Akuisisi Commonwealth, Saham OCBC (NISP) Menanjak

Nampak pejalan kaki melintas didepan logo baru OCBC di kawasan Kuningan Jakarta, 14 November 2023. (TrenAsia/Panji Asmoro)

JAKARTA - Saham PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menanjak setelah perseroan pengumuman akuisisi terhadap PT Bank Commonwealth Indonesia.

Menurut data RTI Business, Kamis (16/11/2023), saham NISP ditutup menguat 5,8 persen pada penutupan perdagangan. Setelah ditutup dengan penguatan tersebut, saham NISP diperdagangkan di harga Rp1.170 perlembar saham.

Performa saham NISP sebelum pengumuman ini pun memang sudah terbilang cukup positif, yang mana sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), saham NISP mengalami penguatan hingga 57,05 persen.

OCBC mengumumkan bahwa pada hari ini, Kamis 16 November 2023, telah resmi menandatangani Sale and Purchase Agreement (SPA) dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA) untuk membeli 99,00% saham unit bisnisnya di Indonesia, PT Bank Commonwealth (PTBC). Estimasi nilai transaksi ini mencapai Rp 2,2 triliun.

Baca Juga:

Dalam langkah strategis ini, OCBC Indonesia juga berencana untuk mengakuisisi sisa 1,00% saham PTBC dari pemegang saham lainnya. Namun, segala rencana ini masih memerlukan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan pemenuhan kondisi lainnya. Setelah akuisisi selesai, PTBC akan diintegrasikan ke dalam OCBC Indonesia.

Direktur OCBC Lili S. Budiana dan Hartati menjelaskan bahwa tujuan transaksi ini adalah mendukung program arsitektur dan konsolidasi perbankan Indonesia, serta mendukung pengembangan usaha perseroan.

"Selanjutnya, perseroan akan menggabungkan PTBC ke dalam perseroan," tulis keduanya melalui keterbukaan informasi yang diakses di situs Bursa Efek Indonesia, Kamis, 16 November 2023.

Sebelumnya, terdapat kabar bahwa perbankan Malaysia, CIMB, dan korporasi keuangan Jepang, J Trust, juga tertarik untuk membeli PT Bank Commonwealth. Menurut riset Stocktbit, kesepakatan akusisi tersebut berpotensi mencapai valuasi antara US$400 juta-US$500 juta atau setara dengan Rp6,3 triliun-Rp7,8 triliun dalam asumsi kurs Rp15.600 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga:

PT Bank Commonwealth sendiri memiliki fokus bisnis di beberapa sektor, termasuk pembiayaan ritel, layanan perbankan untuk usaha kecil dan menengah, serta layanan wealth management. Perusahaan ini saat ini dimiliki 99% oleh bank terbesar Australia, Commonwealth Bank of Australia.

Berdasarkan laporan keuangan dari periode sembilan bulan tahun 2023, PT Bank Commonwealth mengalami kerugian sebesar Rp415,8 miliar, melesat 452% dari Rp75,3 miliar yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, aset perusahaan mencapai Rp16,6 triliun dengan ekuitas sebesar Rp4,1 triliun.

Dikutip dari Reuters, Morgan Stanley selaku penasihat keuangan dalam penjualan PT Bank Commonwealth dilaporkan telah mengajukan permintaan kepada calon pembeli untuk mengirimkan penawaran pada awal November 2023.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 16 Nov 2023 

Bagikan

Related Stories