promo Menarik!
Meski begitu, dr Benny juga menjelaskan kanker payudara memiliki tingkat kesembuhan yang berbeda juga, sesuai dengan stadium pasien. “Jika kanker payudara bisa terdeteksi sejak dini maka penanganan yang cepat juga membuat peluang kesembuhan menjadi lebih besar,” katanya.
Kanker payudara terbagi dalam beberapa stadium yakni Stadium 1 dengan peluang kesembuhan 80-98 persen, stadium 2 sebesar 60 persen. Stadium 3 sebesar 40-50 persen dan stadium 4 sekitar 20 persen.
Sedangkan di Indonesia, dr Benny menjelaskan sekitar 60 persen kasus penderita kanker payudara justru terungkap pada stadium lanjut.
Pentingnya SADARI tersebut juga dilakukan P2WPKP Sumsel dengan melakukan edukasi terhadap para perempuan.
Ketua Harian P2WPKP Sumsel, Meta Ayuni mengatakan P2WPKP terus gencar melakukan edukasi pentingnya melakukan SADARI. “Kami rutin melakukan edukasi pentingnya SADARI dengan mendatangi komunitas ibu-ibu seperti kelompok pengajian, senam, PKK dan lainnya,” jelasnya. Penting untuk diketahui jika langkah SADARI ini sangat penting dilakukan setiap bulan di tanggal yang sama baik untuk yang sudah terdiagnosa maupun yang masih sehat.