Ragam
9 Tradisi Iduladha di Penjuru Dunia
JAKARTA, WongKito.co – Iduladha dikenal sebagai hari raya yang identik dengan pelaksanaan ibadah kurban. Istilah Iduladha berasal dari dua kata, yaitu ‘id dan adha. Kata ‘id berasal dari akar kata aada-ya’uudu yang berarti kembali, menjenguk, atau mengunjungi, sedangkan adha berarti kurban. Dinamakan ‘id karena hari raya ini datang secara berulang setiap tahunnya.
Dilansir dari mui.or.id, dalam perayaan Iduladha, umat Islam kerap menjadikan momen ini untuk menjalankan ibadah kurban. Dalam ajaran Islam, ibadah kurban merupakan salah satu bagian dari syariat keagamaan.
Di Indonesia sendiri pelaksanaan kurban ecara umum dilakukan dengan menyembelih hewan ternak seperti sapi dan kambing. Di berbagai daerah di Indonesia, umat Islam berkumpul untuk melaksanakan kurban massal.
Kegiatan ini umumnya berlangsung di area terbuka atau masjid-masjid besar. Masyarakat menyumbangkan hewan kurban, seperti sapi, kambing, atau domba, yang kemudian disembelih secara gotong royong. Daging hasil sembelihan tersebut lalu dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama masyarakat kurang mampu.
Dilansir dari Ielc English Campus dan Daily Sabah, berikut tradisi Iduladha di penjuru dunia:
1. Turki
Di Turki, Iduladha dikenal dengan nama Kurban Bayram, yang memiliki makna mendalam secara budaya dan agama. Perayaan dimulai dengan salat berjamaah di masjid, di mana masyarakat berkumpul untuk menandai awal momen yang penuh berkah ini.
Tradisi khas di Turki adalah mengunjungi makam untuk mengenang anggota keluarga yang telah meninggal, yang menunjukkan pentingnya nilai kekeluargaan dan kenangan selama festival ini.
Baca Juga:
- Peran BRI di Urban Farming dan Pemberdayaan Perempuan Mendapat Apresiasi
- Wujudkan Tanjung Enim sebagai Kota Wisata Mandiri kini Hadir Botanical Garden dan Klawas Waterpark
- Taman Jargas jadi Magnet Warga Bintaro untuk Berlangganan dan Kenal Gas Bumi
Salah satu praktik utama adalah penyembelihan hewan sebagai simbol pengabdian Nabi Ibrahim. Keluarga biasanya membeli hewan ternak, seperti domba atau sapi, untuk disembelih.
Dagingnya kemudian dibagi secara cermat menjadi tiga bagian, satu untuk keluarga sendiri, satu untuk kerabat dan teman, serta satu lagi untuk mereka yang kurang beruntung. Pembagian ini menonjolkan semangat berbagi dan kebersamaan yang menjadi ciri khas Kurban Bayram.
Suasana meriah juga terasa di rumah-rumah, tempat keluarga berkumpul untuk menikmati hidangan lezat yang terdiri dari masakan tradisional Turki dan makanan manis.
Baklava, salah satu hidangan penutup favorit, seringkali hadir di meja makan. Anak-anak sangat menantikan hari raya ini karena mereka mendapat hadiah dan pakaian baru, yang menambah kebahagiaan dalam perayaan tersebut.
Di Turki, Kurban Bayram bukan hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga sebuah peristiwa budaya yang hidup yang mempererat hubungan keluarga dan memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas.
2. Nigeria
Di Nigeria, Iduladha dikenal dengan sebutan Ileya, sebuah momen perayaan yang penuh semangat sekaligus ibadah yang khusyuk. Perayaan ini dimulai dengan salat berjamaah di masjid dan lapangan terbuka, di mana umat Muslim berkumpul untuk mengungkapkan rasa syukur dan memohon berkah.
Sebagai bagian dari tradisi, keluarga-keluarga melaksanakan penyembelihan hewan, biasanya domba jantan, yang melambangkan ketaatan dan pengabdian Nabi Ibrahim.
Salah satu bagian yang paling menarik dari Ileya adalah jamuan makan besar yang menyatukan keluarga dan komunitas. Hidangan khas Nigeria menjadi fokus utama, seperti nasi jollof yang sangat disukai, serta suya, daging panggang berbumbu pedas yang menggugah selera.
Beragam semur kaya rasa dan masakan lokal lainnya turut memeriahkan hidangan, menjadikan santapan ini sebagai perayaan kuliner yang istimewa.
Kunjungan keluarga menjadi bagian penting dari perayaan Ileya. Kerabat dan teman saling bertemu, bertukar hadiah dan ucapan selamat, mempererat hubungan sosial serta rasa kebersamaan di dalam masyarakat. Suasana penuh suka cita terasa begitu nyata, dengan tawa, musik, dan aroma makanan lezat yang mengisi udara.
3. Bangladesh
Di Bangladesh, Iduladha yang dikenal sebagai Qurbani Eid merupakan momen istimewa yang menggabungkan penghayatan agama dengan tradisi budaya. Perayaan dimulai dengan salat berjamaah di masjid, tempat komunitas berkumpul untuk memohon berkah dan mengucapkan rasa syukur.
Ritual penyembelihan hewan, atau yang disebut Qurbani, menjadi bagian utama dari festival ini. Keluarga membeli kambing, sapi, atau hewan ternak lain untuk disembelih sebagai penghormatan atas kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya demi ketaatan kepada Tuhan.
