Ragam
5 Negara dengan Polusi Udara Terburuk
JAKARTA - Kekinian, salah satu bentuk polusi yang menonjol yaitu polusi udara dan air. Bahkan warga Jakarta meminta segera diterbitkan Perda soal udara bersih.
Sementara polusi udara dapat muncul karena pembakaran bahan bakar fosil, pembangkit listrik, dan pabrik berbahan bakar batu bara atau minyak. Akan tetapi, aktivitas apapun yang melibatkan pembakaran kayu atau bahan bakar fosil dapat melepaskan materi partikulat yang berkontribusi dalam polusi udara.
Polusi udara dapat menyebabkan masalah kesehatan termasuk masalah pernapasan, asma yang memburuk, bahkan cacat bawaan. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat mengukur lima polutan utama yang diatur dalam Clean Air Act yaitu nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, ground level ozone, dan polusi partikel termasuk PM 2.5 dan PM 10
Dari lima polutan tersebut, yang sering dipantau adalah polusi partikel. WHO mengevaluasi konsentrasi PM 2.5 untuk menentukan tempat paling tercemar di Bumi. PM 2.5 mengacu pada partikel kecil atau tetesan di udara yang berdiameter 2,5 mikron atau kurang. PM 2.5 merupakan polutan udara dan dapat menjadi masalah kesehatan jika berada dalam konsentrasi yang tinggi.
Baca Juga:
- Simak Yuk 5 Strategi Persiapkan Pensiun Dini Sejak Masih Muda
- Batik Tetap Dilestarikan, Motif Elegan Sasar Kelas Profesional Muda
- Perhatian, Dua Minggu Lagi Ponsel Ini Tak Lagi Bisa Pakai WhatsApp
Berikut negara dengan polusi udara terburuk berdasarkan paparan PM 2.5 seperti yang dilansir dari laporan World Population Review 2020.
Bangladesh - 77,10
Polutan utama dari Bangladesh adalah polusi udara dan air, kontaminasi air tanah, polusi suara, dan limbah padat. Kota Dhaka di Bangladesh juga menjadi salah satu kota paling tercemar di dunia. Sumber terbesar Bangladesh dalam hal polusi udara adalah industri pembuatan batu bata yang mempekerjakan satu juta orang dan menciptakan 23 miliar batu bata setiap tahun.
Pakistan - 59.00
Pakistan mengalami peningkatan polusi karena meningkatnya jumlah kendaraan di jalan, penebangan pohon secara besar-besaran, asap dari pembakaran batu bata dan pabrik baja, serta pembakaran sampah.
India - 51,90
Tingkat polusi tidak sehat di India berasal dari kendaraan, pembakaran batu bara dan kayu, badai debu, dan kebakaran hutan. Delhi, wilayah ibu kota India terkenal dengan kualitas udaranya yang buruk yang memaksa pembatalan penerbangan, menyebabkan kecelakaan lalu lintas, penutupan sekolah, bahkan mengubah dinding marmer putih Taj Mahal menjadi kuning dan hijau.
Mongolia - 46,60
Sumber polusi terbesar di Mongolia adalah pembakaran batu bara dan biomassa lainnya seperti sisa tanaman atau kayu. Di ibu kota Mongolia, Ulan Bator, infeksi saluran pernapasan telah meningkat 270% selama sepuluh tahun terakhir, dan anak-anak yang tinggal di ibu kota memiliki fungsi paru-paru 40% lebih rendah daripada mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Sekitar 70-90% ibu hamil yang dirawat di pusat kesehatan keluarga di Mongolia terkena dampak negatif dari polusi udara. Bahkan bayi berusia dua hari didiagnosis dengan pneumonia atau penyakit pernapasan lainnya.
Afghanistan - 46,50
Pada 2017, angka menunjukkan bahwa polusi udara justru lebih berbahaya daripada perang di Afghanistan. Pada tahun 2017 sekitar 26.000 orang kehilangan nyawa karena penyakit yang berhubungan dengan polusi udara sementara 3.483 orang kehilangan nyawa karena konflik.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 15 Oct 2022