Ekonomi dan UMKM
2022, Harga Minyak Kelapa Sawit Diproyeksi Turun Berikut ini Penjelasnya
JAKARTA - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan tahun ini harga minyak kelapa sawit mengalami kenaikan harga. Saat ini, minyak sawit sudah berada dikisaran US$ 1.300 per metrik ton (mt) atau setara dengan Rp18,4 juta (kurs Rp14.219).
Namun, Eddy memproyeksikan di 2022 nilai CPO akan jauh dibandingkan di bawah angka tersebut, karena terjadinya peningkatan pada produksi kelapa sawit. Ia pun menjelaskan kenaikan harga minyak kelapa sawit yang disebabkan oleh fenomena El Nino dan La Nina, serta permasalahan produksi minyak nabati.
"Produksi soybean, rapeseed juga turun karena pengaruh iklim kekeringan di Amerika Selatan sehingga harga jadi meningkat, permintaan juga terus mengalami kenaikan. Terus membaiknya ekonomi di negara konsumen terbesar Crude Palm Oil (CPO) seperti India dan China," ucap Eddy Abdurrachman, di Kawasan MH Thamrin Jakarta Pusat, Selasa, 28 Desember 2021.
Baca Juga:
- Legislatif Dukung Opsi Kurikulum Prototipe
- Dengan Teknologi Digital, Kemenkoinfo Siapkan Strategi Pengiriman Layanan Pos Logistik
- Bank BCA Naikan Plafon Kredit Modal Kerja ke Sarana Menara Nusantara
Jika mengacu pada CPO di CIF Rotterdam 2021 sudah berada di rentang harga US$1.035 hingga US$1.382 per mt atau setara dengan RP14,7 juta hingga Rp19,6 juta.
"BPDPKS sudah memproyeksikan berdasarkan analisa moderat kita harga CPO yang CIF Rotterdam menjadi acuan. Rentang harga di 2022 kisaran US$871 hingga US$1.094 atau setara dengan Rp12.3 juta hingga Rp15,5per metrik ton," ucap Eddy.
Eddy pun optimis jika produksi CPO di 2022 akan mencapai 51.01 juta ton, angka ini jauh di atas produksi selama 2021 sebesar 49.71 ton.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Adinda Purnama Rachmani pada 28 Dec 2021