8 Fakta Menarik Kota Pagar Alam, tak Hanya Gunung Dempo, ada Juga Novel Karya Sutan Takdir Alisjahbana

Gunung Dempo (WongKito.co/Nila Ertina)

PALEMBANG, WongKito.co - Kota Pagar Alam berjarak sekitar 298 kilometer dari ibukota Sumatera Selatan, Kota Palembang. Kota yang dikelilingi gugusan Bukit Barisan dengan Gunung Dempo yang menjulang, menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Bumi Sriwijaya.

Tak heran, karena Kota Pagar Alam memang memiliki alam yang menawan dan udara yang sejuk berada di kaki Gunung Dempo.

Gunung Dempo di Kota Pagar Alam memiliki ketinggian 3.158 meter di atas permukaan laut (MDPL), tak hanya berhawa sejuk dengan bentang alam yang indah tetapi juga kaya sejarah.

Kota Pagar Alam dengan Gunung Dempo yang terbentang kebun teh milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII juga memiliki beragam cerita menarik lainnya.

Bahkan dalam sebuah novel karya pujangga baru, Sutan Takdir Alisjahbana juga menggambarkan bagaimana alam Kota Pagar Alam nan indah tersebut.

Baca Juga:

Lalu, apa saja yang dapat Anda temukan dan ketahui tentang Kota Pagar Alam yang tak hanya terkenal dengan Gunung Dempo, simak delapan fakta berikut menarik berikut ini.

1. Hutan Lindung

Hutan lindung tentunya menjadi bagian dari bentang alam yang harus terjaga di daerah yang luasnya mencapai 633,7 km², karena terdapat beragam satwa langka yang konon masih ada populasinya, diantaranya adalah harimau sumatera dan beruang.

Kekinian, Pemkot Pagar Alam menglaim hingga kini dari luas daerah tersebut 60 persen masih merupakan bagian dari hutan lindung.

Karena itu, satwa dan tanaman langka masih terjaga. Namun, benarkah klaim tersebut tentunya masih perlu pengkajian ulang mengingat saat ini pembangunan dan pembukaan lahan semakin agresif.

2. Surga sayuran

Wong Palembang tentunya, tak asing mendengar kalau sayuran yang dijual pedagang di pasar-pasar tradisional di Kota Palembang berasal dari Kota Pagar Alam, dari lembah Gunung Dempo.

Tanah di Kota Pagar Alam berjenis latosol dan andosol dengan bentuk permukaan bergelombang sampai berbukit. Kondisi tersebut, menjadikan tanah di lembah Gunung Dempo ini termasuk dalam kelas kesuburan yang tinggi.

Karenanya, Kota Pagar Alam sudah sejak lama dikenal sebagai produsen atau sentra beragam sayuran. Dari mulai kubis atau kol, cabai dan tomat serta bermacam sayuran menjadi komoditas andalan kota yang masyarakat aslinya Suku Besemah itu.

3. Hamparan kebun teh

Bagi perantau yang pulang kampung ke Kota Pagar Alam atau daerah lainnya di sekitar Gunung Dempo, yang masuk dalam teritori Kabupaten Lahat tak lengkap rasanya mudik kalau tidak berkunjung ke kawasan Gunung Dempo. Hamparan kebun teh sangat indah dipandang dan menjadi spot yang bagus untuk berfoto.

Kebun teh di kawasan Gunung Dempo tersebut, dibangun Belanda sejak tahun 1929 yang kini dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII).

Kebun teh tersebut menghasilkan 40 ton teh segar setiap  hari, dan perlu diketahui 90 persen teh hitam produk dari pabrik teh milik negara tersebut untuk pangsa ekspor.

Jarang sekali bisa menemukan teh Gunung Dempo dijual bebas di Kota Palembang, sedangkan di Kota Pagar Alam sejak ramai wisatawan marak berdiri toko oleh-oleh yang juga menjual teh hitam dengan rasa yang khas tersebut.

4. Penghasil kopi robusta

Jika kebun teh peninggalan kolonial Belanda milik negara, kopi ditanam dan dikelola oleh rakyat.

Kopi menjadi salah satu andalan masyarakat Kota Pagar Alam untuk menopang hidup keluarga. Data BPS menunjukan sampai tahun 2020, luas lahan perkebunan kopi di Kota Pagar Alam mencapai 8.327 hektare sedang produksinya mencapai 12.782 ton per tahun.

Kopi robusta menjadi andalan masyarakat Kota Pagar Alam dengan cita rasa yang juga sangat khas. Bahkan konon disebutkan Ratu Belanda pun sangat menyukai kopi Pagar Alam.

Baca Juga:

5. Curup

Curup atau air terjun menjadi salah satu destinasi wisata yang kini ramai dikunjungi wisatawan, bukan hanya kebun teh di Gunung Dempo.

Setidaknya ada tiga curup yang telah menjadi objek wisata andalan Kota Pagar Alam, yaitu Curup Embun, Curup Mangkok dan Curuh Tujuh Kenangan,

jenis latosol dan andosol dengan bentuk permukaan bergelombang sampai berbukit. Jika dilihat dari kelasnya, tanah di daerah ini pada umumnya adalah tanah yang mengandung kesuburan yang tinggi (kelas I). Hal ini terbukti dengan daerah kota Pagar Alam yang merupakan penghasil sayur-mayur, buah-buahan, dan merupakan salah satu subterminal agribisnis (STA) di provinsi Sumatra Selatan.

6. Sungai

Umumnya daerah perbukitan dan pegunungan memiliki banyak aliran sungai, begitu juga dengan Kota Pagar Alam.

Orang Besemah atau suku asli Pagar Alam menyebut sungai atau air adalah ayek.

Terdapat terdapat tujuh sungai di Kota Pagar Alam yaitu, Sungai Lematang, Sungai Selangis Besar, Sungai Selangis Kecil, Sungai Kundur,  Sungai Betung, Sungai Air Perikan dan Sungai Endikat

7. Peninggalan purbakala

Sebagai bukti peradaban tinggi Suku Besemah, terdapat sejumlah situs purbakala. Di antaranya adalah Arca Manusia Purba (Megalithikum), di Tanjung Aro, Tegur Wangi dan Talang Kecepol.

8. Novel Anak Perawan di Sarang Penyamun

Sutan Takdir Alisjahbana, penulis novel yang termasuk dalam kelompok pujangga baru menerbitkan karya dengan judul Anak Perawan di Sarang Penyamun.

Novel tersebut bercerita tentang perjalanan seorang saudagar asal Kota Pagar Alam di masa lampau menuju ke Kota Palembang, dalam perjalanan tersebut juga membawa anak perempuannya.

Karya tersebut menuliskan bagaimana perampok yang menguasai harta benda ayah sang anak perempuan tersebut. Dimana akhirnya, anak perempuan saudagar tersebut disekap di sarang penyamun, namun cerita novel tersebut mengambarkan bagaimana perlakuan perampok yang garang bisa berprilaku lembut dengan anak perempuan tersebut dan tetap menjaganya.

Demikian ya, tujuh fakta tentang Kota Pagar Alam dan Gunung Dempo, sebenarnya masih banyak hal menarik lainnya yang akan dieksplor kelak.(Nila Ertina)

Editor: Nila Ertina

Related Stories