Ekonomi dan UMKM
5 Aset Kripto Ini Diprediksi Bearish, Pekan Kedua Juni
JAKARTA - Sejumlah aset kripto diprediksi bearish pada pekan kedua Juni 2022. Berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Rabu, 8 Juni 2022 pukul 17.20 WIB, mayoritas aset kripto berkapitalisasi besar (big cap) tengah melaju di zona hijau.
Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan 2,94% dalam 24 jam terakhir dan menempati posisi harga US$30.437 atau setara dengan Rp440,63 juta, dengan asumsi kurs Rp14.477 perdolar Amerika Serikat (AS).
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengungkapkan, salah satu sentimen positif yang mendorong kinerja kripto hari ini adalah pengajuan Rancangan Undang-undang (RUU) terkait regulasi aset digital dari dua senator AS, yaitu Kirsten Gillibrand dan Cynthia Lummis. RUU itu diharapkan dapat bermuara menjadi payung hukum bagi investor kripto.
“RUU tersebut mencoba untuk mengatasi pertanyaan terbesar yang menggantung di atas aset digital. Ini akan menjawab ketidakpastian yang membuat sektor aset kripto yang masih muda ini bisa lebih matang dari sisi regulasi di AS,” tutur Afid dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia, Rabu, 8 Juni 2022.
Baca Juga:
- NTP Sumatera Selatan Turun 4,69 Persen Pada Mei 2022
- Bank Dunia Setujui Tambahan Dana Bantuan Sebesar Rp21,5 Triliun untuk Ukraina
- Simak Berikut Rincian Proyek Baterai Listrik dari LG Energy Solution, Bernilai Rp141,80 Triliun
Selain pengajuan RUU terkait aset kripto di AS, acara Austin Consensus 2022 yang digelar pada tanggal 9 sampai 12 Juni 2022 di Texas pun menjadi pendorong pasar kripto ke arah tren positif. Di acara tersebut, akan dibahas soal perkembangan industri kripto, blockchain, Web3, sampai metaverse.
Meski pasar kripto tampak terdorong oleh sentimen positif di tengah minggu ini, Afid menilai bahwa tren ini akan berpengaruh dalam jangka pendek. Sementara itu, untuk jangka menengah, Afid memprediksi pergerakan kripto masih cenderung sideways atau mendatar.
“Kenaikan nilai aset kripto terbilang stagnan atau tidak signifikan. Kuat dugaan, investor masih enggan melakukan aksi beli, karena belum terlalu percaya diri di pasar kripto,” tutur Afid.
Baca Juga:
- IHSG Ditutup di Zona Merah ke Level 7.141
- Minggu Pertama Juni 2022 Berikut 5 Aset Kripto Ini Diprediksi Akan Bearish
- PLN Pastikan Kesiapan Ketersediaan Listrik untuk Ibu Kota Negara
Sentimen negatif yang masih menghambat tren positif di pasar kripto di antaranya kondisi makroekonomi yang belum cukup mendukung.
Bank Dunia telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya di tahun 2022 dari 4,9% ke 2,1% sementara Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa tingkat inflasi di negeri Paman Sam masih akan terus merangkak.
Di tengah kondisi pasar kripto yang masih terombang-ambing di antara tren positif dan negatif, ada lima aset kripto yang diprediksi Afid akan mengalami bearish di minggu kedua Juni 2022.
1. Ethereum (ETH)
Ethereum adalah sistem blockchain open-source terdesentralisasi dengan aset kripto ETH. Ethereum berfungsi sebagai platform untuk perancangan smart contract dan menjadi jaringan yang ditempati oleh banyak aset kripto lainnya.
Afid mengatakan, menurut data CoinShares pada 31 Mei 2022, ditemukan bahwa para investor telah menarik US$250 juta (Rp3,62 triliun) dari dana investasi berbasis Ethereum pada tahun 2022.
“Penarikan dari dana Ethereum adalah tanda bagaimana crash di TerraUSD (UST) dan Terra (LUNA) telah mengurangi minat pada keseluruhan sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi),” ungkap Afid.
Ditinjau dari analisis teknikal, grafik ETH pun memperlihatkan pola segitiga serta cup and handle terbalik yang menunjukkan sinyal bearish.
Saat ini, ETH berada di peringkat kedua dengan kapitalisasi pasar US$218,7 miliar (Rp3,16 kuadriliun) dan menempati harga US$1.807 (Rp26,16 juta).
2. STEPN (GMT)
STEPN adalah platform gaya hidup Web3 atau internet generasi ketiga yang memiliki misi untuk memerangi perubahan iklim.
