Anjing Liar Chernobyl Alami Adaptasi Genetik karena Hidup di Sekitar Reaktor Nuklir

Anjing Liar Chernobyl Alami Adaptasi Genetik karena Hidup di Sekitar Reaktor Nuklir (ist)

CHERNOBYL - Media Mongabay mengungkap bahwa anjing-anjing liar yang hidup di sekitar Reaktor Nuklir Chernobyl menunjukkan adaptasi genetik unik untuk bertahan di lingkungan dengan tingkat radiasi tinggi. 

Dalam laporannya,  menyoroti bagaimana spesies mamalia dapat berkembang biak dan bertahan dalam kondisi yang ekstrem, bahkan puluhan tahun setelah bencana nuklir terburuk dalam sejarah.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science Advances oleh tim ilmuwan dari University of South Carolina dan National Human Genome Research Institute (NHGRI), yang menganalisis DNA dari 302 anjing liar di dalam dan sekitar Zona Eksklusi Chernobyl.

Baca Juga:

Beberapa anjing yang diteliti hidup di area dengan tingkat radiasi hingga 400 kali lebih tinggi dibandingkan kawasan kota Chernobyl yang lebih aman.

Mereka mendiami lokasi-lokasi seperti fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas (ISF2) dan stasiun kereta Semikhody, wilayah yang selama puluhan tahun tidak dihuni manusia secara permanen.

Peneliti menemukan bahwa sekitar 77 persen anjing tergolong dalam 15 kelompok keluarga besar. Salah satu keluarga bahkan terdiri atas lebih dari 160 individu yang tersebar di beberapa titik zona berbahaya. 

Hal ini menunjukkan bahwa populasi anjing ini tidak hanya bertahan, tetapi juga bereproduksi lintas generasi di bawah tekanan lingkungan yang luar biasa.

Perbedaan Genetik yang Signifikan

Studi tersebut mengungkapkan bahwa anjing yang tinggal di dekat reaktor (CNPP) memiliki keanekaragaman genetik yang rendah. Para ilmuwan menduga ini bisa disebabkan oleh populasi kecil yang terisolasi (inbreeding) atau bentuk adaptasi terhadap paparan radiasi. 

Mereka berbeda secara genetik dari anjing liar di kota Chernobyl, yang cenderung memiliki campuran DNA dari ras modern seperti anjing peliharaan.

DNA dari anjing-anjing CNPP menunjukkan keberadaan haplotipe leluhur, termasuk yang terkait dengan German Shepherd, yang diduga membantu mereka bertahan terhadap radiasi. 

Para peneliti menegaskan bahwa studi lanjutan masih dibutuhkan untuk membedakan apakah ini benar-benar hasil mutasi adaptif atau hanya refleksi dari struktur populasi tertutup.

Jejak Sejarah dari Bencana 1986

Anjing-anjing ini diyakini merupakan keturunan dari hewan peliharaan yang ditinggalkan saat evakuasi massal pada tahun 1986. Setelah lolos dari pemusnahan awal oleh pihak berwenang, mereka berkembang menjadi populasi liar yang kini menjadi subjek penting bagi studi ilmiah.

Menurut laporan Mongabay, populasi anjing liar Chernobyl menawarkan laboratorium alam yang unik untuk memahami bagaimana mamalia besar bisa beradaptasi secara genetik terhadap kondisi ekstrem. 

Baca Juga:

Temuan ini berpotensi membantu ilmuwan dalam mengidentifikasi gen-gen yang mendukung ketahanan hidup dalam situasi berbahaya, termasuk potensi radiasi atau bencana nuklir di masa depan.

Meski demikian, para ilmuwan belum dapat memastikan apakah perubahan genetik ini benar-benar hasil dari seleksi alam akibat radiasi, atau lebih disebabkan oleh faktor demografis seperti isolasi populasi. Penelitian lanjutan sedang diarahkan untuk mengupas lebih dalam kemungkinan ini.

Penelitian tentang anjing-anjing Chernobyl ini bukan hanya membuka jendela pada kemampuan hidup di tengah radiasi, tetapi juga pada potensi genetik makhluk hidup untuk beradaptasi di luar batas-batas yang sebelumnya dianggap mungkin.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 11 Jun 2025 


Related Stories