Daging dari hewan yang disembelih kemudian dibagi secara bijaksana menjadi tiga bagian, untuk keluarga sendiri, untuk kerabat dan teman, serta untuk kaum kurang mampu, yang mencerminkan semangat berbagi dan kepedulian sosial.
Makanan memiliki peranan penting dalam perayaan ini. Hidangan khusus seperti tehari, nasi berbumbu dengan daging, dan biryani, nasi harum yang berlapis daging dan rempah-rempah, dipersiapkan dengan penuh kasih dan dinikmati bersama keluarga serta sahabat. Hidangan-hidangan ini menambah kemeriahan suasana perayaan.
Berpakaian dengan baju baru juga menjadi tradisi yang sangat disukai saat Qurbani Eid. Orang-orang mengenakan pakaian terbaik mereka dan mengunjungi kerabat serta teman, sambil saling bertukar salam dan ucapan doa. Kegiatan ini mempererat hubungan keluarga dan menumbuhkan rasa kebersamaan serta kekeluargaan.
4. Maroko
Di Maroko, Iduladha yang dikenal dengan sebutan Eid al-Kabir merupakan perayaan yang sarat makna religius dan kental dengan nuansa budaya.
Hari raya ini diawali dengan salat Id yang dilaksanakan di masjid maupun di lapangan terbuka, di mana masyarakat berkumpul untuk memanjatkan doa dan rasa syukur. Salat ini memberikan suasana khusyuk dan menjadi momen spiritual bersama yang mempererat kebersamaan.
Salah satu tradisi khas di Maroko adalah membersihkan dan mendekorasi rumah secara menyeluruh menjelang perayaan. Keluarga-keluarga melakukannya dengan penuh semangat untuk memastikan rumah terlihat rapi dan indah, sebagai simbol permulaan yang baru dan bentuk sambutan terhadap berkah yang datang.
Kebiasaan ini semakin memperkuat nuansa meriah dan memberi sentuhan pribadi dalam merayakan hari besar ini.
Baca juga:
- Hoaks: Candi Borobudur akan Dipasang Eskalator, Cek Faktanya Yuk!
- Eksistensi Museum Zainal Songket, jadi Pusat Edukasi dan Pelestarian Karya Tekstil Tradisional Khas Palembang
- Ratusan Hektare Lahan Pascatambang di Muara Enim Belum Dipulihkan
Penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk penghormatan atas keimanan Nabi Ibrahim menjadi inti dari perayaan Eid al-Kabir. Keluarga biasanya menyembelih domba, kambing, atau sapi, lalu membagi dagingnya untuk keluarga, kerabat, serta orang-orang yang membutuhkan. Tradisi berbagi ini mencerminkan nilai-nilai kedermawanan dan kepedulian sosial yang menjadi jiwa dari perayaan ini.
Perayaan juga diramaikan dengan penyajian dan santap bersama hidangan khas Maroko. Momen ini menjadi ajang berkumpul bagi keluarga dan sahabat untuk menikmati kebahagiaan bersama.
Hidangan spesial seperti mechoui (daging domba panggang) dan berbagai jenis tagine turut memperkaya suasana, sekaligus memperlihatkan kekayaan kuliner tradisional Maroko.
5. Filipina
Umat Muslim di Filipina, yang jumlahnya sekitar 25% dari total populasi, umumnya memilih mengurbankan kambing dan anak sapi dibandingkan domba. Di negara ini, Iduladha hanya dirayakan selama satu hari. Hari libur nasional ditetapkan di wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim, namun hal ini tidak diberlakukan di kota-kota besar.
Perayaan biasanya diisi dengan kebersamaan keluarga yang berkumpul untuk makan bersama. Dalam tradisi unik, tuan rumah yang mengadakan jamuan kurban akan menyelipkan uang di bawah dudukan kursi makan. Uang tersebut menjadi milik siapa pun yang duduk di kursi itu.
6. Turkmenistan
Di Turkmenistan, perayaan Iduladha dimeriahkan dengan konser dan berbagai acara yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Salah satu tradisi yang paling unik adalah pemasangan ayunan besar di setiap lingkungan permukiman. Masyarakat Turkmen meyakini bahwa orang yang bermain di ayunan tersebut akan terbebas dari dosa.
7. Aljazair
Di Aljazair, masyarakat menghabiskan hari pertama Iduladha dengan membeli kayu bakar dan arang. Pada hari kedua, mereka menjalankan puasa. Mereka menyiapkan meja makan besar dan menyantap hidangan khas bernama melfuf, yang bentuknya mirip dengan makanan gulung atau wrap. Di wilayah Tamanrasset, terdapat tradisi khusus di mana hidangan yang disajikan berasal dari masakan para perempuan.
8. Kaukasus
Negara-negara di kawasan Kaukasus berada di bawah kekuasaan Uni Soviet hingga tahun 1990-an. Selama rezim Soviet yang melarang seluruh aktivitas keagamaan, umat Muslim di wilayah ini tidak dapat merayakan Iduladha. Namun, setelah pasar hewan kurban kembali dibuka pada tahun 1995, tradisi perayaan Iduladha mulai dihidupkan kembali di negara-negara Kaukasus.
9. Malaysia
Di Malaysia, di mana umat Buddha dan Muslim hidup berdampingan, beberapa tradisi perayaan hari besar mencerminkan perpaduan budaya yang unik. Di Kuala Lumpur, jalan-jalan dihiasi dengan rangkaian bunga berwarna-warni saat salat Iduladha besar digelar.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Distika Safara Setianda pada 1 Juni 2025.