Afid meninjau ada beberapa faktor yang mendorong STEPN untuk bearish di minggu kedua Juni 2022. Salah satu yang paling berpengaruh adalah kegagalan STEPN dalam proyek game blockchain play-to-earn yang dirancang pihak pengembang.
Kegagalan itu ditandai oleh 25 juta serangan DDOS yang dikirim ke server STEPN dalam waktu singkat sehingga menyebabkan banyaknya pengguna yang dikeluarkan dari platform.
“Dalam beberapa waktu terakhir STEPN, diamati ada banyak pemain menggunakan bot dan spoofing GPS untuk menggelembungkan jumlah token yang dihasilkan dengan menggunakan aplikasi. Jumlah pengguna yang terus meningkat adalah masalah utama yang dihadapi oleh game blockchain dengan model bisnis play-to-earn,” ungkap Afid.
Afid memprediksi GMT bisa mengalami penurunan sampai ke harga US$0,9 (Rp13.029) dalam beberapa waktu mendatang.
GMT saat ini berada di peringkat ke-74 dengan kapitalisasi pasar US$608,8 juta (Rp8,8 triliun) dan menempati harga US$1,01 (Rp14.621).
3. Elrond (EGLD)
Elrond merupakan platform berbasis blockchain yang dirancang untuk menawarkan kecepatan transaksi dengan menggunakan metode sharding. Proyek ini dinyatakan sebagai ekosistem teknologi untuk internet baru yang mencakup fintech, keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi), dan Internet of Things (IoT).
Baca JUga:
- Cardano Paling Tinggi di Jajaran 10 Besar, Mayoritas Kripto Big Cap Merangkak Naik
- IHSG Ditutup Menguat ke 7.171 pada Sesi I, Kembali ke Zona Hijau
- Rupiah Masih Dibayangi Stagflasi dan Pengetatan Suku Bunga The Fed
Platform ini memiliki token orisinil bernama EGLD yang digunakan untuk membayar biaya jaringan, mempertaruhkan, dan memberi penghargaan kepada validator.
Adanya aktivitas mencurigakan di jaringan Elrond yang mengindikasikan aksi sabotase menjadi sentimen negatif yang dapat mendorong EGLD ke tren bearish.
“Berita negatif dari adanya kemungkinan sabotase pada jaringan DEX, Maiar membuat harga EGLD tertekan," ungkap Afid.
Saat ini, Afid menempati peringkat ke-41 dengan kapitalisasi pasar US$1,5 miliar (Rp21,7 triliun) dan menduduki posisi harga US$66,95 (Rp969.235).
4. Reserve Rights (RSR)
Reserve Rights adalah platform stablecoin ganda yang dirancang untuk membangun aset kripto yang stabil, terdesentralisasi, memiliki underlying-asset, dan menjadi sistem pembayaran digital yang menskalakan pasokan dengan permintaan dan mempertahankan dukungan jaminan 100% atau lebih. Ada dua jenis token yang berjalan di jaringan Reserve Right, yaitu RSV dan RSR.
RSR digunakan untuk menjaga RSV stabil di harga US$1 (Rp14.477) melalui sistem peluang arbitrase. RSR sendiri adalah token utilitas yang memungkinkan pemegangnya untuk memberikan hak suara pada proposal tata kelola.
Menurut penilaian Afid, RSR sudah mengalami overbought dan membentuk pola cup and handle terbalik yang menunjukkan sinyal bearish.
"Penurunan RSR bisa sampai ke US$0,00751 (Rp108)," kata Afid.
Saat ini, RSR menempati peringkat ke-175 dengan kapitalisasi pasar US$140,6 juta (Rp2,03 triliun) dan menduduki harga US$0,0095 (Rp137).
5. BNBDOWN (BNBDOWN)
BNBDOWN adalah aset kripto yang dirancang untuk memberikan keuntungan ketika harga Binance Coin (BNB) turun.
“Pergerakan BNBDOWN sudah bergerak naik signifikan, kemungkinan akan koreksi dalam. Dari grafiknya menunjukkan sinyal bearish yang mengindikasikan tren penurunan harga. Harga BNBDOWN bisa turun 11% mencapai US$0,05578 (Rp807) dari harga US$0,06277 (Rp908),” pungkas Afid.
BNBDOWN saat ini menempati peringkat ke-2969 dengan informasi angka kapitalisasi pasar yang tidak tersedia. Aset kripto ini tengah menduduki harga US$0,06237 (Rp902).
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 09 Jun 2022